Self Health & Wellness

Kesehatan Mental Adalah Prioritas

Di masa pandemi, banyak hal-hal yang tidak kita duga terjadi dan harus tiba-tiba kita alami. Akhirnya, itu semua berpotensi mengganggu kesehatan mental. Pikiran cemas, FOMO (Fear of Missing Out), berpikir berlebihan, dan hal-hal lain yang muncul karena tidak bersosialisasi dengan orang lain, dapat memengaruhi mental kita. 

Pikiran cemas, FOMO (Fear of Missing Out), berpikir berlebihan, dan hal-hal lain yang muncul karena tidak bersosialisasi dengan orang lain, dapat memengaruhi mental kita. 

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menaruh kesehatan mental dalam prioritas. Padahal, jika kesehatan mental terganggu, produktivitas kita dalam keseharian baik saat belajar atau bekerja juga akan terganggu. Begitu pula kemampuan kita bersosialisasi. Sebaik apapun kemampuan bersosialisasi, kita bisa saja mengucap kata-kata yang tidak perlu karena sedang berada dalam pikiran dan hati yang tidak tenang, tidak bahagia. Kesehatan mental bisa memengaruhi kinerja tubuh, otak dan seluruh bagian diri kita. 

Lalu bagaimana cara mengetahui kita sedang berada dalam situasi yang mengganggu kesehatan mental? 

Umumnya, dalam gangguan kesehatan mental tidak hanya bersumber dari depresi. Depresi biasanya datang ketika kesehatan mental sudah berada di titik terburuk. Hal-hal kecil yang sempat saya sebutkan tadi: cemas berlebihan, bahagia berlebihan, sedih berlebihan, dan segala emosi yang tidak bisa dikendalikan, dapat menjadi sinyal bahwa kita sedang tidak dalam kondisi baik. Untuk membedakan antara emosi yang dirasakan apakah masih dalam taraf normal atau berlebihan, kita harus belajar mengenal diri sendiri. Batasan antara keduanya bisa dibilang cukup tipis. Tapi hati-hati, jangan sampai kita mendiagnosis diri sendiri. Kita perlu mengenal diri lebih dekat untuk bisa memahami emosi mana yang berpotensi mengganggu dan tidak mengganggu kesehatan mental. 

Untuk membedakan antara emosi yang dirasakan apakah masih dalam taraf normal atau berlebihan, kita harus belajar mengenal diri sendiri.

Berbagai studi membuktikan bahwa perempuan lebih mudah terganggu kesehatan mentalnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah karena perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih sensitif, perasa, dan peka. Jadi banyak perempuan yang mudah berpikir berlebihan hingga akhirnya mengubah pikiran tersebut menjadi beban. Meskipun begitu, tidak berarti semua perempuan sudah pasti akan lebih mudah terganggu kesehatan mentalnya. Agar tidak mendiagnosis diri sendiri tanpa konsultasi ke para ahli, para perempuan harus memahami dulu bahwa perjalanan kesehatan mental itu tidak memiliki titik akhir. Akan selalu ada fase naik-turun dalam proses mencapai jiwa yang sehat. Lagi-lagi, kuncinya adalah untuk dengan belajar memahami diri sendiri akan kapasitas diri. Seringnya, orang yang kesehatan mentalnya sedang terganggu berpikir melewati kapasitas mereka sendiri. 

Setelah mengenali diri sendiri, ada baiknya kita juga bisa mencari dukungan sosial dari orang-orang terdekat. Selain itu, bukalah pemikiran tentang praktik konsultasi kesehatan mental. Mencari bantuan profesional di bidang kesehatan mental dapat menjawab apa yang sedang kita alami. Mencari informasi sendiri dengan banyak membaca artikel tentang kesehatan mental atau mengikuti program-program kesehatan mental juga bisa meningkatkan kesadaran kita atas kesehatan mental. Dengan begitu, kita bisa membuka diri untuk melihat opsi berkonsultasi dengan para ahli. 

Menyadari betul betapa pentingnya memerhatikan kesehatan mental, pentingnya edukasi tentang isu ini, terutama di masa pandemi, hadirlah Womenism Indonesia. Sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terutama perempuan. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong masyarakat lebih menyadari betapa pentingnya kesehatan mental dan apa saja yang bisa perempuan lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan. Kami ingin memberikan wawasan kepada perempuan Indonesia agar mereka yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, yang sudah tahu bisa menyebarkan lebih jauh. 

Di masa yang amat menantang ini adalah saat paling tepat untuk kita semua belajar dan mencari tahu lebih banyak tentang kesehatan mental supaya pikiran-pikiran yang mengganggu bisa dihindari sebisa mungkin. Semoga dengan kehadiran Womenism, kita semua bisa melakukan eksplorasi yang lebih mendalam agar dapat menjaga kesehatan mental tetap dalam kondisi baik.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024