Setiap orang tua memiliki pola asuh dan cara didik yang berbeda-beda, gue bukan bilang ada yang salah atau benar, tapi memang akan berbeda. Gue secara tidak sadar terbentuk menjadi anak yang pengikut, dalam artian gue tidak mencari tahu sendiri banyak hal dalam hidup. Gue menyadari mungkin seharusnya saat gue masih lebih muda, gue bisa lebih mencoba banyak hal. Dalam kasus personal, gue selalu fokus dan tertarik pada musik, hingga ketika gue mencapai titik jenuh gue nggak punya pelarian lain. Ketika kita jatuh karena menggantungkan harapan, jatuhnya teramat sangat menyakitkan. Berdasarkan perjalanan pendewasaan yang gue lalui kuncinya adalah jangan terlalu berharap pada sesuatu hal yang sedang kita jalani.
Ketika kita jatuh karena menggantungkan harapan, jatuhnya teramat sangat menyakitkan. Berdasarkan perjalanan pendewasaan yang dilalui, kuncinya adalah jangan terlalu berharap pada sesuatu hal yang sedang kita jalani.
Saat ekspektasi kita tidak terpenuhi, terkadang sulit bagi kita untuk bisa menerima keadaan. Gue bahkan juga sempat berkonsultasi kepada profesional untuk bisa mendiskusikan hal ini. Dalam lagu gue yang berjudul “Humane”, gue menceritakan bahwa minta bantuan ke orang lain sangat-sangat normal. Terkadang kita tidak harus menyelesaikan masalah kita sendirian. Quarter life crisis selalu diawali dengan komparasi diri terhadap orang lain. Ditambah besarnya ekspektasi yang kita gantungkan dan tidak diiringin dengan fokus dalam menjalaninya. Menurut gue setiap orang memiliki cara kerjanya masing-masing, bukan berarti kalau kita tidak mendapatkan pencapaian yang sama dengan orang lain, hidup kita lebih buruk dari orang lain. Kenapa kita tidak fokus pada rencana dan cara kerja kita sendiri. Coba untuk fokus pada diri kita sendiri untuk bisa keluar dari quarter life crisis.
Quarter life crisis selalu diawali dengan komparasi diri terhadap orang lain. Setiap orang memiliki cara kerjanya masing-masing, bukan berarti kalau kita tidak mendapatkan pencapaian yang sama dengan orang lain, hidup kita lebih buruk dari orang lain. Kenapa kita tidak fokus pada rencana dan cara kerja kita sendiri.
Orang punya hak untuk berkomentar, kita tidak bisa mengatur apa yang mereka katakan dan pikirkan, tapi kita bisa atur apa yang kita percaya. Punya visi boleh, tapi ekspektasi yang ambisius dapat membahayakan diri sendiri. Ini adalah perjalanan yang harus kita coba nikmati. Ketika kita melakukan apa yang orang lain percaya, itu belum tentu bekerja pada kita. Daripada berusaha hidup di mimpi orang lain, lebih baik kita lakukan apa yang kita percaya. Pikiran negatif bisa kita temui di mana-mana, bahkan lingkup terdekat seperti keluarga. Pada dasarnya mungkin orang menginginkan yang terbaik untuk kita, tapi bukan berarti kita harus mendengarkan semuanya.
Daripada berusaha hidup di mimpi orang lain, lebih baik kita lakukan apa yang kita percaya. Pikiran negatif bisa kita temui di mana-mana, bahkan lingkup terdekat seperti keluarga. Pada dasarnya mungkin orang menginginkan yang terbaik untuk kita, tapi bukan berarti kita harus mendengarkan semuanya.
Setiap ada tekanan dalam hidup dan ternyata kita jatuh, itu pasti akan terjadi dalam hidup. Jadi penting untuk punya support system yang baik. Kelilingi diri dengan orang-orang yang bisa dipercaya dan bersedia memahami situasi kita. Ketika mendapat masalah gue juga kadang masih merasa sedih dan terpuruk, dan menurut gue kuncinya adalah support system yang menyenangkan. Ketika menghadapi keadaan yang memberatkan secara mental, terkadang itu terasa sangat berat karena kita hanya berkutat dalam pikiran kita sendiri. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan jarak dengan pikiran kita dan apa yang kita rasakan, dan yang gue lakukan adalah dengan menulis. Ketika kita menulis kita memberikan jarak antara pikiran kita dengan tulisan. Kita tidak akan menemukan jawaban dari masalah yang kita hadapi jika kita sendiri tidak tenang. Perasaan bahwa gue menghadapi semua masalah sendirian, ini yang membuat gue justru jadi semakin cemas dalam menghadapi masalah.
Kita tidak akan menemukan jawaban dari masalah yang kita hadapi jika kita sendiri tidak tenang.
Selalu berpikir postif dalam segala situasi menurut gue secara manusiawi sulit dilakukan dengan sempurna. Di tengah situasi yang tidak baik, dari dulu gue berusaha untuk silaturahmi. Dengan berbincang dengan orang lain kadang kita mendapat sudut pandang, solusi, atau ide baru. Kebahagiaan itu muncul ketika kita bisa berbagi dengan orang lain. Belajar untuk bilang "tidak" juga penting. Kalau kita memang belum mampu, pada akhirnya kita juga tidak akan membantu banyak. Tapi memang tentu ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Gue juga masih dalam masa peralihan untuk bisa belajar mengutamakan kebahagiaan diri gue terlebih dahulu. Lalui perjalanannya, nikmati perjalanannya.
Belajar untuk bilang "tidak" juga penting. Kalau kita memang belum mampu, pada akhirnya kita juga tidak akan membantu banyak. Tapi memang tentu ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.
Album #1 ini sebenarnya muncul secara tidak sengaja. Gue nggak pernah merencanakan proyek solo. Gue sebenarnya juga adalah drummer dari sebuah band. Sepertinya gue sudah mencapai titik jenuh di suatu waktu, hingga akhirnya gue memutuskan untuk hiatus dari dunia musik, tapi hanya bertahan enam bulan. Gue menemukan kalau musik adalah dunia gue, dan gue akan kembali pada dunia ini. Maka, singkat cerita, gue pada akhirnya membuat album sendiri.
Dari sembilan lagu yang ada di album, delapan di antaranya adalah cerita pengalaman gue dalam masa pendewasaan. Ada masa di mana kita merasa bahagia, ada masa di mana juga kita terpuruk. Itu adalah roller coaster dalam hidup yang memang umum terjadi. Dalam lagu-lagu tersbut, ada penggambaran masa di mana gue jatuh, dan ada juga masa di mana gue mengajak teman-teman untuk kembali bangkit. Album ini gue harap bisa sebagai sebuah dukungan, semangat, dan pengingat bahwa ketika kita jatuh, akan selalu ada jalan untuk kembali lagi ke atas.