Self Lifehacks

Kelana: Menjalani Puncak Impian

Banyak hal yang aku dapatkan ketika traveling, khususnya saat naik gunung. Ketika melihat puncak gunung yang ada di atas kepala kita, mungkin kita akan bertanya-tanya,

Memangnya kita bisa sampai ke sana?

Aku selalu merasa ini sama saja seperti ketika kita melihat impian kita yang rasanya jauh di atas dan tak tersentuh tapi aku belajar bahwa kalau kita tetap berjalan selangkah demi selangkah nanti juga akan sampai ke titik yang kita mau. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya dari kepercayaan diri saat menjalani impian kita adalah dukungan dari orang-orang disekitar kita.

Ketika aku naik gunung, semua orang terasa seperti keluarga. Saling berbagi makanan, cerita, dan yang paling penting adalah saling tolong menolong satu sama lain. Saat pertama kali naik gunung, ada banyak pikiran yang membuatku meragukan kemampuan diri sendiri. Beruntung aku punya teman berkelana yang bisa memberikan dukungan yang aku butuhkan untuk bisa kembali melanjutkan perjalanan.

Punya teman di sepanjang perjalanan juga memberikan kekuatan tambahan ketika harus menanjak dalam waktu yang panjang. Semakin dekat kita dengan puncak, semakin berat perjalanan yang harus kita tempuh bukan hanya soal medannya tetapi juga mental kita. Keinginan untuk menyerah rasanya semakin besar seiring dengan mendekatnya kita dengan puncak. Padahal tinggal sedikit lagi, tapi banyak juga yang menyerah karena merasa sepertinya tidak akan mampu.

Semakin dekat kita dengan puncak, semakin berat perjalanan yang harus kita tempuh bukan hanya soal medannya tetapi juga mental kita.

Di sisi lain aku juga merasa bahwa kita juga harus bisa menilai limit diri kita sendiri. Bukan berarti kita harus terus memaksakan kehendak kita kalau keadaannya tidak memungkinkan. Memaksakan diri di luar batasan kita juga bukan keputusan yang baik. Kemampuan untuk bisa mendengarkan diri dan tahu kapan kita harus rehat juga sama pentingnya. Tetap percaya pada diri sendiri walaupun mungkin kita belum bisa menggapai impian kita di saat yang kita targetkan juga adalah bentuk kepercayaan diri. Kita selalu bisa coba lagi setelahnya kalau sekarang ternyata belum berhasil.

Memaksakan diri di luar batasan kita juga bukan keputusan yang baik. Kemampuan untuk bisa mendengarkan diri dan tahu kapan kita harus rehat juga sama pentingnya.

Ketika akhirnya berhasil mencapai puncak Gunung Merbabu untuk pertama kali aku bahkan menangis. Merasa bahwa ternyata aku bisa melampaui limit ku sendiri, aku bisa berada di titik ini dan menggapai tujuanku dengan kerja kerasku. Aku merasa kalau aku bisa naik Gunung Merbabu aku pasti bisa melakukan apa pun yang aku mau, momen itu memantik semangat dan rasa percaya diriku untuk terus hidup. Perjalanan mencapai puncak impian ini juga aku bagikan dalam buku Biru Kelana yang berisi catatan perjalananku selama ini.

Related Articles

Card image
Self
Memeluk dan Menerima Sisi Gelap dalam Diri

Setiap orang tentu punya titik balik dalam hidupnya. Saat kita menemukan bahwa realita kerap kali tidak seindah mimpi-mimpi kita sewaktu kecil. Masa di mana kita mulai lepas dari pelukan orang tua dan memulai perjalanan kita sendiri.

By Atika Cahya
25 November 2023
Card image
Self
Satori dan Mindfulness Modern: Membawa Meditasi ke Perspektif Baru

Selama hampir 25 tahun, saya telah menekuni meditasi yang berfokus pada Satori. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Profesor DT Suzuki, “Satori adalah alasan dasar dari meditasi” - ini adalah jenis meditasi yang tegas-tegas beraspirasi bahwa tanpa pengalaman Satori, meditasi itu tidaklah relevan. Meditasi dengan pendekatan demikian menjadi sangat personal.

By Agus Santoso
25 November 2023
Card image
Self
Memproses Kesedihan

Kali ini Greatmind berbincang bersama Hursa, sebuah grup musik bergenre pop turbo yang memulai karir di 2019. Kali ini mereka menghadirkan sebuah karya tentang merasakan dan melalui kesedihan.

By Hursa
25 November 2023