Pernah nggak sih, lo mau coba hal baru tapi nggak jadi karena takut gagal?
Kita semua pasti pernah punya rencana atau impian yang ingin dicapai dalam hidup. Mau itu hal-hal besar seperti jadi presiden, punya bisnis sendiri, atau justru sesederhana pulang kantor mau jajan es kopi susu di depan stasiun. Biasanya, semakin besar keinginan atau rencana yang kita miliki, rasanya semakin menakutkan atau membebani untuk diwujudkan.
Biasanya, semakin besar keinginan atau rencana yang kita miliki, rasanya semakin menakutkan atau membebani untuk diwujudkan.
Dulu, gue kenal seseorang yang punya banyak sekali ambisi dan harapan yang ingin dia wujudkan dalam hidupnya. Tipe siswa yang selalu punya ide-ide kreatif saat diminta membuat tugas drama di pelajaran Bahasa Indonesia, siswa yang aktif di kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi sekolah.
Setelah bertahun-tahun nggak bertukar kabar, sekarang ternyata dia memilih untuk tidak lagi punya ambisi. Memilih untuk menjalani pekerjaan yang dianggap “aman” meski sebenarnya di dalam hati masih ada banyak sekali hal-hal yang ingin dia coba, tapi diurungkan karena takut hasilnya jelek, atau takut gagal.
Mungkin lo juga pernah punya teman yang seperti ini atau mungkin bahkan lo pernah ada di posisi dia. Ketakutan akan gagal dan kehilangan hal-hal yang sudah kita punya saat ini sebenarnya adalah reaksi yang sangat wajar muncul. Secara alamiah diri kita memang akan berusaha untuk menjaga apa yang kita punya.
Hidup kita tanpa sadar mulai didominasi oleh rasa khawatir akan kegagalan mencapai apa yang kita inginkan atau kehilangan apa yang sudah kita punya. Padahal, mungkin pada dasarnya kita masih bisa hidup dengan normal meski kehilangan hal-hal seperti jabatan, gadget terbaru, atau ketenaran.
Hidup kita tanpa sadar mulai didominasi oleh rasa khawatir akan kegagalan mencapai apa yang kita inginkan atau kehilangan apa yang sudah kita punya. Padahal, mungkin pada dasarnya kita masih bisa hidup dengan normal meski kehilangan hal-hal seperti jabatan, gadget terbaru, atau ketenaran.
Kegagalan memang akan memberikan perasaan tidak nyaman bagi siapapun yang sedang mengalaminya. Ada beberapa respon yang muncul saat kita mengalami kegagalan, seperti; mengucilkan diri, merasa orang lain tidak akan mengalami kegagalan serupa, atau mulai meragukan diri sendiri.
Satu hal rasanya perlu diingat adalah semua orang pasti pernah gagal dengan porsinya masing-masing. Dan setiap orang akan berbeda karena kita punya latar belakang dan pengalaman yang tidak akan pernah sama.
Satu hal rasanya perlu diingat adalah semua orang pasti pernah gagal dengan porsinya masing-masing. Dan setiap orang akan berbeda karena kita punya latar belakang dan pengalaman yang tidak akan pernah sama.
Meski begitu, jangan sampai kenangan akan gagal membuat kita takut untuk punya tujuan dalam hidup.. Nggak harus ambis juga, tapi cukup disimpan saja dalam hati dan diusahakan pelan-pelan. Ada sebuah kutipan dari Seneca, seorang filsuf asal Yunani, dia berkata “saat seseorang tidak tahu ke pelabuhan mana ia akan berlayar, angin dari arah manapun akan terasa menghambat”. Jadi, punya tujuan tetap penting, setidaknya untuk kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri.
Kalau kita mulai melihat dan menilai kembali, ada banyak sekali hal yang sebenarnya tidak terlalu kita perlukan. Sayangnya lingkungan sosial, terlebih lagi media sosial membuat kita merasa bahwa kita perlu membeli barang atau mencapai jabatan tertentu agar dianggap sebagai manusia yang sukses. Kita mungkin lupa bahwa manusia pada dasarnya memang didesain untuk bertahan hidup, kita sebenarnya lebih tangguh dari apa yang kita pikirkan.
Merasakan kegagalan juga tidak selamanya buruk. Pasti pernah dengar dong, istilah ‘pengalaman adalah guru terbaik’? pengalaman hidup juga termasuk proses gagal dan mencoba mencari jalan baru menuju tujuan yang kita inginkan.
Kegagalan sebenarnya menunjukkan bahwa kita sudah berusaha, bahwa kita peduli akan apa yang sebenarnya kita inginkan. Jika dilihat dengan kacamata hidup yang lebih optimis, kegagalan memberikan kita kesempatan untuk mengevaluasi diri. Kita bisa memilah dan mengatur kembali rencana yang kita buat.
Kegagalan justru tanda bahwa kita berusaha dan peduli dengan apa yang sebenarnya kita inginkan. Kadang kita lupa, manusia memang didesain untuk bertahan hidup dan kita sebenarnya lebih tangguh dari apa yang kita pikirkan.
Referensi:
https://www.psychologytoday.com/us/blog/lifespan-perspectives/202112/three-reasons-failure-is-goodthing#:~:text=Failure%20shows%20us%20what%20we%20care%20about.,a%20stand%20in%20this%20world. Diakses pada 13 April 2023, pukul 15.20 WIB
The School of Life: Resilience.https://www.youtube.com/watch?v=xw2OEKAHIhM. Diakses pada 13 April 2023, pukul 16.33 WIB