Di masa pertengahan usia kepala dua, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan quarter life crisis. Sebuah istilah yang menggambarkan kesulitan terkait dengan penemuan identitas dan jati diri seseorang di usia dua puluhan. Kami juga merasakan hal yang sama.
Saat di mana kita baru lulus kuliah dan mulai memasuki masa-masa dewasa, dengan segala tuntutan dan ekspektasi yang kemudian terus diutarakan oleh orang-orang di sekitar kita. Sepertinya pengalaman dibandingkan dengan orang lain atau ekspektasi serta harapan yang kadang terlalu berat juga dirasakan oleh banyak orang. Kami sendiri melihat hal ini khususnya lebih terasa di budaya timur, di mana keluarga memegang peranan penting terhadap hidup kita.
Saat merasa hidup mulai sulit, tentu setiap orang akan punya cara yang berbeda-beda untuk meredakan pikiran. Bisa dengan olahraga seperti main bola, skateboard, catur, atau juga musik. Punya hobi sebagai pelepas stres bisa jadi salah satu cara terbaik untuk meringankan pikiran kita.
Punya hobi sebagai pelepas stres bisa jadi salah satu cara terbaik untuk meringankan pikiran kita.
Musik adalah hal yang kemudian menyatukan kami semua dalam band Heaven Affair. Sebenarnya kami sudah mulai bermusik sejak tahun 2017, tapi akhirnya kami baru merilis lagu pertama kami sendiri di tahun 2019. Melihat ada banyak orang yang bisa menyanyikan lagu yang kami buat sendiri ternyata memberikan rasa bahagia yang berbeda dibandingkan saat menyanyikan lagu orang lain di panggung.
Mulai dari saat itu, berangkat dari keinginan untuk bersenang-senang melalui musik kemudian mulai kami seriuskan dan menjadi sebuah pilihan karir. Tapi ini bukan berarti musik tidak lagi menyenangkan, ini justru menjadi cara kami untuk tetap berbagi cerita tentang apa yang tengah kami lalui.
Salah satunya melalui lagu “Shanghai” yang baru saja kami rilis beberapa waktu lalu. Lagu ini berawal dari musik dulu sebenarnya, masing-masing dari kami kemudian ikut berkontribusi dalam proses kreatif pembuatan lagu ini. Melalui lagu “Shanghai” kami ingin mengajak teman-teman untuk mengambil napas sejenak. Kalau di lagu sebelumnya, “Samurai”, kami bercerita tentang lima samurai yang sedang mencari jati diri, di lagu terbaru kali ini kami ingin memberikan nuansa yang berbeda. Terutama dari segi musik.
Kedua lagu yang kami rilis di tahun ini juga merupakan persiapan menuju EP yang akan kami rilis di tahun depan. Masih dengan benang merah budaya Asia. Kenapa Asia? Karena menurut kami ada perspektif yang berbeda dalam melihat tuntutan hidup sebagai orang Asia, juga keinginan kami untuk mengeksplorasi lebih banyak budaya di kawasan Asia sebagai inspirasi kami dalam bermusik. Sedikit bocoran EP kami di tahun depan akan berjudul “God Damn Asian Perception” dengan lima lagu di dalamnya.
Kalau teman-teman sedang melalui hal sulit di hidup, kadang memang jawabannya adalah menunggu. Sering kali memang kita harus mengambil waktu untuk sejenak menenangkan diri ketika memang tidak ada banyak pilihan yang bisa kita ambil. Ini adalah waktu untuk kita menunggu dan menerima keadaan, kelak keadaannya akan lebih baik. Sering kali kita tertalu memikirkan apa yang sebenarnya belum tentu terjadi, maka lebih baik fokus saja dengan apa yang kita hadapi hari ini.
Sering kali memang kita harus mengambil waktu untuk sejenak menenangkan diri ketika memang tidak ada banyak pilihan yang bisa kita ambil. Ini adalah waktu untuk kita menunggu dan menerima keadaan, kelak keadaannya akan lebih baik.