Tanpa terasa kita telah memasuki Bulan April – yang artinya kuartal pertama tahun 2019 sudah terlewati. Sejak dulu saya selalu menganggap hidup seperti sebuah road trip dengan saya sebagai supir mobilnya. Saya tak tahu akan tiba di mana, yang terpasti adalah saya akan pergi ke tempat-tempat yang indah. Saat hari kemudian berganti hari, saya pun mencoba merefleksikan kembali pemandangan lama dan baru yang telah saya lihat, serta teman lama dan baru yang telah saya temui.
Boleh dibilang, hari-hari yang telah saya lalui di tahun ini penuh dengan momen menyenangkan yang cukup rewarding. Semoga lewat tulisan singkat ini, pelajaran-pelajaran hidup yang saya tangkap dapat menginspirasi Anda untuk berpikir kembali: “Sudah sampai manakah perjalanan saat ini?”
Membangun Empati
Jujur saya akui, karena telah dibutakan oleh kekeraskepalaan saya tak pernah tahu betapa pentingnya mencoba memahami untuk melihat dunia dari perspektif orang lain. Saya baru tahu bahwa setiap orang berpikir dengan cara yang berbeda-beda. Setiap orang adalah pribadi yang unik – yang terbentuk oleh perjalanan hidupnya masing-masing. Mungkin ada yang mengambil jalan potong lewat gang kecil tanpa pemandangan, tapi ada juga yang berjalan di jalur yang lebih jauh namun kiri-kanannya ada pemandangan indah dan banyak tempat istirahat. Rute mana pun yang diambil, tidak ada yang salah.
Boleh saja mengikuti rute perjalanan orang lain, namun tak kalah penting untuk mencari sendiri rute perjalanan Anda – ungkapkan kepada mereka kenapa Anda mengambil rute ini dan cobalah berkompromi. Pada akhirnya nanti, Anda akan sampai pada titik tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap orang adalah pribadi yang unik – yang terbentuk oleh perjalanan hidupnya masing-masing.
Percaya Orang Lain
Dari pengalaman, saya selalu khawatir dengan orang-orang yang mencoba menawarkan diri untuk menyetiri saya dalam perjalanan hidup ini. Saya selalu takut kalau mereka tidak akan berhati-hati dengan mobil ini sebagaimana saya menjaganya. Atau ragu dengan pilihan rute mereka – yang mungkin berbeda dengan jalur yang telah saya rencanakan sebelumnya. Kalau saya yang ada di balik kemudi, saya bisa mengontrol segala variabel yang punya andil dalam perjalanan ini. Namun ternyata yang harus disadari adalah bahwa hidup bukanlah satu perjalanan yang singkat – dan punya orang yang mau berbaik hati menyetir untuk Anda adalah hal yang luar biasa. Suatu hari nanti Anda akan belajar bahwa tidak semuanya harus dilakukan sendiri dan tak mengapa untuk berbagi tanggung jawab itu dengan orang lain. Mungkin saja mereka tahu jalan yang lebih baik untuk ditempuh – yang Anda sendiri tidak bisa bayangkan sebelumnya. Tenang, yang Anda butuhkan hanyalah belajar untuk percaya dengan orang lain.
Suatu hari nanti Anda akan belajar bahwa tidak semuanya harus dilakukan sendiri dan tak mengapa untuk berbagi tanggung jawab itu dengan orang lain.
Melawan Ketakutan
Satu-satunya cara untuk melawan rasa takutmu adalah dengan menghadapinya berkali-kali. Serius. Itu yang saya pelajari dari perjalanan hidup ini. Ketakutan saya untuk gagal ternyata malah menahan diri untuk bisa mencapai potensi penuhnya dan hal itu menjadi penghalang bagi semua yang seharusnya bisa saya lakukan dan capai dalam hidup. Menengok kembali perjalanan yang telah lalui, saya pun baru sadar bahwa telah menemui banyak jiwa-jiwa hebat yang secara konstan menantang ketakutan saya.
Satu-satunya cara untuk melawan rasa takutmu adalah dengan menghadapinya berkali-kali.
Bagaimana cara mengetahui ketakutan Anda? Lakukanlah hal-hal yang membuat Anda merasa tak nyaman dan biarkan orang lain menantangnya. Zona nyaman memang menyamankan – sesuai namanya, tapi memberi tantangan bagi diri untuk tahu potensi adalah suatu hal yang lebih bermakna.
Dalam hidup, beberapa keputusan mengantarkan kita ke jalan yang mulus; sementara beberapa lainnya membawa kita ke jalan terjal berbatu. Suatu saat nanti pun ada masanya mobil Anda mogok yang memaksa perjalanan berhenti sejenak dan Anda mungkin tertinggal jadwal yang telah disusun. Namun kali lainnya bisa saja dengan intuisi Anda menemukan ‘jalan tikus’ yang justru membawa ke tujuan dengan lebih cepat. Suatu hari, Anda pun akan merasa kelelahan dan butuh bantuan orang lain untuk membawa kendaraan ini.
Dalam perjalanan selama ini, tak jarang saya melewatinya sendirian. Namun akan terasa lebih menyenangkan jika ada orang lain yang bisa ikut serta – meskipun hanya sesaat. Jika harus mengambil pelajaran penting dari perjalanan yang telah saya lalui selama ini, bisa jadi itu adalah tak mengapa untuk gagal berulang kali. Sabar dan nikmati semua perjalanannya; baik itu saat jalanan mulus atau pun penuh lubang. Belajarlah untuk memahami mana yang ada dalam kontrol kita dan mana yang tidak.
Dalam hidup, beberapa keputusan mengantarkan kita ke jalan yang mulus; sementara beberapa lainnya membawa kita ke jalan terjal berbatu.
Semoga catatan singkat ini bisa menginspirasi Anda untuk menghadapi hari ke depan dengan penuh semangat dan harapan baru. Selamat berkendara!