Setiap orang terlahir dengan bakat dan kemampuan yang berbeda. Ini adalah titipan Tuhan. Belajar dari film animasi “Soul”, kita sebenarnya ada di dunia ini sudah dilengkapi dengan sifat dan bakat bawaan. Sementara soal minat, ia akan berkembang seiring berjalannya waktu di mana nantinya disesuaikan dengan tujuannya masing-masing. Kita akan seperti apa nantinya, bekerja sebagai apa, ada proses seleksi alam yang membentuk kita menjadi satu individu. Terkadang, ada bakat yang tidak sesuai minat. Pun sebaliknya. Tapi keduanya tetap bisa mengantar seseorang pada kesuksesan atau kebahagiaan. Ketika punya minat di satu bidang tapi tidak berbakat, pasti tetap bisa diusahakan. Semua hal mungkin saja tercapai.
Dalam film yang sama, saya juga belajar bahwa kita bisa bahagia bahkan sebelum kita mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam proses mengejar impian, kita bisa menikmati percikan-percikan bahagia yang timbul. Sekalipun dalam perjalanan tersebut tidak semua sesuai dengan ekspektasi, kita bisa tetap bahagia dalam menikmati prosesnya. Paling tidak kita bisa mengucap syukur agar tidak membuang waktu untuk menyesali apa yang terjadi. Pada akhirnya, apapun target hidup kita, yang menentukan kehidupan bukanlah kita tapi yang Yang Maha Kuasa. Ketimbang memiliki ekspektasi yang jauh dari apa yang sedang dijalani saat ini, lebih baik kita melakukan apapun dengan sepenuh hati.
Menurut saya, menjadi passionate jauh lebih penting dari passion. Melakukan pekerjaan apapun, jika kita melakukannya sepenuh hati maka akan timbul kebahagiaan daripada hanya sibuk mengejar passion. Sampai saat ini pun jika ditanyakan passion saya apa, saya belum bisa menjawab pasti. Tentu saja punya tujuan dalam melakukan pekerjaan, tapi tidak pernah saya jadikan patokan. Saya bukanlah tipe orang yang memaksakan sesuatu karena kalau memang sudah melakukan upaya dan tidak berhasil, saya tidak akan memaksakan harus terjadi. Saya adalah tipe orang yang realistis pada prioritas. Saya akan rela menggugurkan apa yang menjadi keinginan pribadi jika ada prioritas lain yang menyangkut kepentingan dan kebaikan banyak orang.
Melakukan pekerjaan apapun, jika kita melakukannya sepenuh hati maka akan timbul kebahagiaan daripada hanya sibuk mengejar passion.
Kenyataannya, manusia perlu memenuhi kebutuhan dasarnya yang terkadang bisa mengubah prioritas hidup. Saya sendiri tidak pernah memaksakan diri untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan hal yang disukai. Saya pernah berdiskusi dengan Cholil Mahmud, Vokalis Efek Rumah Kaca, tentang ini. Meski seorang musisi, ia juga seorang pekerja kantoran. Jadi, ia tidak punya kekhawatiran untuk membuat karya karena tidak dicampur-adukkan dengan kebutuhan dasar. Ia bisa membuat karya sesuai hati nurani dan passion. Saya belajar darinya bahwa saat kebutuhan dasar terpenuhi, kita bisa mengerjakan hal-hal yang kita sukai tanpa perlu menyesuaikannya demi memenuhi kebutuhan dasar.
Kenyataannya, manusia perlu memenuhi kebutuhan dasarnya yang terkadang bisa mengubah prioritas hidup.
Tentu saja itu tidak berlaku untuk semua orang. Saya termasuk orang yang beruntung bisa memenuhi kebutuhan dasar dengan sesuatu yang disukai. Tapi banyak orang di luar sana mungkin harus memilih pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan ketimbang untuk sesuai dengan minat. Terkadang dalam hidup, passion tidak selaras dengan privilese. Akan tetapi, seseorang tetap bisa bahagia dengan kebutuhan hidup lain yang terpenuhi. Bekerja dengan passionate bisa membantu saya untuk menikmati hari-hari saya tak kenal lelah berada dalam satu bidang saja. Kebetulan pekerjaan yang saya miliki juga cocok sekalipun mungkin bukan sesuatu yang dicita-citakan sejak kecil. Saya yakin tidak selalu orang yang bekerja sesuai passion juga bisa terus bahagia. Dalam prosesnya pasti ada hambatan-hambatan. Dengan ketekunan, dengan passionate, saya percaya hal-hal kecil yang kita lakukan bisa membawa pada hal-hal lainnya. Life is a journey not a destination. Punya tujuan memang penting, tapi bagi saya prosesnya lebih penting.
Life is a journey not a destination. Punya tujuan memang penting, tapi bagi saya prosesnya lebih penting.
Ini pula yang menjadi prinsip saya dalam berkarya. Tujuan saya berkarya hanyalah untuk meninggalkan warisan pada anak cucu agar mereka bisa mengenang nilai-nilai semasa hidup saya. Kebetulan kakek buyut saya adalah seorang penulis dan saya hanya mengenal beliau dari karya-karyanya. Dari karyanya tersebut, banyak nilai-nilai baik yang bisa diteruskan. Begitulah yang juga ingin saya tiru. Karya bisa menjadi bibit baik yang bisa diteruskan oleh keturunan kita. Paling tidak diteruskan di dalam keluarga kami sendiri. Begitulah juga yang saya lakukan bersama Rapot. Tidak pernah ada ekspektasi untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari projek siniar tersebut. Kalau memang mendapatkan rezeki dari projek tersebut, tentu saja saya bersyukur. Tapi kalau tidak juga tidak masalah. Satu kekhawatiran saya adalah jika ada satu orang dalam tim yang tidak puas dalam proses mengerjakan atau dengan hasilnya. Sebab harapan saya adalah semua tim yang terlibat mengerjakan ini semua bisa senang bersama melihat hasil karyanya.