Manusia memang rumit, kadang kita terlalu sulit untuk menghargai kehadiran seseorang dalam hidup kita hingga ia kemudian menjauh atau bahkan pergi untuk selamanya. Kehilangan, memang bukan perkara mudah untuk dihadapi. Perlu tekad dan kelapangan hati untuk bisa menghadapinya. Masih jelas diingatan kita bersama saat dunia harus melalui masa-masa sulit yang tidak pernah diduga. Banyak perjumpaan yang kemudian harus usai.
Semua orang tentu memiliki masa sulitnya masing-masing. Kita juga pasti pernah merasakan kehilangan, entah itu saudara, teman, kerabat, atau siapapun manusia yang pernah menjadi bagian dalam hidup kita. Banyak yang mengatakan bahwa kesedihan adalah bagian dari emosi yang juga harus kita rasakan, sayangnya terkadang keadaan memaksa kita untuk menentukan prioritas. Kemudian membuat kita memaksakan diri untuk langsung keluar dari rasa sedih. Tapi ternyata rasa sedih itu harus tuntas sebelum kita bisa kembali melanjutkan hidup.
Berangkat dari pengalaman kehilangan sosok orang tua, rasa sedih yang belum tuntas tersebut kemudian kami tuangkan dalam sebuah karya berjudul “Tanpa Pelukmu”. Lagu ini menceritakan proses berdamai dengan rasa kehilangan, sekaligus juga sarana bagi siapapun yang sedang memerlukan wadah untuk meluapkan kesedihannya. Proses pengerjaan lagu ini juga kemudian dibantu oleh seorang teman baik bernama Chiekannisa. Tidak hanya tentang kehilangan, lebih jauh lagi, lagu ini juga diharapkan bisa menjadi tanda syukur bagi kita untuk mulai menghargai kehadiran orang-orang di sekitar kita.
Tidak akan ada yang abadi di dunia ini, pada akhirnya semua akan meninggalkan kita. Selagi mereka ada, akan sangat menyenangkan jika dinikmati hari-hari bersamanya dihargai keberadaannya. – Bakastihaga
Kehilangan juga tidak hanya berarti ditinggalkan untuk selama-lamanya, bisa juga dimaknai dengan sebuah hubungan yang selesai atau mungkin persahabatan yang ternyata kemudian terpisahkan keadaan dan pendewasaan. Tidak ada proses yang mudah dalam melewati perpisahan dan kehilangan, tentu setiap orang akan memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Terkadang, momen kehilangan orang yang kita kasihi juga membukakan mata kita bahwa ternyata ada banyak orang-orang di sekeliling kita yang selama ini juga peduli dan berusaha hadir untuk kita. Ini yang kemudian bisa membuat kita kuat untuk bisa berdamai dengan keadaan.
Terkadang, momen kehilangan orang yang kita kasihi juga membukakan mata kita bahwa ternyata ada banyak orang-orang di sekeliling kita yang selama ini juga peduli dan berusaha hadir untuk kita. Ini yang kemudian bisa membuat kita kuat untuk bisa berdamai dengan keadaan.
Bagi teman-teman yang masih beruntung memiliki waktu dengan orang-orang tersayang, yang fisiknya masih bisa kita gapai harus dipergunakan secara baik. Kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi. Terutama waktu beharga yang masih bisa kita habiskan bersama orang tua. Semegah apapun tempat peristirahatan terakhir mereka kelak, hadiah terbaik yang bisa kita berikan sebenarnya adalah kesediaan untuk tetap hadir dan mengibur mereka selagi mereka masih bisa meraskannya secara langsung.
Semegah apapun tempat peristirahatan terakhir mereka kelak, hadiah terbaik yang bisa kita berikan pada orang tua sebenarnya adalah kesediaan untuk tetap hadir dan mengibur mereka selagi mereka masih bisa meraskannya secara langsung. – Michael Hizkia
Kami tau, kalimat-kalimat anjuran untuk menghargai waktu dengan orang-orang terkasih selagi masih bisa, mungkin terasa seperti angin lalu saat masih bisa kita lakukan. Namun saat semuanya sudah tidak mungkin, itu memang benar adanya. Kalau ditanya apa yang paling diinginkan di dunia ini, kalau sekiranya semua akan terpenuhi, mungkin mesin waktu, untuk mengulang momen-momen penting yang dulu terlewat. Tapi semua sudah tidak mungkin, kita juga harus melangkah maju dan tidak lagi terjebak di masa lalu. Semoga semuanya bisa lebih menghargai orang-orang sekitar.
Terlepas dari pesan yang ingin disampaikan dalam lagu “Tanpa Pelukmu”. Proses pengerjaan lagu ini terbilang jauh lebih mudah dibandingkan lagu yang sebelumnya saya rilis bertajuk “Pendamping Hidupku”. Lagu yang akhirnya harus dirilis ditengah-tengah masa pandemi, ditambah jarak Indonesia-Jerman yang juga menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kami berharap “Tanpa Pelukmu”, semoga lebih bisa diterima oleh teman-teman pendengar musik di Indonesia dan bisa mendapatkan tempat di hati teman-teman.