“Jangan jadi orang kaya, nanti jadi jahat.”
“Money doesn’t grow on trees.” (Uang tidak datang dari pohon —red.)
Afirmasi-negatif soal uang, sering kali membuat kita memandang uang adalah sesuatu yang jahat. Padahal sebenarnya uang itu bagaikan kaca pembesar. Jika seseorang pada dasarnya memiliki sifat yang jahat, saat memiliki uang banyak ia akan menjadi lebih jahat. Begitu juga sebaliknya, jika ia bersifat baik, ia akan melakukan hal-hal yang lebih baik lagi dengan uang. Salah jika kita menyamaratakan orang kaya itu sudah pasti jahat. Bukan uang yang membuatnya jahat, tapi sifatnya. Justru menurut saya, orang yang mau hidup biasa-biasa saja adalah orang yang egois. Kenapa kita tidak mencari uang yang banyak lalu kalau memang tidak membutuhkan uangnya, kita bisa memberikannya pada mereka yang membutuhkan? Kita bisa tetap hidup sederhana dalam keseharian tapi memiliki uang banyak untuk menabur kebaikan pada orang lain.
Kita bisa tetap hidup sederhana dalam keseharian tapi memiliki uang banyak untuk menabur kebaikan pada orang lain.
Tapi memang, uang itu sangatlah unik. Ia tidak menentukan kebahagiaan kita tapi bisa mempermudah berbagai aspek kehidupan. Kita bisa keluar dari berbagai masalah hidup dengan uang. Keberadaannya pun dapat memberikan kebebasan dan inilah peran uang yang sangat saya sukai. Sekarang di usia yang masih 20, saya punya kebebasan untuk memilih karena memiliki uang. Saya tidak bisa dipaksa melakukan sesuatu yang saya tidak suka karena sudah memiliki tabungan untuk hidup selama 10-20 tahun lagi. Contohnya, teman-teman di usia saya sekarang ini sedang kuliah. Saya memilih untuk tidak dan tidak ada yang bisa memaksa saya karena tabungan yang dapat menghidupi jangka panjang tersebut. Kebebasan yang diberikan uang ini pun membuat saya bisa memilih untuk pergi ke luar negeri, dan bekerja dari mana saja. Memberikan pengalaman hidup yang luar biasa.
Keunikan lain yang saya lihat dari uang adalah tentang cara mendapatkannya. Entah bagaimana, semakin banyak uang yang didapatkan akan semakin mudah mendapatkannya. Semisal membeli jam Rolex. Banyak yang berpikir membeli jam mahal dengan harga puluhan juta tersebut hanyalah membuang-buang uang. Tapi banyak yang tidak tahu bahwa dengan saya membeli jam Rolex, harganya nanti ketika dijual akan dua kali lipat dari harga beli. Jadi seolah-olah saya sebenarnya dibayar dengan memakai jam Rolex.
Bisa dikatakan, konsep Law of Attraction atau Hukum Tarik Menarik, berlaku pada uang. Ketika kita membayangkannya lalu berupaya mendapatkannya, kita akan dapat. Sejujurnya, saya tidak pernah sengaja mempraktikan. Namun anehnya, ini sering terjadi pada saya. Banyak mimpi yang saya ucapkan dulu kejadian di hari ini. Jadi, saya percaya bahwa dunia bisa memberikan apa yang kita impikan dan kejar. Kita tidak perlu takut untuk bermimpi besar. Kalaupun nanti tidak tercapai, pasti akan ada kesempatan lagi untuk mendapatkan di kemudian hari. Kalau kita percaya bisa mendapatkannya.
Saya percaya bahwa dunia bisa memberikan apa yang kita impikan dan kejar.
Oleh sebab itu, pola pikir kita tentang uang sebaiknya diubah. Sedari kecil, orang tua saya tidak pernah mengajarkan untuk berinvestasi. Mereka hidup sederhana seperti kebanyakan orang pada umumnya. Untungnya, saya bertemu dengan buku Warren Buffet, investor ternama asal Amerika. Mulai dari situ, saya terobsesi dengan saham dan menemukan makna uang yang dapat memberikan kebebasan. Akhirnya saya banyak belajar soal konsep uang dan bagaimana cara mengelolanya.
Sayangnya, tidak semua orang Indonesia mengerti ini. Menurut saya, faktor terbesar yang memengaruhi masalah keuangan orang Indonesia adalah pengetahuan tentang finansial yang rendah. Faktor paling besar: tingkat pendidikan soal finansial yang rendah. Masih ada kepercayaan bahwa memiliki kekayaan itu riba. Bahkan menabung di bank juga demikian. Tapi akhir-akhir ini, saya melihat semakin banyak tokoh agama yang mulai memperkenalkan kebaikan Bank Syariah yang menerapkan asas-asas keagamaan. Jadi, masyarakat tidak lagi perlu takut melanggar ajaran agama karena menabung di bank.
Sejauh ini, saya memperhatikan bahwa orang Indonesia memiliki tiga tipe ketika bicara soal uang dan investasi. Pertama adalah orang yang pengeluarannya lebih besar dari pemasukan. Kedua adalah orang yang bisa menabung tapi tidak mengerti investasi dan ketiga adalah orang yang bisa menabung dan berinvestasi dengan benar. Jika mau menjadi orang yang ketiga, sudah pasti kita harus banyak menutrisi pikiran dengan konsep-konsep kebaikan dari uang. Salah satunya adalah konsep money dial. Misalnya seseorang suka jam tangan mewah atau mobil. Pada dasarnya, mengeluarkan uang untuk hobi semacam ini tidaklah salah. Hanya satu hal yang harus dipahami adalah memiliki pemasukan yang lebih besar dari pengeluaran. Maka, proporsi pengeluaran seimbang dengan pemasukan dan tidak mengancam kehidupan esok hari.
Cara ampuh saya dalam mengelola uang adalah dengan mencatat pengeluaran. Saya memberlakukan diri sendiri seperti sebuah bisnis. Seberapa pun uang yang masuk untuk saya dan uang yang keluar harus dicatat. Maka, saya bisa melakukan budgeting untuk menentukan proporsi biaya-biaya pengeluaran. Jika sudah semua dicatat, kita bisa melihat segala kebutuhan dan perilaku bertransaksi sehingga bisa memikirkan strategi untuk tidak merugi. Alhasil, nantinya kita bahkan bisa melihat pertumbuhan uang yang memberikan motivasi lebih untuk terus menabung dan berinvestasi. Hidup pun bisa terasa lebih sejahtera.