Bisa dibilang aku mengategorikan diriku sebagai seorang penyendiri, karena aku merasa paling nyaman saat sedang menghabiskan waktu sendiri. Aku selalu mencari dan merindukan waktu untuk sendiri. Di saat kebanyakan orang mungkin berbeda pandangan akan hal ini dan menganggap bahwa kesendirian merupakan sesuatu yang menyedihkan atau salah, punya waktu untuk diri sendiri bagiku adalah sebuah kemewahan. Ini adalah waktu yang aku tunggu dan aku nikmati.
Di saat kebanyakan orang mungkin berbeda pandangan akan hal ini dan menganggap bahwa kesendirian merupakan sesuatu yang menyedihkan atau salah, punya waktu untuk diri sendiri bagiku adalah sebuah kemewahan.
Di balik anggapan bahwa menjadi seorang penyendiri bukanlah sesuatu yang diinginkan banyak orang, aku ternyata bisa menemukan hal-hal yang membahagiakan ketika menghabiskan waktu sendiri. Sekacau apapun pikiranku, saat sendiri rasanya aku bisa berbincang dengan diriku sendiri, berusaha memahami apa yang sedang aku rasakan. Lalu kemudian, aku bisa mulai membenahi pikiran atau kegelisahan yang selama ini sulit aku utarakan atau komunikasikan kepada orang lain. Saat sendirian rasanya hal-hal tersebut bisa keluar dengan lebih alami.
Bagiku, menjadi seorang penyendiri memberikan aku kesempatan untuk lebih mengenal diri dan aku rasa ini adalah hal yang paling penting dan berharga saat aku memilih untuk menghabiskan waktu sendiri.
Sebagai seorang introvert, aku juga pernah mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Sesederhana menanyakan password wifi di kafe saja aku butuh persiapan puluhan menit. Meski begitu, sebagai makhluk sosial tentu pada akhirnya aku tetap harus belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan baik. Terlebih, aku kini berkarir di dunia hiburan, jadi mau tak mau aku juga harus hadir di depan publik dan berkomunikasi dengan banyak orang. Caraku untuk bisa melatih kemampuan berkomunikasi sebenarnya bisa dimulai dengan latihan di depan cermin dan mencoba menyampaikan apa yang ingin aku bicarakan.
Terkadang, aku juga merasa sulit dipahami. Sering kali aku merasa sudah tahu apa yang ingin aku ungkapkan di kepala, lalu saat harus berbicara ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Mungkin momen-momen seperti ini juga dialami oleh teman-teman lainnya. Cara pikirku juga sering dianggap berbeda dan jarang ditemui diantara orang-orang di sekitarku.
Setiap orang punya cara berkomunikasi yang dirasa paling nyaman. Bisa jadi ini terlihat sangat klise, tapi dari dulu aku suka sekali menulis. Kemudian, aku juga suka berkomunikasi lewat lagu, bukan karena aku penyanyi, tetapi memang aku suka mendengarkan atau menyanyikan lagu berdasarkan apa yang sedang aku rasakan saat itu. Entah saat merasa bahagia, sedih, atau bingung, aku selalu mencari atau menulis lagu yang sesuai.
Baru-baru ini aku juga merilis album perdanaku berjudul “Penyendiri”. Topik penyendiri aku pilih karena ini adalah kata yang paling menggambarkan diriku, jadi aku tahu apa yang benar-benar ingin aku bahas. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa tidak bahas soal cinta? Aku merasa aku tidak tahu banyak soal cinta. Di album ini menyuarakan dengan jujur apa yang aku alami dan rasakan selama aku hidup 18 tahun di dunia ini.
Banyak momen sehari-hari yang aku bagikan dalam album ini, ceritanya juga sangat ringan. Tentang aku yang seorang penyendiri, tentang bagaimana aku merasa hidupku penuh dengan rutinitas yang repetitif. Tak hanya itu, aku juga ingin menceritakan momen kesendirian dari dua sisi, menjadi penyendiri kadang membahagiakan tetapi terkadang juga terasa sepi dan penuh tekanan. Lagu “Penyendiri” menceritakan sudut pandangku yang sangat suka sendirian sedari kecil, sedangkan lagu “Sendiri” adalah versi realita yang lebih sering kita temui saat membahas kesendirian.
Melalui album ini aku berharap teman-teman penyendiriku di luar sana bisa mendengarkan lagu ini kapanpun kalian butuh ditemani. Saat kamu merasa sendirian padahal kamu tidak ingin merasa demikian, semoga album ini bisa membuatmu merasa bahwa kesendirian adalah hal yang lumrah dan bisa dialami oleh siapapun. Maka, album ini aku hadirkan untuk menemani kalian. Melalui rilisan ini, aku juga ingin memperkenalkan diriku sebagai manuisa biasa. Inilah caraku berpikir, jati diriku dalam wujud sebuah album. Semoga aku bisa berkenalan lebih dekat dengan teman-teman melalui lagu-lagu di album “Penyendiri”.