Belakangan ini ada sebuah istilah yang mungkin cukup familiar bagi sebagian orang, yaitu love bombing. Fenomena love bombing sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi memang penggunaan istilah love bombing baru banyak dibahas beberapa waktu terakhir. Istilah ini sendiri didefinisikan sebagai suatu bentuk manipulasi emosional yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kendali atas pasangannya.
Fenomena love bombing sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi memang penggunaan istilah love bombing baru banyak dibahas beberapa waktu terakhir. Istilah ini sendiri didefinisikan sebagai suatu bentuk manipulasi emosional yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kendali atas pasangannya.
Biasanya pelaku love bombing akan menghujani perhatian secara berlebihan kepada pasangan di awal sebuah hubungan, sehingga membuat orang yang menjadi korban love bombing merasa bertanggung jawab untuk bisa memberikan timbal balik yang setimpal.
Pada dasarnya, love bombing dapat dikategorikan sebagai bentuk emotional abuse. Ketika pelaku love bombing memberikan sesuatu, korban dalam hal ini pasangan yang diberi perhatian secara berlebihan ini terkadang bisa merasa bersalah kalau tidak memberikan rasa kasih yang sama besarnya. Istilahnya, merasa ada kewajiban untuk memberikan balasan yang sama. Sehingga, hubungan yang dijalani terasa menjadi sebuah keharusan untuk berbalas budi.
Dampak dari love bombing sebetulnya ada banyak, salah satunya penerima love bombing akan sulit membedakan mana perhatian yang tulus dan mana perhatian yang sebenarnya punya niat lain di baliknya. Ketika pelaku love bombing melakukan manipulasi atau silent treatment, korban dari love bombing akan merasa bersalah, bahkan saat dirinya menyadari hubungan ini sudah tidak lagi sehat ia akan sulit keluar dari hubungan ini karena merasa sudah mendapatkan banyak hal. Kemudian, tanpa sadar dirinya menjadi lebih mudah dikendalikan oleh pasangan alias pelaku love bombing ini.
Lalu bagaimana cara menyikapi love bombing?
Pertama, saat kita sudah menyadari bahwa pasangan kita memberikan love bombing atau perilaku manipulatif apapun, sesegera mungkin keluar dari hubungan tersebut. Memang biasanya sulit keluar dari sebuah hubungan yang tidak sehat, tapi hal ini bisa dilakukan dengan bantuan dari orang lain. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan teman, sahabat, atau orang tua.
Kedua, secara perlahan hentikan komunikasi yang bersifat mengontrol. Entah itu dalam hubungan dengan pasangan, teman, atau siapapun yang memang terasa bertujuan untuk memanipulasi dan mengambil kendali akan diri kita. Jangan terlalu dekat dengan orang yang punya sifat ini, tapi bukan juga memusuhi, cukup berikan jarak personal antara dirimu dan orang yang punya kecenderungan untuk melakukan love bombing.
Ketiga, temukan support system yang bisa mendukung kita. Saat sedang jatuh cinta, kita mungkin punya bias tersendiri dalam menilai seseorang. Coba cari sudut pandang baru dari orang yang tidak terlibat dalam hubungan tersebut. Biasanya, mereka akan punya pendapat yang lebih netral dan logis.
Ada banyak sekali topik-topik tentang manusia yang memang menarik untuk dibahas. Aku juga membahas hal-hal seputar psikologi, kesehatan mental, dan karir melalui platform edukasi yang aku buat, @psytalkindonesia. Ada beragam layanan yang dihadirkan melalui platform ini seperti webinar, seminar, mentoring, konseling, dan live Instagram. Nantinya kami juga akan berbagi seputar topik-topik psikologi melalui produk lain seperti tes psikologi, buku, atau juga notes.
Psytalk Indonesia awalnya aku bentuk sendiri melalui Instagram, dibantu oleh tim yang memang masih berganti-ganti. Aku memulai platform ini karena pada dasarnya aku senang berbagi dalam berbagai bentuk medium, mulai dari konten digital, webinar, maupun live.
Aku juga kerap berbagi tentang karir, sehubungan dengan latar belakang pengalamanku sebagai HR Generalist di salah satu perusahaan pertambangan sebelumnya. Ke depannya kami juga akan terus bertumbuh bersama dengan teman-teman untuk edukasi kesehatan mental dan karir yang lebih baik.