Self Health & Wellness

Kecanduan Tayangan Dewasa

Fenomena kecanduan pornografi banyak melibatkan individu baik remaja maupun orang dewasa. Sebelum memahaminya, kita perlu mengetahui makna kecanduan itu sendiri. Menurut Davis kecanduan adalah bentuk ketergantungan psikologis antara seseorang terhadap satu stimulus yang biasanya tidak selalu benda atau zat. Sebagian besar penelitian tentang kecanduan menunjukkan bahwa kecanduan mengaktifkan daerah di otak yang berkaitan dengan motivasi dan sistem reward atau penghargaan. Selain itu, kecanduan juga mengubah sistem tubuh. Misalnya jika seseorang kecanduan akan zat atau melakukan perilaku tertentu, mereka menerima aliran dopamin yang intens lalu merasa bahagia. Seiring waktu, tubuhnya akan menghasilkan lebih sedikit dopamin dan bergantung pada zat atau perilaku untuk memicu dopamin agar merasa bahagia. Menyaksikan tayangan pornografi bisa menjadi salah satu perilaku yang menghasilkan sistem dopamin sehingga berpotensi menyebabkan kecanduan.

Efek kecanduan pornografi mirip dengan kecanduan obat-obatan yang memengaruhi neuron, saraf, dan neurotransmitter. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa subyek yang menyaksikan tayangan pornografi di internet secara kompulsif memperlihatkan aktivitas di otak yang mirip dengan reaksi adiksi obat atau alkohol. Kemungkinan akan kecanduan tayangan pornografi pun semakin tinggi terjadi masa modern ini  karena internet memberikan kemudahan akses, keterjangkauan dan anonimitas dalam konsumsi pornografi.

Efek kecanduan pornografi mirip dengan kecanduan obat-obatan yang memengaruhi neuron, saraf, dan neurotransmitter.

Jika seseorang terlalu banyak menyaksikan tayangan pornografi, ia bisa mengalami depresi, kualitas hidup lebih rendah dan kesehatan mental juga fisik yang lebih buruk. Kondisi ini juga menyebabkan seseorang terlibat dalam berbagai perilaku adiktif lainnya. Salah satunya adalah menggabungkan penggunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang dengan menonton pornografi untuk menutupi dirinya dari rasa bersalah dan kebencian diri. Perilaku ini juga bisa menimbulkan masalah di dalam hubungan asmara. Seseorang yang kecanduan pornografi dapat jadi lebih sinis terhadap pasangan sehingga membuat hubungannya renggang. Terlebih lagi, dampak lain yang bisa timbul adalah rasa tidak puas atau insecure terhadap bentuk tubuh karena menonton adegan di film porno yang tidak berhenti melakukan hubungan seksual. 

Jika seseorang terlalu banyak menyaksikan tayangan pornografi, ia bisa mengalami depresi, kualitas hidup lebih rendah dan kesehatan mental juga fisik yang lebih buruk.

Meskipun begitu, kecanduan pornografi belum bisa dikategorikan sebagai gangguan psikologis. Kondisi ini sebenarnya lebih berdampak pada hubungan sosial dan perilaku sehari-hari. Adapun ciri-ciri seseorang yang mengalami kecanduan pornografi. Pertama adalah durasi menyaksikan tayangan pornografi. Kedua, biasanya ia mengandalkan pornografi sebagai pelarian dari stres di kehidupan sehari-hari. Ketiga, setelah menonton ia juga akan merasa bersalah. Namun, perilaku tersebut terus diulangi. Keempat, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menelusuri situs pornografi sehingga mengabaikan waktu tidur dan tanggung jawab sehari-hari. Terakhir, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulangi walaupun sudah terbukti mengganggu kegiatan sehari-hari. 

Ada beberapa hal yang membuat seseorang tertarik pada tayangan pornografi. Berdasarkan hasil penelitian, seseorang menggunakan pornografi untuk mendapatkan kepuasan seksual, fantasi seksual, menghindari kebosanan, menghindari tekanan psikologi, dan pelampiasan ketidakpuasan hubungan seksual terhadap pasangan. Oleh sebab itu, untuk keluar dari kecanduan pornografi titik awalnya adalah kesadaran. Kita harus bisa menyadari untuk berupaya mengendalikan diri sendiri. Bukan diri yang dikendalikan oleh tayangan pornografi.

Kemudian langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi apakah ada pemicu dari perilaku tersebut dan coba untuk menghindarinya. Kedua, ketika sedang hendak menyaksikan film porno ingatkan diri bagaimana candu ini bisa memengaruhi hidup. Bahkan kalau bisa sebaiknya ditulis apa saja dampak yang buruk bagi hidup. Lalu, teliti suasana hati. Tanyakan apakah ketika bangun di pagi hari atau saat pulang kerja ada tekanan yang dirasakan sehingga menimbulkan stres dan secara otomatis langsung berpikir untuk menyaksikan tayangan pornografi. Selanjutnya adalah buat rencana untuk mengganti aktivitas menyaksikan pornografi dengan aktivitas lain yang lebih membangun misalnya berolahraga, bersosialisasi, atau melakukan hobi.

Untuk keluar dari kecanduan pornografi titik awalnya adalah kesadaran. Kita harus bisa menyadari untuk berupaya mengendalikan diri sendiri.

Orang yang kecanduan pornografi mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami masalah tersebut. Sekalipun aspek keberfungsian hidupnya telah terganggu. Maka, jika ingin mengetahui kondisi lebih lanjut ada baiknya menghubungi professional agar dapat diperiksa secara intensif dan komprehensif.

Related Articles

Card image
Self
Present Perspective: Proses Menjadi Dewasa

Apabila teman-teman ada yang merasa kalau menjadi dewasa itu melelahkan dan menyulitkan, mungkin yang perlu dilakukan adalah balajar untuk slowing down dan sunggung-sungguh mengenal diri. Apa yang dirasakan oleh bagian dirimu sehingga merasa kalau menjadi dewasa itu sulit dan melelahkan.

By Raden Prisya
27 May 2023
Card image
Self
Untuk Apa Hidup: Musim Kehidupan

Hidup juga dipenuhi dengan musim yang mendewasakan dan menjadi bagian dari cerita kehidupan kita. Ada musim dalam hidup yang mengajarkan hal-hal yang tidak terduga. Ada musim di mana kita belajar memahami berbagai jenis perasaan dalam diri. Ada musim yang memberikan pengalaman mencintai seseorang, merindukan seseorang, hingga kecewa terhadap seseorang.

By Joshua Budiman
27 May 2023
Card image
Self
Dear, Aku Yang Dulu: Berat Yang Membumi

Sudah lama kamu putus dengan pacarmu, tapi dia masih terus jadi aktor utama ceritamu. Kamu jauh dari teman-temanmu. Ingin menjadi sosok nomor satu bagi mereka, namun berat upaya yang harus dikeluarkan. Kamu mengeluh mengenai pekerjaanmu yang, aku kutip, “tidak memberi manfaat pada masyarakat”. Saat memajang dirimu di sosial media, kamu mencoba membuktikan seakan setiap aksimu itu heroik dan penuh pertimbangan. Di post lain kamu berupaya untuk terlihat santai tanpa konflik, padahal kamu butuh 20, 60 menit, atau 2 jam untuk memikirkan foto dan caption yang sempurna.

By Lalitia Apsari
27 May 2023