Memasuki sebuah rutinitas baru memang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Menurutku sebenarnya kesulitan yang kita temui saat harus beradaptasi dengan rutinitas baru bisa kita kurangi atau juga kendalikan dari awal dengan mengelola ekspektasi yang kita punya.
Menurutku sebenarnya kesulitan yang kita temui saat harus beradaptasi dengan rutinitas baru bisa kita kurangi atau juga kendalikan dari awal dengan mengelola ekspektasi yang kita punya.
Misalnya saja saat kita berencana makan ke sebuah restoran sushi yang paling enak di kota ini, lalu ternyata perjalanannya sangat jauh. Sebelum datang kita bisa mencoba mengendalikan ekspektasi kita bahwa kalau kita ingin pergi ke sebuah restoran dengan kualitas sangat baik, mungkin memang ada beberapa perjuangan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah jarak tempuh yang lebih jauh atau juga harga makanan yang lebih mahal, dengan demikian kita sudah memiliki bayangan perjalanan apa yang akan kita tempuh.
Meski mungkin pada dasarnya kalau kita berbicara rutinitas dalam konteks pekerjaan mungkin jarang sekali ada orang yang begitu gemar bekerja setiap hari. Kembali lagi, mungkin memang kita tidak punya banyak pilihan, hingga mau tidak mau kita tetap harus menjalani rutinitas dan kesempatan yang ada. Untuk bisa mencapai tujuan, memang perlu proses yang terkadang tidak sebentar.
Salah satu momen utama yang paling aku ingat dalam hal beradaptasi dengan rutinitas adalah saat pertama kali memasuki bangku kuliah. Ternyata menjadi mahasiswa tidak semudah yang aku bayangkan. Masa-masa kuliah ternayata adalah masa penuh persiapan untuk bisa mendapatkan apa yang selama ini kita cita-citakan. Kemudian momen penting selanjutnya adalah saat pertama kali memasuki dunia kerja.
Sebagai salah satu orang yang punya bidang karir berbeda dengan apa yang dipelajari semasa kuliah, ternyata rutinitas yang aku jalani di awal-awal masa kerja sempat membuatku sedikit minder, tapi mau tidak mau tetap harus aku jalani karena memang ini adalah keputusan yang aku pilih.
Pada masa awal pandemi, rasanya semua orang juga mengalami hal yang sama. Saat dimana kita terpaksa menghentikan banyak hal yang selama ini kita jalani sambil terus berusaha bertahan melewati banyak hal yang tidak terduga. Bahkan aku juga sempat mengalami creative block dalam bermusik, hingga akhirnya aku memutuskan untuk jujur dengan apa yang aku rasakan. Hal ini kemudian aku ceritakan dalam lagu “Mau Tak Mau”. Sekaligus menjadi momen dimana aku sadar bahwa memang ada banyak hal yang mau tak mau harus kita lewati untuk sampai pada tujuan yang kita inginkan.
Untuk bisa menjalani hari-hari dengan lebih ringan tentu akan sangat ideal kalau kita bisa mencintai apa yang kita kerjakan. Meski aku juga sadar mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan akses untuk hal ini. Ada orang yang mungkin tidak punya banyak pilihan dan hanya berusaha bertahan dengan setiap kesempatan yang didapatkan. Mungkin aku tidak memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat pada teman-teman yang tengah mengalami ini, aku hanya bisa berharap di masa depan nanti akan ada hari-hari baik bagi dirimu. Dimana kamu bisa menjalani apa yang kamu cintai.
Selain mengerjakan apa yang kita cintai, disiplin juga menjadi salah satu faktor krusial untuk bisa menjalani apa yang kita kerjakan. Aku berusaha untuk membedakan saat dimana aku harus fokus bekerja dan waktuku beristirahat. Menurutku, penting untuk bisa menghargai dan menyadari bahwa kita juga adalah manusia yang butuh istirahat.
Untuk teman-teman yang akan mendengarkan lagu “Mau Tak Mau”, aku hanya berharap setiap karyaku bisa memberikan energi positif bagi siapapun yang mendengarkan. Mungkin ada yang akan merespon lagu ini dengan perasaan sedih, tidak masalah juga kalau kamu sedang merasa demikian. Mungkin beberapa lainnya akan merasa ditemani dan sadar bahwa ada banyak orang di luar sana yang juga sedang berjuang untuk bertahan, sama seperti kamu. Intinya, aku berharap semua orang yang mendengarkan lagu ini bisa terus menjalani apa yang mereka miliki saat ini.