Sekarang ini kita terbiasa dengan WFH, sehingga sebagian besar kegiatan kita dilakukan melalui gadget, mulai dari rapat hingga mencatat ide-ide baru. Kita semakin terbiasa mencatat apa pun di handphone. Namun masih banyak individu yang merasa lebih nyaman untuk mencatat atau menulis di buku menggunakan pulpen. Kegiatan ini, termasuk journaling, sebenarnya dapat melatih ingatan kita. Dengan menulis menggunakan tangan, otak kita dapat dengan lebih mudah mengingat apa yang dicatat. Menulis di buku sebenarnya memberikan waktu untuk mencerna terlebih dahulu apa yang kita tulis.
Menulis di buku sebenarnya memberikan waktu untuk mencerna terlebih dahulu apa yang kita tulis.
Sewaktu kecil kita mungkin akrab dengan buku diari yang berisikan keseharian kita. Menulis bisa menjadi salah satu cara untuk menyalurkan ekspresi diri dan emosi. Pandemi membuat banyak orang mencoba beragam aktivitas baru, salah satunya yang juga banyak dicoba adalah journaling. Salah satu miskonsepsi tentang journaling adalah kegiatan ini hanya cocok bagi orang-orang yang bisa menulis, padahal kita tidak harus menjadi penulis untuk mulai menulis jurnal kamu sendiri. Tidak ada waktu pasti kapan kita bisa journaling. Baik pagi, siang atau pun malam hari, semuanya memungkinkan, tergantung kenyamanan kita sendiri.
Salah satu miskonsepsi tentang journaling adalah kegiatan ini hanya cocok bagi orang-orang yang bisa menulis, padahal kita tidak harus menjadi penulis untuk mulai menulis jurnal sendiri.
Kalau kita cemas saat memikirkan suatu hal, menurutku dengan journaling ini bisa jadi tempat mengekspresikan diri tanpa harus bergantung pada orang lain. Ketika kita sedih, kita bisa dengan lebih mudah menyampaikan emosi kita melalui tulisan. Mungkin sekarang lewat sosial media, di mana kadang kita merasa lebih baik setelah meluapkan emosi kita, walau di satu sisi harus berhati-hati juga saat membagikan kisah personal di platform sosial ini. Dengan menulis jurnal kita bisa menyalurkan emosi negatif kita. Misalnya, saat kita ingin marah, terkadang kita tidak bisa berpikir jernih. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kita bisa meluapkan emosi kita terlebih dahulu melalui tulisan, sampai nanti kita merasa tenang, kita bisa melakukan langkah selanjutnya yang dibutuhkan.
Dengan menulis jurnal kita bisa menyalurkan emosi negatif kita.
Ketika menulis jurnal, setiap orang sebenarnya bebas menentukan gayanya masing-masing. Ada yang lebih nyaman membuatnya lebih deskriptif dengan tulisan yang lebih panjang. Ada pula yang memanfaatkan jurnal untuk dapat menelusuri dan mengenal dirinya sendiri. Ketika kita WFH, ada juga kecenderungan kita merasa overwhelmed dan sangat sibuk karena banyak tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan datang bersamaan. Journaling juga dapat digunakan untuk menata skala prioritas kita saat bekerja. Dengan menjabarkan pekerjaan yang ada di hadapan kita, kita akan dapat melihat mana pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang juga, mana yang bisa didelegasikan ke orang lain, mana pula yang bisa ditunda untuk dikerjakan di lain waktu.
Journaling juga dapat digunakan untuk menata skala prioritas kita saat bekerja. Dengan menjabarkan pekerjaan yang ada di hadapan kita, kita akan dapat melihat mana pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang juga, mana yang bisa didelegasikan ke orang lain, mana pula yang bisa ditunda untuk dikerjakan di lain waktu.
Saat ingin memulai journaling sebagai habit, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama adalah memastikan tujuan utama mengapa kita perlu dan ingin memulai sebuah habit. Contohnya ketika kita ingin mulai olahraga. Dengan menentukan tujuan awal untuk hidup sehat, kita jadi memiliki motivasi yang jelas untuk melakukan kegiatan ini dengan rutin. Kedua, berikan isyarat fisik. Dalam artian, ketika ingin memulai journaling sebagai rutinitas, kita bisa simpan buku jurnal kita di meja kerja daripada di rak buku yang tertutup. Permudah pengerjaan kebiasaan baru yang ingin kita mulai. Ketiga, kaitkan dengan rutinitas yang sudah kita miliki. Contohnya, kalau kita biasa minum kopi setiap hari di jam 8 pagi, coba biasakan bahwa kita juga akan journaling saat kita minum kopi.
The Self Hug, juga memulai project guided journal “The Self Reflection”. Berisikan pertanyaan yang berkaitn dengan self care dan juga panduan-panduan lainnya yang dapat membantu kamu dalam menuliskan jurnal. Buku ini juga dirancang untuk bisa lebih netral, terdapat bagian yang dapat diisi singkat tetapi juga ada ruang bagi teman-teman yang sudah terbiasa menulis dan ingin menulis dengan lebih panjang. Mulai 17 Januari 2021, kita juga akan diadakan 15 Days Journaling Challenge. Setiap harinya akan ada satu pertanyaan di akun Instagram The Self Hug yang dapat diisi oleh teman-teman. Semoga challenge ini akan memudahkan teman-teman yang memang ingin memulai journaling dan membantu kita untuk dapat mengekspresikan diri dan menjadi lebih tenang dengan journaling.