Belakangan, kita mungkin sering mendengar frasa “Kebebasan Finansial”. Tapi masih banyak orang mengira kebebasan finansial adalah sebuah situasi di mana mereka mampu untuk membiayai segala hal dalam hidup. Padahal kebebasan finansial merujuk kepada kondisi keuangan masing-masing orang yang memengaruhi keputusannya untuk menggunakan uang. Bicara keuangan sebenarnya bicara tentang kebutuhan individu yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. Saat kita hendak mencapai kebebasan finansial artinya kita ingin bebas dalam aspek-aspek yang menjadi kebutuhan. Contohnya, ada orang yang ingin pensiun dini. Berarti ia ingin memiliki kebebasan finansial yang dapat memampukannya untuk kehidupan setelah pensiun dini.
Pada dasarnya, kita setiap hari pasti ada kebutuhan mengeluarkan uang. Maka, kebebasan finansial sebenarnya berarti bagaimana kita bisa mengatur batas pengeluaran yang dapat seimbang dengan pemasukan. Tujuannya adalah agar pengeluaran tidak membebani hidup sehingga kita tidak hidup untuk mencari uang saja. Jadi, keuangan tidak akan menjadi batasan untuk kita menjalani kehidupan terbaik. Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Tapi uang dapat memudahkan kehidupan kita karena ia bisa memberikan keamanan, kestabilan, dan kedamaian hidup. Oleh karena itu, secara tidak langsung uang dapat menuntun kepada kebahagiaan juga. Ketika semua kebutuhan hidup sudah terpenuhi, akhirnya kita bisa menggapai mimpi-mimpi yang lain pula.
Lalu bagaimana bisa mencapai kebebasan finansial? Pertama yang jelas adalah dengan menentukan apa visi misi hidup terlebih dahulu. Kita harus tahu gol dalam hidup dan apa yang menjadi prioritas. Seringnya, pengeluaran bisa menjadi sebuah distraksi dalam hidup hingga akhirnya tidak membantu kita mencapai tujuan hidup. Kalau sudah tahu tujuan hidup, kita bisa berupaya untuk meminimalisir distraksi tersebut. Misalnya, gol dalam hidup kita saat ini adalah untuk memberikan edukasi pada anak di sekolah yang bagus. Ini berarti membeli tas berlabel desainer tidak akan membantu mencapai gol tersebut. Jadi, kebebasan finansial yang ingin dicapai setiap orang bergantung pada visi misi hidup mereka. Definisi tiap orang akan berbeda karena pengelolaan hidup tiap orang juga berbeda. Orang yang gaya hidupnya minimalis sekalipun bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat. Tergantung pada visi hidup yang ingin dicapai untuk membebaskan mereka dari beban finansial.
Masalah keuangan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Begitu pula dengan pemahaman kekayaan. Semua sangat relatif. Kita tidak bisa membandingkan kondisi finansial dengan orang lain karena tujuan keuangan itu sendiri berbeda-beda. Sama halnya dengan kebutuhan. Ada baiknya, kita bisa lebih bijaksana untuk tidak membandingkan situasi finansial diri dengan orang lain agar dapat menjaga peace of mind dan akhirnya mencapai kesejahteraan hidup.
Akan tetapi pada era modern seperti sekarang ini, kita pun harus mengakui banyak tantangan dan distraksi yang harus dihadapi untuk mencapai kebebasan finansial tersebut. Salah satu tantangannya adalah sulitnya mengendalikan diri dengan gol yang sudah ditetapkan. Di saat kita punya gol untuk beli rumah, misalnya. Di perjalanan sedang mengumpulkan uang muka, pasti ada godaan-godaan yang mengaburkan rencana finansial kita. Sebelumnya, mungkin kita tidak terpikir mengeluarkan uang untuk kepentingan yang tidak diperlukan tersebut karena uangnya belum ada. Tapi dengan adanya tabungan untuk uang muka, bisa saja kita tiba-tiba tergoda menggunakan uang tersebut untuk hal lain seperti jalan-jalan. Jika akhirnya kita tergoda dan menggunakannya, kita akan kembali ke titik awal. Oleh sebab itu, butuh kesabaran, kedisiplinan, komitmen, dan kepercayaan pada diri sendiri untuk mencapai kebebasan finansial di salah satu aspek hidup tertentu.
Selain itu, kita mungkin bisa juga melakukan pengamatan lebih jauh atas kebutuhan yang diperlukan dan tidak. Bisa dimulai dengan pertanyaan sederhana seperti, “Kalau saya tidak beli kopi tiap hari, nanti setelah sebulan bisa beli apa ya uangnya?”. Begitu pula untuk target-target lain yang besar. Sedikit berbeda untuk tujuan yang lebih jangka panjang di mana kita bsia mencoba untuk mulai memikirkan strategi lain mendapatkan penghasilan pasif supaya kita tidak perlu selalu bekerja untuk mendapatkan uang. Hanya saja, investasi semacam ini terasa seperti tidak ada wujudnya sehingga motivasi mudah menurun. Oleh karena itu, harus dibangun dulu kebiasaan mengatur keuangan dan perilaku disiplin. Tidak semua orang bisa langsung memahami soal pengelolaan dan strategi investasi. Mulai saja dulu dengan hal kecil yaitu dengan belajar mengalokasikan gaji dan upaya menata keuangan.