Ketika berbicara tentang rumah sebenarnya kita dapat mengartikannya dengan dua cara. Pertama secara harfiah, rumah adalah sebuah bangunan yang dapat kita gunakan untuk berlindung, di bawah sebuah atap. Di sisi lain ada pepatah yang mengatakan bahwa a house is not a home, mendefinisikan rumah selain bangunan sebenarnya adalah orang-orang yang berada di dalamnya. Seberapa nyaman kita saat berada di sebuah tempat. Rumah bagi saya adalah sebuah tempat di mana kita benar-benar bisa menguasai areanya, bukan dalam artian arogan tetapi bisa dengan leluasa dan tidak merasa seperti pengunjung di tempat tersebut.
Rumah bagi saya adalah sebuah tempat di mana kita benar-benar bisa menguasai areanya, bukan dalam artian arogan tetapi bisa dengan leluasa dan tidak merasa seperti pengunjung di tempat tersebut.
Baru-baru ini saya juga tengah disibukan oleh kegiatan pindah rumah bersama istri saya. Berumah tangga juga memberikan arti tambahan bagi saya dalam menafsirkan rumah. Kembali lagi, perasaan berada di rumah adalah tentang dengan siapa kita bersama. Kalau sekarang tentu istri saya, kebetulan saya sekarang tinggal berdua bersama istri. Sebelumnya, puji syukur, saya punya keluarga yang membuat saya merasa sangat nyaman, saat berkumpul bersama ayah, ibu, kakak, dan adik.
Bukan hanya dengan anggota keluarga, kawan pun bisa terasa seperti rumah. Misalnya saja teman-teman saya semasa kuliah dulu, walaupun mungkin sekarang kita sudah jalan sendiri-sendiri dan jarang bertemu tetapi kalau kembali berbincang rasa nyaman tersebut masih ada. Jadi, ketika saya tidak berada di sebuah bangunan yang disebut rumah pun, ketika saya berada bersama orang-orang yang bisa membuat saya nyaman, tempat tersebut terasa seperti rumah.
Jadi, ketika saya tidak berada di sebuah bangunan yang disebut rumah pun, ketika saya berada bersama orang-orang yang bisa membuat saya nyaman, tempat tersebut terasa seperti rumah.
Terkadang saya berandai-andai, mungkin kita harus hidup seperti siput karena walaupun sendiri mereka selalu punya rumah. Dalam artian, ketika kita tidak bersama orang lain, kita harus belajar merasa nyaman dengan diri kita sendiri. Manusia adalah makhluk yang sulit diprediksi, tanpa kita sangka bisa saja teman menjadi musuh. Bahkan sahabat dekat sekalipun bisa menjauh. Kalaupun hal-hal seperti ini terjadi pada kita, kita harus siap. Menyiapkan diri untuk merasa nyaman dan tidak segan dan bisa berlindung dengan diri kita sendiri, sehingga kita bisa selalu merasa di rumah.
Terkadang saya berandai-andai, mungkin kita harus hidup seperti siput karena walaupun sendiri mereka selalu punya rumah. Dalam artian, ketika kita tidak bersama orang lain, kita harus belajar merasa nyaman dengan diri kita sendiri.
Biasanya momen-momen kita tidak merasa di rumah terjadi ketika kita tidak di terima dan tidak merasa bebas mengekspresikan diri. Mungkin saya juga merasakan ini saat saya kost saat kuliah, walaupun berkumpul bersama teman-teman tapi sangat jarang bisa berinteraksi dengan anggota keluarga, namanya juga sedang di perantauan. Di saat yang bersamaan saya juga belajar nyaman dengan diri sendiri. Ketika saya kembali tinggal bersama orang tua, keduanya sibuk bekerja jadi saya sering berada di rumah sendirian. Dari situ saya belajar bahwa manusia memang punya kehidupannya masing-masing tapi saya tetap yakin ada koneksi yang tersambung dan rumah adalah tempat saya pulang.
Melalui lagu “Tempat Pulang” yang saya kerjakan bersama Livingroom, saya berusaha meringankan definisi rumah. Saya ingin menyampaikan bahwa ketika kita nyaman bersama seseorang itu adalah rumah. Di lagu ini mungkin seolah-olah mengenai seorang pria dan wanita tapi juga sebenarnya bisa dilihat dalam perspektif yang lebih luas. Saya berharap lagu ini bisa dinikmati oleh semua orang tidak hanya dalam perspektif yang romatis tetapi juga mungkin teman-teman seusia saya yang memang secara harafiah sedang berjuang untuk punya rumah.
Untuk bisa merasa seperti rumah dan selalu punya tempat pulang, kalau bisa kita harus mengusahakan untuk bisa mengelilingi diri dengan teman-teman, orang-orang, kerabat-kerabat yang energinya tepat agar kita bisa merasa nyaman. Selain itu, kita juga harus bisa menguatkan diri dan yakin bahwa saat kita sendirian di rumah pun kita harus bisa selalu merasa seperti di rumah, seperti film Home Alone.
Untuk bisa merasa seperti rumah dan selalu punya tempat pulang, kalau bisa kita harus mengusahakan untuk bisa mengelilingi diri dengan teman-teman, orang-orang, kerabat-kerabat yang energinya tepat agar kita bisa merasa nyaman.