Self Lifehacks

Menyederhanakan Gelisah

Ketika mengalami suatu masalah atau kegelisahan aku adalah tipe orang yang cenderung ekspresif jika dibandingkan dengan orang-orang yang ada di sekitarku. Pasti terlihat dari ekspresi wajah kalau sedang ada hal yang aku pikirkan dan aku pasti akan cerita dengan orang-orang terdekat. Hingga lama kelamaan aku merasa salah satu solusi ketika aku merasa resah adalah bukan dengan menyimpannya sendiri terlalu lama. Aku akan meminta bantuan orang lain saat aku butuh. Mungkin setiap orang akan punya kebiasaan yang berberbeda dalam menyelesaikan masalah, aku pribadi merasa bicara adalah solusi yang bekerja dengan baik untukku.

Ketika ingin membicarakan sebuah masalah dengan orang lain, aku juga harus memastikan bahwa semua orang yang terlibat memang sudah siap dan bersedia untuk diskusi. Dalam artian, kamu nggak akan dapat hasil yang terbaik kalau salah satu diantaranya belum siap untuk bicara. Aku biasanya membiarkan masing-masing individu unutk ambil jeda waktu hingga akhirnya setuju untuk berdiskusi. Hal paling penting yang aku pelajari saat berdiskusi untuk menyelesaikan masalah adalah perbincangannya harus berjalan dua arah. Sampai detik ini aku juga masih belajar, karena terkadang kita punya tendensi yaitu mendengar untuk menjawab bukan mendengar untuk mengerti.

Hal paling penting yang aku pelajari saat berdiskusi untuk menyelesaikan masalah adalah perbincangannya harus berjalan dua arah. Sampai detik ini aku juga masih belajar, karena terkadang kita punya tendensi yaitu mendengar untuk menjawab bukan mendengar untuk mengerti.

Aku belajar untuk mendengarkan argumen orang lain walaupun mungkin sebenarnya kita punya opini yang berbeda. Setelah bersedia mendengar, mungkin akan ada beberapa opini kita yang akhirnya kita tahan untuk tidak keluar. Itu susah banget, butuh waktu untuk bisa punya pola pikir seperti ini. Aku pun pernah merasa takut untuk berbicara dengan orang lain ketika kita punya masalah. Kalau aku runurtkan kembali dari mana datangnya ketakutan itu, aku mengambil kesimpulan bahwa ketika kita takut untuk berdialog dengan orang lain mungkin masalah dasarnya adalah rasa percaya dalam sebuah hubungan. Bisa dengan pasangan, orang tua, rekan kerja, dan lain sebagainya. Terkadang ada juga momen aku merenungkan kembali apa yang sudah aku ucapkan. Meskipun begitu pelajaran yang aku dapat adalah kalau aku tidak bicara, mungkin orang tersebut tidak akan paham yang aku maksud selama ini. Jadi, aku selalu merasa komunikasi dan mengutarakan apa yang kita pikirkan itu sangat penting. Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain.

Terkadang ada juga momen aku merenungkan kembali apa yang sudah aku ucapkan. Meskipun begitu pelajaran yang aku dapat adalah kalau aku tidak bicara, mungkin orang tersebut tidak akan paham yang aku maksud selama ini. Jadi, aku selalu merasa komunikasi dan mengutarakan apa yang kita pikirkan itu sangat penting. Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain.

Ada momen di mana aku menghadapi masalah yang rasanya membuat dunia mau runtuh. Saat semester pertama aku kuliah, tiba-tiba aku tidak bisa mengikuti suatu mata kuliah yang menjadi syarat kelulusan. Baru masuk kuliah tapi aku sudah menghadapi kemungkinan tidak bisa lulus karena masalah ini. Aku mencoba minta tolong kepada teman-teman dan berbagai cara lainnya tapi belum ada solusinya. Hingga akhirnya aku coba cerita ke Mama, aku tipe anak yang kalau sudah buntu baru cerita ke Mama. Saat aku coba jelaskan kondisinya Mama cuma bilang,

“Kenapa nggak kamu coba omongin ke dosen, ketakutan kamu itu cuma ada di kepala kamu. Semua hal bisa dinegosiasikan,”

Walaupun dalam hati aku merasa mungkin Mama tidak benar-benar mengerti seberapa berat masalah ini dikepalaku, tapi kemudian aku coba bicara dengan dosen pengampu mata kuliah terebut. Aku jelaskan juga alasan kenapa aku belum bisa mengikuti mata kuliah tersebut dan ternyata ada solusinya dalam sekali pertemuan. Dari yang awalnya aku rasa duniaku mau runtuh hingga akhirnya ternyata aku merasa solusinya adalah dengan berkomunikasi. Kalau aku menemui dosenku untuk berdialog dengan lebih cepat, rasanya ada banyak tahapan yang sebenarnya tidak harus aku lalui. 

Momen ketika aku cerita ke Mama dan ternyata komunikasi bisa jadi penyelesaian masalah yang aku hadapi adalah salah satu nasihat yang berkesan untukku. Hal ini juga jadi narasi yang aku sampaikan lewat lagu “Ruang”. Ke depannya aku ingin membuat sebuah album yang lagunya berisi wejangan dari Mama, karena aku sangat dekat dengan beliau, pada akhirnya aku pasti menceritakan semua hal sama Mama. Lagu Ruang adalah lagu paling organik yang aku tulis. Ketika menulis lagu biasanya aku akan menjadikan lagu-lagu lain sebagai referensi, tapi dalam penulisan lagu ini hanya berawal dari voice note yang aku rekam. 

Melalui lagu ini aku berharap dapat menyampaikan pesan bahwa sebenarnya masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan atau setidaknya disederhanakan dengan komunikasi. Kalau teman-teman sedang ada masalah, coba dibicarakan. Kalau kamu bisa menyelesaikan masalahmu sendirian, boleh banget, tapi bukan berarti perasaan yang sudah terlanjur hadir harus dipendam sendirian. Perasaan yang dipendam adalah bom waktu, menjelaskan kegelisahan kita bisa jadi step awal dalam menyelesaian masalah yang sedang kita hadapi. 

Sebenarnya masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan atau setidaknya disederhanakan dengan komunikasi. Kalau teman-teman sedang ada masalah, coba dibicarakan. Kalau kamu bisa menyelesaikan masalahmu sendirian, boleh banget, tapi bukan berarti perasaan yang sudah terlanjur hadir harus dipendam sendirian.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024