Ketika saya merasakan kecemasan sebenarnya saya juga tidak mengerti kenapa rasa cemas dan gelisah itu bisa muncul, jadi itu memang datang secara tiba-tiba. Biasanya saya menghadapinya dengan berusaha menyendiri atau mengurung diri di kamar. Intinya menjauh dari segala keramaian. Sejujurnya saya merasa kurang nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain saat merasa cemas, tapi ternyata mengurung diri di kamar cukup memperburuk keadaan diri. Hal ini malah membuat saya berpikir akan banyak hal yang seharusnya tidak dipikirkan.
Saya baru sadar kalau ternyata sendirian terlalu lama itu tidak baik, terlebih setelah saya benar-benar merasa tidak lagi berhubungan dengan beberapa teman. Pada waktu itu saya sempat ada di keadaan dimana saya benar-benar menjauh dan menghindar untuk sementara waktu, ternyata ini malah memperparah rasa cemas yang saya alami. Membuat saya seakan tidak punya siapa-siapa. Ditambah lagi keadaan pandemi saat itu, kita benar-benar tidak bisa keluar rumah, kalau keluar juga akan was-was.
Akhirnya saya sadar bahwa ternyata saya juga butuh orang lain untuk mendengarkan cerita dan menemani, hanya sekedar bertemu dan bermain bersama sudah sangat cukup tanpa harus membahas masalah yang ada dalam diri.
Dengan bercerita pada orang lain ternyata membuat saya sadar bahwa manusia itu benar-benar makhluk sosial, kita tetap butuh seseorang terutama untuk bercerita. Ternyata memendam semuanya sendiri terlalu lama juga tidak enak. Sekarang saya sebenarnya lumayan suka bercerita, tapi tentang urusan yang lebih pribadi tentu hanya saya bicarakan dengan orang-orang tertentu. Misalnya, orang tua, sahabat, atau kerabat dekat. Melepaskan kegelisahan kita dengan cerita ternyata bisa sangat melegakan.
Seperti halnya bercerita, menjadi pendengar yang baik juga sebenarnya gampang-gampang susah. Saya sempat menjadi individu yang suka mendengarkan cerita orang lain dan mulai menyadari kalau ternyata tidak semua orang butuh saran kita. Menurut saya, kalau ada orang terdekat yang cerita pada kita dan tidak meminta saran, sebisa mungkin cukup dengarkan saja apa yang ingin mereka utarakan. Yakinkan bahwa kita selalu bersedia hadir untuk mereka, bahwa kalau mereka butuh seseorang untuk berbagi cerita kita bersedia menjadi pendengar bagi mereka. Kalau memang mereka butuh saran, baru kita boleh mencoba memberi masukan, menjadi pendengar yang baik versi saya sebenarnya sesederhana ini.
Saya juga menuliskan pengalaman saya melalui masa kecemasan melalui lagu “Don’t Leave Me Now”, saya ingin menuangkan perasaan yang saya alami dalam sebuah karya yang memang sudah menjadi mimpi saya sedari dulu. Lagu ini sebenarnya lebih bercerita mengenai permasalahan saya sendiri dan berujung pada permasalahan baru yang dibuat di dalam kepala saya sendiri.
Untuk teman-teman yang mungkin sedang merasa cemas dan menarik diri dari orang-orang sekitar, semoga kalian bisa berdamai dengan perasaan itu, dan tanpa kalian sadari mungkin sebenarnya ada banyak orang di sekitar kita yang bersedia mendengarkan apa yang sedang kalian rasakan.
Ada baiknya untuk sesekali memastikan keadaan orang-orang terdekat kita, dan kalau mereka butuh, luangkanlah waktu untuk mendengarkan mereka. Saya berharap dengan lagu ini semakin banyak orang yang sadar bahwa kesepian yang terus menerus juga tidak baik bagi diri kita.