Self Lifehacks

Kembali Lagi Ke Awal

Tepat setahun yang lalu, saya berkesempatan untuk pergi ke suatu konferensi skala internasional. Kala itu, untuk pertama kalinya pun saya pergi ke Edinburgh, Skotlandia pada musim panas. Bukan destinasi yang umum memang, tidak seperti London ataupun New York, namun perasaan excited tentu saja terbayangkan bahkan sejak sebelum berangkat hingga saat pertama kali saya menginjakkan kaki di kota tersebut.

Sesampai dari bandara menuju ke apartemen yang menjadi tempat tinggal saya kurang lebih seminggu ke depan, tentu saja ada rasa lapar, lelah, namun tetap eksploratif. Sudahkah saya berhasil setup internet untuk bekerja melalui perangkat yang dimiliki? Dimanakah tempat laundry apabila dibutuhkan? Bagaimana rute jalan dari tempat tinggal ke tempat konferensi? Dimanakah pasar swalayan terdekat? Habis ini, makan apa, di mana ya, sembari jalan-jalan sekitar tempat tinggal? Sepulang dari tahapan eksplorasi tersebut, tentu saja saya tertidur lelap bukan hanya karena lelah tapi juga adanya time difference. Istirahat bersiap untuk menyongsong hari esok dan selanjutnya, dengan pengalaman-pengalaman baru yang tak terduga.

Pagi hari di Edinburgh kala itu merupakan waktu yang sangat menyenangkan, bukan hanya dibuka dengan pertanyaan pakai baju apa hari ini, namun juga lewat jalan yang mana ya hari ini. Dengan berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer dari tempat tinggal ke tempat konferensi, rute favorit saya adalah melewati suatu taman kecil sejauh kurang lebih 200 meter diiringi dengan wangi tanah dan dedaunan paska gerimis setiap harinya. Walau terkadang tergesa-gesa karena saya susah bangun pagi, ataupun perlu menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu dengan rekan kerja di Indonesia, namun melewati taman kecil seperti memberikan semangat. Tidak lupa, untuk celingak-celinguk ataupun duduk sejenak di bangku taman menikmati udara dan heningnya suasana ibukota yang tidak terlalu ramai tersebut.

Setiap kali bepergian jauh untuk menghadiri konferensi, selalu ada satu pertanyaan yang muncul di benak saya. Dengan pengalaman dan pembelajaran yang baru, “Apa sih yang ingin dibawa pulang?”. Yang ingin dibawa pulang, berupa key takeaways merupakan hal yang sangat berarti bagi saya, karena artinya tidak hanya menyerap tapi juga memproses untuk bagaimana nantinya diaplikasikan dalam kehidupan. Bagaimana nyala api dari inspirasi bisa hadir tidak hanya di dalam hati namun juga di aksi?

Key takeaways merupakan hal yang sangat berarti bagi saya, karena artinya tidak hanya menyerap tapi juga memproses untuk bagaimana nantinya diaplikasikan dalam kehidupan. Bagaimana nyala api dari inspirasi bisa hadir tidak hanya di dalam hati namun juga di aksi?

Hari pertama menghadiri konferensi, apabila biasanya menonton dari website ataupun Youtube, sejak hari itu hingga beberapa hari ke depan saya berkesempatan untuk menonton banyak talk skala dunia secara langsung, bahkan duduk tidak jauh dari Guy Winch ataupun Jacqueline Novogratz hingga saya merasakan starstruck di awal, tidak mampu berkata-kata. Dari sekian banyak talk, tentu ada satu yang paling berkesan di hari pertama, yaitu talk dari Hajer Sharief yang menceritakan bagaimana proses belajar berpolitik melalui Friday democracy meeting dalam keluarga. Menurut Hajer, partisipasi dalam politik menjadi penting karena membuka diskusi secara terbuka dalam kelompok, sehingga sebagai individu tidak serta merta menerima saja hal-hal dalam hidup ini. Mulai dari hal besar, misalnya umur berapa ingin pensiun; hingga hal kecil seperti, pakaian apa yang selayaknya dikenakan. Menurut saya, rapat demokrasi akan menjadi sebuah platform untuk berkomunikasi yang lebih baik lagi dalam berkeluarga, walaupun saat itu hanya saya dan suami saja anggotanya. 

Hari kedua konferensi, saya sedikit terlambat menghadiri suatu workshop berupa kelas seni menggambar self-portrait yang diajarkan oleh Angelica Daas. Kelas seni tersebut begitu memiliki suasana yang menyenangkan dan riang dikarenakan pribadi Angelica yang humoris, apa adanya, dan tidak ragu untuk memberikan saran maupun bantuan bagi seluruh partisipan. Terlepas dari ‘seberapa mirip’ karya seni yang saya buat sebagai self-portrait, setelah melihat hasilnya timbul pertanyaan dari dalam diri. How do I want to see myself in the future?

