Self Health & Wellness

Expert Explains: Mencapai Sebuah Perubahan

Sudah selama kurang lebih satu tahun ini kita selalu berada dalam kebingungan mempertanyakan kapan Covid-19 berakhir. Selama itu pula kita seolah dituntut untuk melakukan perubahan yang mendasar dalam kehidupan kita. Paling tidak dengan melakukan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak) untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari virus. Ini juga menjadi suatu hal yang sifatnya sangat tiba-tiba dan mendadak. Tapi mau tidak mau, kita harus melakukan perubahan tersebut.

Tanpa disadari sebenarnya  setiap hari kita dihadapkan dengan perubahan. Sadar atau tidak sadar, ketika kita pergi dari rumah menuju ke kantor atau tempat kuliah kita sering melewati kejadian yang menuntut untuk melakukan perubahan. Contohnya ketika kita salah naik kendaraan umum. Mau tidak mau, kita harus cepat mengubah jenis transportasi agar dapat mencapai tujuan. Namun kalau kita pertanyakan kembali, kenapa kita harus melakukan perubahan?

Jawabannya banyak sekali. Seperti di fenomena besar seperti di pandemi, perubahan dilakukan untuk menjaga kesehatan. Bukan cuma kesehatan sendiri tapi juga orang lain. Kenapa? Supaya pandemi cepat berakhir. Perubahan juga diperlukan untuk pengembangan diri. Alasannya bisa karena kita sayang pada diri sendiri sehingga melakukan perubahan adalah untuk mencapai integritas diri. Ketika kita dapat mencapai integritas diri, maka kita sebenarnya juga dapat mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. Itulah mengapa kita butuh perubahan agar dapat berada di sana. 

Pengembangan diri adalah bentuk kata menyayangi diri sendiri. Kalau kita sayang pada diri sendiri berarti kita butuh menjadi lebih baik, menggali potensi yang ada dalam diri agar dapat berkembang dan mencapai hal yang rasanya saat ini belum bisa. Tapi dengan perubahan optimal, niscaya kita bisa sampai kepada pengembangan diri yang diharapkan. Untuk itu, kita juga perlu tahu tahapan-tahapan dalam membuat sebuah perubahan:

Dngan perubahan optimal, niscaya kita bisa sampai kepada pengembangan diri yang diharapkan.

Pertama adalah tahap precontemplation. Kondisi ini menempatkan kita dalam penyangkalan di mana sering mempertanyakan, “Penting nggak sih melakukan perubahan? Kayaknya nggak penting”. Contohnya di awal PSBB kita sering kali melakukan penyangkalan ini. Meragukan apakah Covid-19 benar-benar ada atau tidak. Penyangkalan ini juga sering terjadi di hubungan asmara. Suatu waktu kita pasti pernah berpikir apakah perlu melakukan perubahan meski hubungan terlihat baik-baik saja. 

Setelah berada di fase denial, tawar-menawar, menimbang penting tidak penting, kita berada di tahap kedua: contemplation. Di tahap ini, kita sebenarnya sudah lebih sadar tapi masih ragu. Misalnya di hubungan, kita mulai memikirkan jika tidak berubah nanti pasangan jangan-jangan bisa tidak lagi sayang. Nantinya, semakin sadar atas kebutuhan untuk berubah kita akan naik tingkat ke tahap berikutnya: action. Tahap action mendorong kita memasuki langkah-langkah untuk melakukan perubahan dan mulai melatih diri. Contohnya dalam hubungan kita akan bilang pada pasangan, “Sayang, aku lagi latihan mengubah diri. Aku minta waktu ya. Aku baca contekan dulu.”

Kemudian tahap terakhir adalah maintenance. Ketika sampai di tahap ini kita sudah melakukan perubahan dan hasilnya sudah semakin terlihat. Misal saat bicara dengan pasangan sudah lebih banyak menggunakan “aku”, bukan “kamu” sebagai tanda menyalahkan. “Aku lagi merasa sendiri karena kamu sibuk kerja. Aku pengen diperhatikan sama kamu lebih banyak dan spesial lagi. Bisakah kamu belikan aku bunga atau cokelat kalau aku sedang galau seperti ini?”. 

Kalau sudah berada dalam tahap tersebut, kita sudah melihat perubahan yang nyata, terukur dan fokus untuk mempertahankan perubahan. Tapi yang perlu diingat adalah motivasi kita melakukan perubahan. Tanpa motivasi perubahan bisa hanya terjadi jangka pendek. Hari ini berubah tapi satu bulan kemudian kita kembali ke asal. Kalau sering melakukan ini, kita bisa berada dalam dilema. Kita pun akan bolak-balik berada dalam kelima tahapan tersebut dan sulit mencapai tahap maintenance. Jadi, kita hanya butuh satu alasan, motivasi, yang berarti untuk diri. Entah alasannya karena kita begitu sayang pada diri sendiri sehingga melakukan perubahan ini adalah untuk diri sendiri. Atau karena sayang dengan hubungan sehingga ingin berubah. Bisa juga karena integritas atau nilai-nilai yang kita miliki dalam kehidupan. 

Tanpa motivasi perubahan bisa hanya terjadi jangka pendek.

Kemudian apa sebenarnya yang mendasari kita harus berubah? Kalau tidak berubah, dampaknya apa?

Perubahan akan mendatangkan banyak manfaat dalam hidup. Kita akan semakin bersyukur, merasakan bebas dari burnt out karena kita berani. Kata kuncinya adalah berani. Berani melakukan perubahan dalam hidup untuk mencapai hal yang dianggap mustahil tapi ternyata bisa dilakukan. Misalnya ketika mengejar beasiswa. Kita harus melakukan perubahan untuk memenuhi persyaratan. Untuk apa? Untuk mendapatkan karier yang lebih baik, untuk mendapatkan pendidikan, konsep dan wawasan berpikir yang lebih baik untuk kemajuan diri.

Perubahan akan mendatangkan banyak manfaat dalam hidup. Kita akan semakin bersyukur, merasakan bebas dari burnt out karena kita berani. Kata kuncinya adalah berani.

Jadi jika tidak berubah dan terus tinggal di zona nyaman, kita akan selalu tertinggal. Ibarat menaiki kereta, kita akan selalu ketinggalan sehingga harus nunggu jadwal berikutnya yang kita tidak tahu apakah kereta akan benar tiba atau tidak. Sama halnya kita tidak pernah tahu kesempatan akan ada lagi atau tidak jika tidak mulai dari sekarang. 

Related Articles

Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024
Card image
Self
Pendewasaan dalam Hubungan

Pendewasaan diri tidak hadir begitu saja seiring usia, melainkan hasil dari pengalaman dan kesediaan untuk belajar menjadi lebih baik. Hal yang sama juga berlaku saat membangun hubungan bersama pasangan.

By Melisa Putri
06 April 2024