Memandang sebuah kehidupan sebenarnya tidak memerlukan banyak kata atau pemikiran filosofis. Masing-masing individu dapat mengemukakan pendapatnya akan sebuah kehidupan yang dijalani. Tetapi sebenarnya inti dari menjalani kehidupan tetap sama yaitu pencarian diri untuk menjadi versi terbaik. Untuk menemukan kehidupan yang membuat kita bahagia, yang tidak lain untuk melakukan apa yang kita suka dan bermanfaat bagi orang lain. Dalam arti kata tidak mengorbankan diri sendiri atau orang lain.
Sejatinya, dalam rangka pemenuhan kehidupan tersebut kita terkadang lupa untuk menjadikan waktu sebagai sahabat terbaik. Padahal jika dapat bekerja sama dengan waktu, kita dapat mengaturnya untuk mencapai berbagai hasil nan maksimal. Terkadang kita lupa bahwa mengejar waktu dapat meluputkan perhatian dari hal lain yang mungkin saja lebih penting. Padahal jika kita bisa mengatur waktu sejak dini, kita bisa mengukurnya dalam jangka panjang. Usaha-usaha yang sedang dilakukan menjadi konsisten karena melalui langkah demi langkah yang terarah. Satu langkah, satu tapak. Tidak lompat-lompat.
Mengejar waktu dapat meluputkan perhatian dari hal lain yang mungkin saja lebih penting.
Apabila kita menginginkan sesuatu, tariklah garis dari ujungnya –dari gol yang ingin dicapai. Kemudian tarik pelan-pelan dari awal, bermuara di manakah ujung garis tersebut. Barulah mulai menapakkan satu langkah, apa yang harus dilakukan pertama kali dan diikuti dengan langkah-langkah yang seirama. Fokuslah pada irama tersebut, dipupuk sedikit demi sedikit dan lakukanlah sesuai dengan hasrat diri jangan mengikuti arus.
Ketika kecil saya adalah anak yang pendiam. Kala piano dan bernyanyi masuk dalam hidup, saya lalu mengerti bahwa musiklah yang akan menjadi suara. Memang terdapat pula dukungan dari pihak terdekat dalam penemuan jati diri, seperti mama yang memperkenalkan piano mainan saat kanak-kanak dan mengantarkan pada kursus piano juga nyanyi. Tapi memang begitulah manusia sebagai makhluk sosial. Mustahil hidup sendiri, mustahil menemukan dirinya tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi yang terpenting adalah kita memahami diri sendiri apakah itu yang kita benar-benar inginkan. Apakah itu yang akan membuat kita bahagia.
Dalam kasus saya, mengetahui musik yang diciptakan dapat mengubah hidup seseorang adalah sebuah pemenuhan hidup. Begitu terharu ketika sedang tampil ada orang-orang yang menghampiri dan berkata: “mungkin bagi kamu lagu itu hanya sekadar lagu, tapi bagi orang lain sangatlah berarti karena setiap liriknya berhubungan dengan hidup seseorang.” Bayangkan bagaimana tingginya perasaan bahagia itu saat orang yang benar-benar asing memberikan apresiasi pada kita. Bagaimana ternyata menciptakan atau melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain dapat sangat memperngaruhi hidup kita. Terlebih lagi, dapat membuat kita sadar bahwa hidup ini butuh sebuah tujuan mulia untuk membuat kita merasa jadi pribadi yang berwarna.
Selama menjadikan musik pusat perhatian dan pencuri waktu, saya memahami bagaimana sulitnya berjuang untuk menyampaikan suara lewat musik. Bagaimana waktu terkadang menjadi musuh besar, seakan tidak memberikan diri saya ruang untuk beristirahat. Tetapi kemudian saya tahu bahwa ada kalanya saya hanya harus pintar-pintar bekerja sama dengan keduanya. Menyeka keringat dari bermusik dan sesaat terlepas darinya untuk memberikan waktu pada hal lain di luarnya. Karena kita boleh punya satu pusat tapi tak boleh melupakan sekeliling pusat tersebut. Terkadang kita harus berada di sekeliling untuk melihat pusat itu lebih jelas. Sebentar saja tidak apa-apa tapi juga jangan terburu-buru untuk kembali.
Hidup ini butuh sebuah tujuan mulia untuk membuat kita merasa jadi pribadi yang berwarna.
Contohnya saja sewaktu jenuh pada pekerjaan yang berhubungan dengan musik saya mengalihkan pada kegiatan-kegiatan yang jauh sekali dari topik tersebut. Tidak melakukan hal yang intens untuk beberapa saat. Biasanya saya suka terlibat dalam dunia fotografi, mencari momen-momen kehidupan orang lain atau alam sekitar dan menangkapnya dengan lensa kamera. Tapi saya juga bisa melakukan hal yang amat sederhana yaitu sekadar mengurus ikan-ikan yang ada di dalam rumah. Ya, benar, bermain dengan ikan! Tahu tidak? Melihat ikan-ikan tersebut berenang, menikmati warna-warna tubuhnya, mendengar suara air yang terpercik dapat membuat hati tenang. Sangat simpel bukan untuk sesaat mendinginkan kepala, menahan diri untuk berkejaran dengan waktu dan kembali menemukan fokus? Benar, kadang tidak membutuhkan hal kompleks kok untuk merasakan ketenangan. Satu hal yang penting adalah tahu kapasitas diri sendiri dan memahami betul apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Itu saja.