Ada banyak sekali hal yang bisa kita ceritakan dari sebuah hubungan yang kita jalani. Bisa bersama pasangan, teman, atau juga keluarga. Setiap hubungan yang kita jalani dengan manusia lain, tak jarang berhubungan erat dengan rasa kasih sayang dan kehilangan. Hal ini juga yang akhirnya menjadi inspirasi saya dalam bermusik.
Musik adalah salah satu medium yang membuat saya nyaman untuk bercerita. Umumnya saya memang menulis dan mengerjakan musik saya sendiri. Di era ini sepertinya memang bermusik bisa dilakukan dengan lebih sederhana. Saya hanya perlu microphone, beberapa instrumen musik, dan laptop untuk membuat lagu.
Baru-baru ini saya juga merilis sebuah mini album berjudul “Fool”. Mini album ini bercerita tentang beragam situasi dalam hidup, tentang jarak, kasih sayang, move on, serta beragam hal-hal menyenangkan yang ada di dunia. Fool di sini juga merupakan sebuah akronim dari Fall Out of Love. Kata fall juga bisa berarti musik gugur, sebuah musim yang membawa kita selesai dari musim panas dan menyambut musim dingin. Fool juga bisa berarti bodoh, dalam artian saya ingin menceritakan beragam kejadian dan pengambilan keputusan bodoh yang saya lakukan karena cinta. Jadi album ini bisa dimaknai dengan du acara berbeda.
Kalau diminta memilih sebuah lagu untuk direkomendasikan, mungkin saya akan memilih lagu “dear abbey”. Lagu ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah lagu cinta, tapi bukan dengan pasangan tapi kepada keluarga. Saya rasa hal ini bukan sebuah topik yang umum kita bicarakan, terutama di budaya timur, apalagi dalam musik-musik saya sebelumnya. Melalui lagu ini, saya ingin mengungkapkan bahwa kita tidak harus selalu menyelam ke rasa sakit terdalam kita untuk berkarya, karena ada banyak hal disekeliling kita yang bisa dijadikan inspirasi, salah satunya adalah keluarga.
Kita tidak harus selalu menyelam ke rasa sakit terdalam kita untuk berkarya, karena ada banyak hal disekeliling kita yang bisa dijadikan inspirasi, salah satunya adalah keluarga.
Disepanjang perjalanan saya bertemu dengan banyak orang selama ini, jatuh cinta tak jarang membuat saya mengambil keputusan-keputusan bodoh dalam hidup. Hal ini juga alasan kenapa akhirnya lagu “Fool” tercipta. Tapi saya rasa banyak orang yang juga pernah berada di fase yang sama. Saat dimana cinta menjadi satu-satunya hal yang kita pikirkan, kita tentu akan sulit merasionalisasikan segala pilihan ang kita buat. Kadang kita mungkin salah pilih dan berunjung pada asumsi bahwa hidup kita berantakan, tapi bukan berarti tidak ada jalan untuk memperbaiki hidup. Gagal dan salah pilih juga bagian dari perjalanan kita tumbuh dewasa.
Kadang kita mungkin salah pilih dan berunjung pada asumsi bahwa hidup kita berantakan, tapi bukan berarti tidak ada jalan untuk memperbaiki hidup. Gagal dan salah pilih juga bagian dari perjalanan kita tumbuh dewasa.
Satu pelajaran yang saat ini selalu berusaha saya ingat adalah untuk bisa belajar memaafkan diri sendiri. Sepanjang perjalanan hidup, tak jarang kita tanpa sengaja terlalu keras pada diri sendiri, tapi jika dilakukan terus menerus ini tentu tidak baik bagi kesehatan mental kita. Saya berharap lagu-lagu yang ada di dalam mini album yang baru saya rilis bisa membantu teman-teman untuk berdamai dengan segala pilihan yang kita buat dan bersedia memaafkan diri sendiri untuk melanjutkan hidup.