Sejak kecil film selalu terasa seperti liburan untukku. Aku mengawali ketertarikanku terhadap film sedari kecil. Ketika aku masih duduk di bangku sekolah aku kerap kali diajak orangtua untuk menonton film ke bioskop. Masih teringat jelas di kepalaku saat aku harus mengantre bahkan sebelum pintu bioskop dibuka untuk menonton film yang berhasil membuatku jatuh cinta, film Laskar Pelangi. Film yang mengisahkan petualangan sekumpulan anak dari Belitung ini menjadi salah satu film yang paling berkesan bagiku. Saat beranjak dewasa aku juga ingat kesempatan ketika aku menonton film Heart yang diperankan oleh Acha Septriasa, Irwansyah, dan Nirina Zubir. Film ini sukses membuatku ingin mencoba mempraktikan peran dalam film tersebut bersama beberapa sepupuku saat itu. Ketika itu sebenarnya aku pernah merasa akting cukup menyenangkan, walaupun tentu saja masih main-main.
Sejak kecil film selalu terasa seperti liburan untukku. Ketika aku masih duduk dibangku sekolah aku kerap kali diajak orangtua untuk menonton film ke bioskop.
Aku merasa film selalu menjadi bagian dari hidupku dari kecil hingga beranjak dewasa. Kendati demikian tidak pernah ku bayangkan sebelumnya bahwa aku akan berkarir di industri perfilman seperti sekarang. Sejak kecil cita-cita ku hanya sebatas profesi yang diajarkan di sekolah seperti dokter, guru, atau insinyur. Aku mengawali karir di dunia hiburan sebagai pembawa acara dan juga sinetron, sebelum akhirnya aku mendapatkan tawaran casting untuk sebuah film. Aku sebenarnya sempat ragu apakah aku mampu, tapi aku akhirnya meyakinkan diri bahwa aku bisa menjadi bagian dari film.
Berkarir sebagai aktor memberikanku banyak kesempatan untuk memerankan berbagai karakter. Anehnya, aku merasa tidak ada satupun karakter yang aku mainkan terasa jauh dari kepribadianku. Aku percaya manusia sebenarnya kompleks dan terdiri dari berbagai kepribadian yang mungkin saja belum kita sadari. Sebagai manusia kita pasti pernah merasakan senang, sedih, kecewa, dan beragam emosi lainnya. Hanya saja sebagai aktor aku diminta untuk menyampaikan berbagai emosi tersebut melalui karakter yang aku perankan. Adakalanya saat mendalami sebuah peran aku justru menemukan kepribadian yang selama ini belum aku sadari.
Aku percaya manusia sebenarnya kompleks dan terdiri dari berbagai kepribadian yang mungkin saja belum kita sadari. Sebagai manusia kita pasti pernah merasakan senang, sedih, kecewa, dan beragam emosi lainnya.
Terkadang ada karakter yang begitu melekat dalam diriku. Salah satunya adalah karakter Lily dalam serial “I Love You Silly”. Entah mengapa aku merasa karakter ini terbawa hingga kehidupanku sehari-hari. Karakter yang terbilang kekanak-kanakan ini kadang kala membuat sahabat-sahabat terdekatku mengingatkanku untuk kembali menjadi Prilly yang biasanya dan keluar dari karakter Lily. Film beserta berbagai karakter yang aku perankan menyuguhkan lebih banyak perspektif dalam memandang sebuah masalah. Aku merasa beruntung karena aku mendapat banyak pengalaman dan rasa yang membentuk diriku karena film.
Film beserta berbagai karakter yang aku perankan menyuguhkan lebih banyak perspektif dalam memangdang sebuah masalah. Aku merasa beruntung karena aku mendapat banyak pengalaman dan rasa yang membentuk diriku karena film.
Sebagai individu yang berkarya melalui film, peran festival film menjadi salah satu bahan bakar dan bentuk apresiasi untukku, sertasemangatku untuk terus berkarya. Bohong kalau aku bilang aku tidak ingin filmku hadir dalam sebuah festival film. Aku sendiri juga sangat bersyukur bisa diberi kepercayaan dan kesempatan sebagai duta FFI 2021. Aku tidak serta merta menerima tawaran ini begitu saja. Tapi ternyata pengalamanku di depan dan juga di belakang layar sebagai produser agaknya dianggap bisa mewakili generasi muda yang mungkin juga tertarik untuk berkecimpung dalam industri perfilman.
FFI 2021 juga membuka pintu bagi masyarakat luas untuk dapat berpartisipasi menjadi bagian dari FFI melalui kategori pilihan favorit penonton. Cukup dengan vote melalui situs FFI 2021 dan kamu bisa memilih film, aktor, aktris, dan nominasi lainnya berdasarkan seleramu sendiri. Tema FFI tahun ini juga sangat dekat dengan situasi sekarang yaitu “Sejarah Film dan Media Baru”. Kita sedang mengalami perubahan dengan adanya pandemi saat ini. Tapi tiba-tiba hadir inovasi baru berupa digital platform yang memungkinkan para sineas untuk tetap membagikan hasil karyanya. Di sisi lain kita juga selayaknya tetap mengingat sejarah dan peran tokoh-tokoh film masa lalu yang berhasil mengembangkan indutri film tanah air hingga titik ini.
Aku pribadi sangat senang dengan harapan dan antusiasme masyarakat luas terhadap film maupun serial Indonesia agar bisa bersaing di pasar internasional. Belakangan ini juga sudah sangat banyak karya anak bangsa yang diakui secara internasional melalui beragam festival film. Untuk itu aku juga mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa ikut menyukseskan keinginan kita bersama untuk menghadirkan karya dan tontonan yang berkualitas dengan menonton karya kita secara legal di digital platform atau bioskop.
Aku juga mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa ikut menyukseskan keinginan kita bersama untuk menghadirkan karya dan tontonan yang berkualitas dengan menonton karya kita secara legal di digital platform atau bioskop.