Self Lifehacks

Menemukan Potensi Dalam Keheningan

P. Tommy Y.S. Suyasa

@.

Dosen Psikologi

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Apakah orang yang sukses adalah orang yang sibuk? Apakah kita perlu terburu-buru untuk menjadi orang sukses? Apakah menjadi sukses artinya “menjadi diri sendiri” atau menjadi “seperti orang lain yang kaya raya”, atau menjadi “diri sendiri yang kaya raya”?

Saat kita sibuk dan terburu-buru, tentu kita sangat menghargai waktu. Saking berharganya waktu tersebut, sampai-sampai (menurut pikiran), kita tidak memiliki waktu untuk berdiam diri. Berdiam diri sebenarnya tidak selalu berkonotasi negatif. Berdiam diri juga dapat diartikan memberikan waktu untuk diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri adalah saat kita berada dalam keheningan.

Ada kecenderungan, saat kita dalam keadaan terburu-buru, atau diburu-buru oleh waktu, kita melupakan kekuatan atau potensi yang ditemukan dalam keheningan. Apabila dimungkinkan, jangan kita yang diburu-buru waktu, tetapi waktu yang diburu-buru oleh kita.

Keheningan bagaikan kondisi saat benih bertumbuh menjadi bunga. Bunga tersembunyi di dalam benih, dan benih tersembunyi dalam keheningan bumi. Keheningan membantu benih bertumbuh menjadi bunga dengan cara yang sangat halus. Dalam keheningan, kita dapat melihat proses bagaimana sinar matahari yang menghangatkan, dan berbagai unsur hara di dalam bumi, menumbuhkan benih hingga menjadi bunga.

Keheningan bagaikan kondisi saat benih bertumbuh menjadi bunga.

Keheningan lebih dari sekedar forum diskusi, keheningan adalah pengalaman. Saat kita berada dalam keheningan, kita akan puas berdiskusi dengan pikiran kita. Saat kita berada dalam keheningan, kita menemukan benih (jati diri) kita, kita menemukan kebenaran “who am I”, dan kita sukses menyatu dengan diri kita.

Keheningan bisa mengantarkan kita mencapai potensi diri yang mungkin selama ini tersembunyi. Oleh karenanya, keheningan bisa dijadikan sebuah ‘terapi’ yang tepat sebelum memulai sebuah aktivitas. Contohnya saja dalam kegiatan belajar dan mengajar. Sebelum memulai perkuliahan, saya selalu mengajak mahasiswa untuk turut di dalam hening selama lima menit dengan ditingkahi musik instrumental. Lima menit itu sungguh berarti. Kami duduk diam.

Keheningan bisa mengantarkan kita mencapai potensi diri yang mungkin selama ini tersembunyi.

Ada dua metode untuk mengheningkan cipta yang dapat dipilih. Yang pertama mindfulness dan yang kedua cognitive re-appraisal.

Dalam pendekatan mindfulness, mengheningkan cipta justru disarankan dilakukan dengan membuka mata. Karena dalam pendekatan ini, intinya adalah menyadari “here and now”. Dengan membuka mata maka kita bisa lebih menyadari keadaan di sekeliling dan di mana kita berada. Kemudian kita pun dapat menggunakan indera tubuh untuk bisa merasakan udara dan suhu di sekeliling, rasa nyaman, hingga suara-suara di lingkungan. Dengan demikian kita bisa merasakan, melihat, dan mendengar apapun dengan lebih peka.

Sementara untuk pendekatan cognitive re-appraisal, tentu saja menggunakan jalur kognitif. Caranya adalah dengan menggunakan satu buah pikiran yang menurut kita paling positif dan kemudian mencernanya kembali. Jadi bebas terserah apa saja yang bisa dipikirkan dalam kepala. Jangan terburu-buru berpikir rumit. Pilih kata positif; bersyukur dan terima kasih, misalnya. Ini adalah contoh yang paling gampang ditemukan dan ada analoginya banyak; pada siapa, tentang apa, yang kemudian bisa dielaborasi lebih lanjut. Artinya kita bisa berpikir berulang-ulang tentang konsep terima kasih yang sangat dekat kaitannya dengan bersyukur.

Jika kata terima kasih itu masih sulit untuk ditemukan karena banyak rintangannya, cobalah berpikir satu hal baik lainnya yang paling dekat dan yang paling mudah ditemukan. Contohnya: kejujuran, kebebasan, kemandirian, atau tanggung jawab.

Apa yang dilakukan ini tentu saja tidak bisa mengukur tingkat keberhasilan dengan pasti karena hasilnya sangat personal. Namun memang ada beberapa yang menyampaikan bahwa mereka berhasil lebih berkonsentrasi dalam menerima informasi dan lebih fokus. Sementara untuk saya tentu juga berdampak. Saya bisa dengan lebih tenang dan nyaman dalam menyampaikan materi.

Sebenarnya, mengheningkan cipta paling ideal dilakukan pada pagi hari saat memulai aktivitas. Namun karena ini dalam konteks belajar di kelas, maka yang bisa dilakukan adalah setiap masuk kelas dan saat akan mengakhirinya.

Untuk awam, selain pagi hari, setiap pergantian aktivitas sebaiknya perlu memiliki jeda. Dalam jeda inilah kita bisa berdiam atau mengheningkan cipta seperti konsep di atas selama lima menit. Hal ini menjadi cukup penting untuk dilakukan karena setiap berganti aktivitas otak kita seperti mengubah pola pikirnya menyesuaikan dengan aktivitas yang selanjutnya. Untuk itu dibutuhkan suatu ketenangan agar pikiran tidak menjadi kacau balau. Karena apabila pikiran tidak tenang saat berganti aktivitas, maka apapun yang kita lakukan akan menjadi tidak fokus, sulit konsentrasi, dan gelisah.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024