Kita sering sekali mendengar anggapan bahwa insan-insan kreatif harus memiliki idealisme. Kali ini saya hanya akan berbagai berdasarkan pengalaman pribadi dan hal-hal yang saya yakini. Kalau teman-teman follow media sosial saya, pasti melihat di bio saya tertulis kalimat 'pragmatic idealism.' Sebenarnya pragmatic idealism adalah saat dimana kita tetap memiliki idealisme tapi kita juga harus bersikap pragmatis. Mungkin di beberapa konteks atau industri tententu, dibutuhkan lebih banyak pragmatisme dari pada idealisme, begitu juga sebaliknya.
Pragmatic idealism adalah saat dimana kita tetap memiliki idealisme tapi kita juga harus bersikap pragmatis. Mungkin di beberapa konteks atau industri tententu, dibutuhkan lebih banyak pragmatisme dari pada idealisme, begitu juga sebaliknya.
Menurut saya, saat ini kita sudah berada di industri kreatif yang cukup dewasa, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara berpikir pragmatis dan juga berpikir idealis. Kenapa saya adalah pribadi yang sangat meyakini prinsip pragmatic idealism? Karena kita tidak bisa bilang seseorang kreatif kalau dia tidak punya idealismenya sendiri. Idealisme menjadi sangat penting karena kita harus punya alasan jelas kenapa kita menciptakan sesuatu. Tentu harus ada prinsip dan fondasi idelisme akan hal ini. Kalau tidak, bukannya menciptakan sesuatu kita hanya akan meniru sebuah tren hanya karena motif ekonomi atau keuntungan lainnya. Jadi saya tidak percaya pada konsep dimana insan kreatif tidak punya idealisme sama sekali.
Idealisme menjadi sangat penting karena kita harus punya alasan jelas kenapa kita menciptakan sesuatu.
Saya juga sadar, bahwa saya dan kebanyakan teman-teman lain juga bukan seniman. Orang yang kreatif belum tentu seniman. Ketika kita membangun sebuah perusahaan media atau desain, kita membangun sebuab perusahaan yang membutuhkan pemikiran-pemikiran pragmatis. Bagaimana caranya kita mendapatkan profit, menggaji karyawan, bonus tahunan, ini adalah buah dari pemikiran pragmatis. Kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa di perusahaan ini kita adalah keluarga, lalu memaksa semua orang setuju dengan beragam kekurangan yang ada. Kalau memang kekurangannya wajar karena perusahaannya memang masih skala kecil, saya rasa masih wajar, tapi kalau kekurangannya berupa penindasan atau kekerasan seksual di kantor? Apakah ini layak dikatakan sebagai sebuah perusahaan yang berbasis pada kekeluargaan? Tentu tidak. Konsep pragmatic idealism sangat dibutuhkan untuk bisa menemukan solusi dan mencapai target yang kita miliki. Juga sangat dibutuhkan sebagai sebuah prinsip berkreasi dan konsep ini bekerja dengan baik dalam pengalaman saya selama beberapa tahun terakhir.
Satu hal yang sering kali muncul adalah idealisme vs profit, tak jarang kita dihadapkan pada pertanyaan ‘haruskah saya mempertahankan gaya saya dalam berkreasi atau saya harus mengikuti keinginan pasar?’. Ini adalah pertanyaan yang sangat lumrah untuk ditanyakan tapi tidak bisa dijawab sama rata pada semua industri. Kembali lagi, menjadi seseorang yang kreatif adalah sebuah cara pikir dan prinsip bagaimana saya melihat sebuah masalah. Baik sebagai seorang desainer, fotografer, penulis, atapun pengusaha.
Menjadi kreatif adalah tentang menemukan sebuah masalah atau kegelisahan, lalu kamu mencoba untuk memecahkannya dan mencari solusi. Masalah yang dihadapi industri musik hari ini mungkin berbeda dengan masalah yang dimiliki oleh industri fotografi. Dengan masalah yang berbeda kita tidak bisa serta merta menyederhakannya hanya dengan satu solusi. Kalau kita hanya memberikan satu solusi untuk setiap masalah yang berbeda, ini adalah observasi yang sangat dangkal menurut saya.
Menjadi kreatif adalah tentang menemukan sebuah masalah atau kegelisahan, lalu kamu mencoba untuk memecahkannya dan mencari solusi.
Pertanyaan besarnya adalah apa masalah yang dihadapi oleh audiensmu atau market yang sudah kamu punya saat ini, jawabannya bisa membantu kamu menemukan solusi dari dilema mempertahankan gaya berkreasi atau mengikuti keinginan pasar. Bisa jadi gaya inovasi kita sudah tidak relevan karena audiens kita yang juga sudah bertumbuh, jawabannya juga bisa jadi berbeda kalau memang kamu masih berusaha mempeluas market karena usia perusahaan atau karirmu yang belum begitu panjang.
Menurut saya pertanyaan yang paling tepat untuk ditanyakan adalah masalah apa yang sedang dihadapi oleh audiens atau klien kita dan bagaimana caranya agar pemikiran idealis dan pragmatis kita dapat memberikan jembatan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh stakeholder kita.