Beberapa hari sebelum konferensi berakhir identik sebagai hari-hari penutupan yang diawali dengan sebuah pesta di National Museum of Scotland ditemani dengan berbagai artwork bersejarah. Di tengah keriaan dansa diiringi musik dari bagpipes sebagai alat musik tradisional asal Skotlandia, muncul suatu rasa rindu untuk ‘pulang dan menjadi pribadi yang lebih baik’. Tapi, apa yang dimaksud dengan kata ‘lebih baik’? Aspek apa yang termasuk di dalamnya? Keinginan hanya akan menjadi keinginan semata tanpa adanya action plan yang jelas, sehingga haruslah dibuat langkah-langkahnya untuk berusaha menjadi ‘lebih baik’.

Keinginan hanya akan menjadi keinginan semata tanpa adanya action plan yang jelas, sehingga haruslah dibuat langkah-langkahnya untuk berusaha menjadi ‘lebih baik’

Malam hari di tengah kota Edinburgh sesudah after party, saya bincang-bincang dengan beberapa kawan. Salah satunya mengatakan bahwa manusia itu umumnya memiliki empat sisi yang berbeda. Untuk saya, sisi pertama merupakan sisi ramah dan hangat. Sisi kedua merupakan sisi yang galak, sedangkan sisi ketiga merupakan sisi pekerja keras. Namun, sisi keempat merupakan sisi terdalam sesungguhnya. Walau percakapan tersebut menggantung, tetapi terus terngiang-ngiang, di dalam diri ini rasanya seperti dicubit kecil dan sangat pedih. Bagaimanakah sisi terdalam saya? Am I doing ok deep inside? Am I happy?

Sebelum pulang, saya punya waktu setengah hari untuk berjalan-jalan sendirian menyusuri pusat kota Edinburgh. Hanya dua hal yang saya lakukan, pertama duduk di bangku taman sembari menatap pemandangan Edinburgh Castle sembari menikmati musim panas. Kedua, berjalan hingga sampai di depan suatu gereja, masuk dan duduk beberapa waktu sambil refleksi diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak saya. Perjalanan pulang ke Indonesia belasan jam di pesawat banyak saya habiskan dengan menulis resolusi yang dapat dilakukan dari berbagai aspek kehidupan setelah pulang nanti. Tanpa disadari, saya yang awalnya merasa jauh, pelan-pelan merasa lebih dekat dengan diri sendiri. Ibarat berada di persimpangan, haruskah semua berjalan terus seperti di titik awal? Ataukah lebih baik saya tinggalkan semua yang ada dan memulai awalan baru?

Tanpa saya ketahui ternyata satu bulan kemudian, saya harus kehilangan anggota keluarga terdekat. Duka mendalam membuat saya kebingungan karena hal besar terjadi begitu tiba-tiba. Tanpa disengaja, bersamaan dengan berpindahnya tempat tinggal dan pekerjaan. Seakan hampir sebagian besar dunia milik saya hilang dalam sekejap. Langkah menjadi berat, tatapan menjadi kosong, seolah dunia ini sedang dalam vertigo, berputar-putar tanpa kejelasan.

Berjalan maju ke waktu sekarang, waktu yang dilalui satu tahun ke belakang bukanlah hal yang mudah. Mungkin klise apabila disebut sebagai life-changing yang dimulai dengan keinginan menjadi lebih baik, dilanjutkan dengan kegusaran, dan juga kehilangan yang mendalam. Seorang sahabat pernah mengatakan bahwa seringnya kita tidak sadar sepenuhnya dalam hidup, dan tiba-tiba kita telah sampai di suatu titik. Untuk sampai pada suatu titik harapan, sadar penuh menjadi penting untuk bisa berjuang dengan diskusi terbuka layaknya rapat demokrasi.

Related Articles

Card image
Self
Perbedaan dalam Kecantikan

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan. Cantik kini bisa ditafsirkan dengan beragam cara, setiap orang bebas memiliki makna cantik yang berbeda-beda sesuai dengan hatinya. Berbeda justru jadi kekuatan terbesar kecantikan khas Indonesia yang seharusnya kita rayakan bersama.

By Greatmind x BeautyFest Asia 2024
01 June 2024
Card image
Self
Usaha Menciptakan Ruang Dengar Tanpa Batas

Aku terlahir dalam kondisi daun telinga kanan yang tidak sempurna. Semenjak aku tahu bahwa kelainan itu dinamai Microtia, aku tergerak untuk memberi penghiburan untuk orang-orang yang punya kasus lebih berat daripada aku, yaitu komunitas tuli. Hal ini aku lakukan berbarengan dengan niatku untuk membuat proyek sosial belalui bernyanyi di tahun ini.

By Idgitaf
19 May 2024
Card image
Self
Perjalanan Pendewasaan Melalui Musik

Menjalani pekerjaan yang berawal dari hobi memang bisa saja menantang. Menurutku, musik adalah salah satu medium yang mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa. Terutama, dari kompetisi aku belajar untuk mencari jalan keluar baru saat menemukan tantangan dalam hidup. Kecewa mungkin saja kita temui, tetapi selalu ada opsi jalan keluar kalau kita benar-benar berusaha berpikir dengan lebih jernih.

By Atya Faudina
11 May 2024