Self Health & Wellness

Menyimpan Memori

Pernah tidak suatu kali bertanya pada diri sendiri, bagaimana sih cara kerja otak kita? Kenapa banyak ingatan-ingatan yang seakan menghilang seiring berjalannya waktu? Apa iya ketika tua nanti otak kita semakin sulit berkembang? Banyak sekali mitos seputar cara kerja otak namun sedikit dari kita yang mau meninjau lebih jauh kebenarannya. Pada dasarnya kemampuan setiap orang berbeda sebab nutrisi yang masuk serta cara membangun daya pikirnya pun berbeda. Sejak bayi kita sudah mulai membangun daya pikir otak dengan belajar mengenali dan berinteraksi. Hingga tua pun otak kita masih bisa terus dilatih. Saraf dan neuron dalam otak terus berkembang dan selama masih berkembang mereka bisa terus dilatih. Kecuali kalau memang terjangkit penyakit demensia. 

Otak kita memiliki bagian-bagian dengan fungsinya masing-masing. Misalnya ada tempat untuk mengatur penglihatan, menyimpan memori, menyelesaikan masalah, berbahasa, dan untuk motorik. Ia hanya berisitirahat di saat tidur meskipun sesungguhnya sebagian masih ada yang bekerja. Makanya terkadang kita bisa bermimpi atau tiba-tiba merasakan keinginan untuk bangun. Setiap bagian tersebut bekerja satu sama lain sehingga kita sebenarnya bisa memanfaatkan 100% otak kita jika tahu betul cara memaksimalkannya. Terdapat dua faktor; internal dan eksternal, yang memengaruhi kinerja otak. Faktor internal sendiri berpusat pada kesehatan otak yang berasal dari gaya hidup. Kualitas istirahat, nutrisi makanan (konsumsi banyak protein seperti ikan dan telur) serta tingkat stres menjadi poin penting menjaganya kian sehat. 

Tidak berhenti di sana, untuk dapat memperkuat ingatan kita bisa melakukan pengulangan saat menyerap informasi. Misalnya hari ini kita baca sebuah informasi lalu kita ulang 3 hari kemudian. Kemudian satu bulan dan tiga bulan setelahnya. Kalau menyerapnya dengan baik maka informasi ini akan terus tersimpan dalam lapisan otak dalam jangka panjang. Ingat tidak saat di Sekolah Dasar mengingat perkalian? Sampai sekarang kita masih ingat, kan? Itu karena dulu seringkali kita mengulang hafalan dari selama periode tertentu. Faktor pengulangan ini juga yang mendasari praktik hipnosis di mana kita bisa melatih memori untuk memercayai afirmasi yang diinjeksi dalam otak. Kita mengucapkan afirmasi positif pada diri sendiri dan mendengarkan suara kita berulang-ulang. Hingga akhirnya otak pun meyakini afirmasi tersebut dan memberikan sinyal pada seluruh tubuh untuk berlaku demikian.

Untuk dapat memperkuat ingatan kita bisa melakukan pengulangan saat menyerap informasi.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari motivasi. Untuk lebih mudah mengingat suatu kejadian atau informasi terdapat motivasi seperti sosok yang dekat dengan kita. Contohnya saat kita menghadiri pemakaman seseorang yang kita sayangi. Beberapa tahun setelahnya kita pasti masih akan mengingat betul suasana di pemakaman, siapa orang terdekat yang datang. Tanpa perlu berusaha mengingat dengan keras secara otomatis informasi tersebut bisa diingat kembali karena ada faktor motivasi ini. Memang, otak kita memilah informasi yang akan diingat dan tidak. Biasanya informasi yang disimpan baik-baik adalah yang bermakna untuk hidup kita. Namun tidak semerta-merta hilang begitu saja.

Memori yang dirasa kurang bermakna masih tersempil di dalamnya dan masih bisa kembali jika ada pemicunya. Kecuali memori yang ada di bawah empat tahun. Biasanya kita tidak lagi bisa mengingat sebab pada masa itu pembentukan daya pikir belum terbentuk sempurna. Otak kita juga akan memilah informasi berdasarkan prioritas ketika data yang diserap masuk bertubi-tubi secara bersamaan. Misalnya jika ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan dalam sekali waktu. Ini bisa membuat kita tidak fokus dan justru melemahkan daya pikir otak. Paling baik adalah membiarkan otak berpikir untuk membuat daftar pekerjaan, menyerap tiap-tiapnya dengan baik, dan diselesaikan satu persatu.

Jika ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan dalam sekali waktu, ini bisa membuat kita tidak fokus dan justru melemahkan daya pikir otak.

Related Articles

Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024
Card image
Self
Pendewasaan dalam Hubungan

Pendewasaan diri tidak hadir begitu saja seiring usia, melainkan hasil dari pengalaman dan kesediaan untuk belajar menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berlaku saat membangun hubungan bersama pasangan.

By Melisa Putri
06 April 2024