Kita itu egois. Manusia pada dasarnya memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, ada yang baik hati, ramah, penyayang dan ada juga yang pemarah, kasar, dan egois. Orang yang egois pada umumnya adalah orang yang sulit untuk dihadapi dan diajak berkomunikasi. Sadarkah kita bahwa sebenarnya setiap orang memiliki sisi egois, hanya kadarnya saja yang beragam. Ada yang halus ada juga yang dominan.
Sadarkah kita bahwa sebenarnya setiap orang memiliki sisi egois, hanya kadarnya saja yang beragam. Ada yang halus ada juga yang dominan.
Pernahkah kita mengenal seseorang yang lebih mengutamakan dirinya atau tidak mau mengalah hanya supaya kenyamanannya tidak terganggu? Mungkin tanpa sadar, kita adalah bagian dari orang-orang yang mengutamakan diri sendiri. Misalnya, kita memilih merokok diantara teman kita yang jelas bukan seorang perokok. Kita yang tidak mau makan di restoran A hanya karena tidak menyukai makanannya, tanpa memperhatikan teman kita yang lain yang lebih memilih restoran A ketimbang B. Atau mungkin kita tidak mau berkumpul dengan teman-teman hanya karena salah seorang membawa temannya yang tidak kita sukai? Tuh kan, kita egois. Ada beberapa sinyal kecil yang dapat menandakan bahwa sifat egois dalam diri cukup dominan.
Mau Menang Sendiri
Orang yang egois tidak peduli dan mengabaikan kebutuhan orang lain. Biasanya mereka adalah manipulator yang baik demi memenuhi kebutuhan mereka, dan itu yang terpenting. Selain itu, mereka selalu ingin menjadi nomor satu, diistimewakan dan menjadi prioritas utama semua orang. Jika dalam suatu hubungan, orang egois biasanya ingin semua keinginannya terpenuhi dan menjadi pusat perhatian. Dalam dunia kerja, orang egois selalu ingin mendapatkan dukungan dari semua orang tanpa peduli bagaimana hasil kerja mereka.
Lalu bagaimana caranya agar meminimalisir keinginan untuk menang sendiri? Menurut tokoh Psikoanalisis Sigmund Freud, kepribadian manusia memiliki tiga struktur kepribadian, id, ego, dan superego. Secara garis besar, id menuntut pada aspek kepuasan seperti makan, minum dan kebutuhan seksual. Ego mengarah kepada pikiran, perasaan, kemauan, yang seluruhnya berputar pada diri sendiri setiap saat. Lain halnya dengan superego, yang sifatnya sebagai penjaga moral. Selalu mengingatkan ego apabila akan memenuhi keinginan id. Jadi, superego bertentangan dengan id. Id selalu ingin dipuaskan, sedangkan superego selalu memberi peringatan, dan ego yang memutuskan akan memenuhi keinginan id atau superego.
Baik Karena Ada Maunya
Orang egois biasanya hanya menjadikan kita sebagai “kendaraan” untuk mencapai apa yang mereka inginkan atau para millennial menyebutnya sebagai pansos. Jadi mereka tidak akan menjalin hubungan dengan kita kalau kita tidak memberikan keuntungan untuk mereka. Jadi berhati-hatilah ketika ada teman yang tidak dekat dengan kita secara tiba-tiba datang dan baik dengan kamu.
Tidak menerima kritik
Biasanya orang egois tidak bisa dan tidak mau menerima kritik dari orang lain. Mereka tidak dapat menerima kritik membangun untuk kebaikan mereka sendiri. Mereka justru berpikir bahwa orang yang memberikan kritik sedang merendahkannya. Sungguh, sangat sulit bagi orang egois untuk menyadari bahwa bisa saja mereka salah. Selain tak menerima kritik, orang egois cenderung senang mengkritik orang lain di belakang. Sayangnya, orang egois ini hanya melihat dari sudut pandangnya dan tidak berempati pada keadaan orang lain.
Biasanya orang egois tidak bisa dan tidak mau menerima kritik dari orang lain. Mereka tidak dapat menerima kritik membangun untuk kebaikan mereka sendiri. Mereka justru berpikir bahwa orang yang memberikan kritik sedang merendahkannya. Sungguh, sangat sulit bagi orang egois untuk menyadari bahwa bisa saja mereka salah.
Mengatur Orang Lain
Sebagai manusia, kita tidak dapat hidup seorang diri. Kita membutuhkan orang lain untuk saling membantu. Meminta pertolongan kepada orang lain adalah suatu hal yang lumrah terjadi. Namun, orang yang egois, biasanya tidak memikirkan perasaan orang lain yang diminta bantuan. Misalnya, dengan seenaknya mengatur jadwal orang lain agar bisa membantu urusan pribadinya. Dia tidak peduli orang lain merasa keberatan atau tidak karena permintaannya tersebut, asalkan terpenuhi.
Sulit Menghargai
Sifat egois yang jarang disadari orang banyak adalah kurangnya memberikan penghargaan kepada orang lain atas usaha yang orang lain telah lakukan. Penghargaan disini bukan harus berupa uang atau tanda mata, tetapi hanya sekedar ucapan terima kasih atas usaha orang lain. Orang yang egois merasa sudah sewajarnya mereka mendapatkan bantuan itu karena mereka pantas.
Sifat egois yang jarang disadari orang banyak adalah kurangnya memberikan penghargaan kepada orang lain atas usaha yang orang lain telah lakukan. Penghargaan disini bukan harus berupa uang atau tanda mata, tetapi hanya sekedar ucapan terima kasih atas usaha orang lain.
Sifat egois itu tidak selalu buruk, karena sebagai pribadi kita juga perlu mempertahankan nilai-nilai yang dianut oleh diri kita sendiri atau norma yang berlaku dimasyarakat. Tetapi, yang perlu kita sadari, sifat egois yang berlebihan justru membawa dampak negatif sehingga tidak ada salahnya menurunkan kadar egoisme dalam diri kita sendiri. Ingat, hidup ini bukan hanya tentang diri kita, namun ada juga tujuan bersama mengingat kita pun merupakan mahkluk sosial. Bantulah orang lain yang membutuhkan, dan sebaliknya, biarkan orang lain membantu kita ketika kita membutuhkannya. Kadang kala, menjadi egois itu adalah pilihan yang tepat, terutama ketika kita membutuhkan me-time untuk menyeimbangkan kesehatan mental. Hal yang terpenting adalah mengetahui kapan kita harus egois dengan kadar yang cukup dan kapan harus mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan kita. Untuk kita yang egois.
Kadang kala, menjadi egois itu adalah pilihan yang tepat, terutama ketika kita membutuhkan me-time untuk menyeimbangkan kesehatan mental. Hal yang terpenting adalah mengetahui kapan kita harus egois dengan kadar yang cukup