It’s okay not to be okay. Sedih, senang, semua hanya sementara. Harus dinikmati dan diterima karena perasaan sedih, marah, itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Kebahagiaan atau kesedihan itu utamanya harus diterima saja dengan cara yang paling tepat untuk diri sendiri. Apabila memang kita lebih lega ketika membagikannya pada orang lain, ceritakanlah pada mereka. Jika tidak, mungkin memang tidak perlu diutarakan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menerima perasaan dan emosi itu dengan baik. Yang terpenting adalah menghargai proses penerimaan perasaan-perasaan tersebut. Tak lain dengan kemarahan. Banyak orang mungkin berupaya keras untuk memendam kemarahan. Padahal sebagai manusia sangatlah wajar untuk bisa marah. Bagaimana pun cara kita meluapkan kemarahan sebenarnya tak ada salahnya selama tidak menyakiti orang lain.
Banyak orang mungkin berupaya keras untuk memendam kemarahan. Padahal sebagai manusia sangatlah wajar untuk bisa marah.
Aku percaya kemarahan pasti ada sisi baiknya untuk diri kita. Dari marah kita bisa tahu bahwa kita sedang bereaksi. Ketika sedang merasakan emosi baik hati, pikiran, maupun raga kita sedang terhubung. Jadi marah bisa menghubungkan antara hati, pikiran, raga, dari ujung kepala ke ujung kaki untuk saling berproses dan bereaksi. Sehingga saat kita meluapkannya menurutku kita akan lebih sehat ketimbang berusaha memendam. Sebab pada akhirnya segala yang disimpan lama-kelamaan pasti akan muncul efek sampingnya. Bisa saja karena sedang marah tapi tak bisa meluapkannya lalu kita jadi tidak nafsu makan. Kemudian jatuhlah sakit. Bagaimana pun juga tubuh dan pikiran juga punya batas untuk menyimpan. Jangan sampai kita melewati batas tersebut hingga akhirnya justru menimbulkan penyakit.
Sama seperti emosi yang bisa muncul dalam diri, masalah juga bersifat sementara. Ia akan selalu ada tapi juga bisa hilang. Kita tidak bisa memaksanya untuk tiada selamanya. Kita hanya bisa menerimanya apa adanya, berproses di dalamnya. Kehadirannya justru bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa membuka pikiran dan bahkan melatih sikap bijaksana. Sang Pencipta memberikan kita, manusia, masalah pasti dengan tujuan. Menurutku salah satunya adalah agar kita bisa lebih mengenal dan dekat dengan diri kita sendiri. Karena pada akhirnya saat kita bisa dihadapkan dengan masalah itu berarti kita sedang berlatih agar dapat mengendalikan diri lebih baik. Belajar untuk bisa memikirkan cara terbaik agar masalah selesai. Yang mana salah satunya pasti berhubungan dengan pengendalian diri. Seberapa kita bisa mengesampingkan ego dan memutuskan pilihan secara bijak.
Sama seperti emosi yang bisa muncul dalam diri, masalah juga bersifat sementara.
Aku juga pernah mengalami masa-masa sulit. Merasa sedih, kecewa dan marah. Hanya saja caraku meluapkan emosi mungkin berbeda dengan orang lain. Aku berusaha mengeluarkan emosi-emosi itu pada diriku sendiri. Entah itu meditasi atau berdoa, aku berusaha untuk tidak melibatkan banyak orang atau bergantung pada pemikiran atau kehadiran orang lain. Rasanya aku tidak pernah menceritakan masalahku di media sosial. Jarang juga cerita ke banyak orang. Aku mencoba untuk menemukan solusi dari diriku sendiri. Berkutat dengan diriku untuk menyelesaikannya. Terkadang dari pengalaman aku merasa dan berproses dengan diri sendiri aku justru melahirkan karya, menjadi sebuah lagu. Musik jadi medium untuk meluapkan emosi apapun dalam diri. Dengan begini aku jadi bisa lebih menerima masalah itu sendiri ketimbang saat berdiskusi dengan orang lain.
Musik jadi medium untuk meluapkan emosi apapun dalam diri.
Buatku tidak ada cara lain yang paling baik kala menghadapi masalah selain sabar dan berusaha tenang dalam berproses. Menerima segala perasaan yang muncul di tengahnya. Lalu ketika masalah itu sudah lewat, aku jadi bisa merelakan. Tidak ada keinginan untuk kembali ke masa itu dan memperbaikinya. Aku menjadikan pengalaman di masa lalu sebagai pelajaran di masa depan jika terdapat masalah yang serupa. Mungkin kali itu nanti aku harus usaha lebih ekstra menyelesaikannya. Yang terpenting untuk aku selalu bisa bangkit dari masalah dan semangat kembali adalah mengingat segala jalan berliku yang pernah dilewatkan. Seberapa besar perjuanganku untuk sampai ke titik sekarang. Aku percaya dirikulah satu-satunya yang bisa memotivasi lebih dari apapun. Mendengarkan motivasi orang lain itu pasti. Tetapi hanya aku yang bisa membuat diriku berdiri di atas kaki sendiri.
Buatku tidak ada cara lain yang paling baik kala menghadapi masalah selain sabar dan berusaha tenang dalam berproses.