Self Health & Wellness

Berlari Mengenal Diri

Pertemanan Sehat

@pertemanansehat

Komunitas Olahraga

Fotografi Oleh: Hakim Satriyo

Dalam hidup kita tidak bisa hanya menikmati hal-hal yang enak saja. Tidak bisa terus-menerus makan tanpa olahraga. Sesekali kita harus bersimbah keringat untuk menyeimbangkan kondisi tubuh. Apapun jenisnya pada dasarnya semua olahraga sangatlah baik untuk jiwa dan raga. Tidak hanya membuat tubuh bugar, olahraga juga dapat membantu kita menyehatkan pikiran. Pasalnya ketika berolahraga, berlari misalnya, kita akan melepaskan hormon endorfin yakni hormon yang membuat kita bahagia. Hormon bahagia ini pun bisa bertambah ketika kita berolahraga bersama teman-teman terdekat. Selayaknya sedang kumpul di kafe atau makan-makan bersama, pasti ada canda tawa di sela-sela aktivitas berolahraga. Dari sanalah hormon endorfin akan terus mengalir di sekujur tubuh. Hingga rasa lelah saat berolahraga pun seakan terbalas dengan keberadaan mereka.

Pertemanan Sehat awalnya hanyalah sekelompok teman yang ingin bertegur sapa di tengah-tengah kesibukan. Namun kami berpikir kalau sekadar bincang-bincang sambil minum kopi sepertinya kurang bermanfaat. Sehingga akhirnya kami membuat rutinitas berlari bersama untuk dijadikan “alasan” bertemu. Tidak disangka, hormon endorfin yang dilepaskan saat lari ternyata lebih banyak dilepaskan ketika kami bertemu satu sama lain, saling memotivasi bahkan sampai merencanakan perjalanan ke sana kemari demi berolahraga. Kami berdelapan termasuk pribadi-pribadi dengan jadwal cukup padat dengan urusan masing-masing. Sehingga berlari bersama seakan menggabungkan dua rutinitas dalam satu paket. Kami bisa menjalankan kebutuhan berolahraga dan bersosialisasi di saat yang bersamaan.

Dalam hidup kita tidak bisa hanya menikmati hal-hal yang enak saja.

Lama-kelamaan aktivitas bersama ini pun tidak hanya sekedar alasan agar bisa berkumpul. Kami pun menjadi cukup serius berolahraga meski tetap santai dalam menjalani hubungan pertemanan. Tidak ada yang lebih atau kurang baik dari yang lain. Pertemanan dan pencapaian berolahraga di antara kami tidak menjadi kompetisi yang membuat kami terobsesi jadi yang paling cepat. Sebaliknya, yang lebih kuat berlari akan memotivasi yang kurang. Di dalam rutinitas itu pun kami sengaja selalu membuat target tertentu agar semua pihak tetap menjalankan olahraga sekadar datang untuk bersosialisasi saja. Latihan akan jadi lebih terstruktur saat kami punya target dan pertemuan kami akhirnya berguna untuk  diri sendiri dan satu sama lain. Targetnya pun bisa bermacam-macam. Mulai dari menurunkan berat badan sampai ke angka yang diinginkan hingga mengikuti maraton bersama di New York.

Sejujurnya mengikuti maraton ini berawal dari keinginan kami berlibur bersama. Hanya saja kami paham betul tidak mudah mengikuti maraton sehingga harus punya persiapan yang serius. Sama seperti rutinitas berlari biasanya, kami fokus pada target selagi menjalankan kebutuhan bersosialisasi. Alhasil, tidak sekadar pengalaman menyenangkan berplesir mengarungi benua lain, proses mengikuti maraton ini ternyata juga memberikan begitu banyak pelajaran berharga. Setelah mengetahui lintasan New York Marathon yang terkenal cukup panjang, kami pun tidak asal-asalan ketika latihan. Pasalnya, untuk mengikuti maraton kita harus memiliki kondisi tubuh yang benar-benar fit. Persiapan cukup intens dan ketat pun kami lakukan demi mengikuti maraton tanpa cedera. Dari persiapan panjang tersebut, kami seakan sedang belajar kehidupan. Untuk mencapai suatu tujuan, kita harus memiliki komitmen, dedikasi, dan disiplin yang tinggi. Kala ada suara dalam benak yang menyuruh mundur, kita harus meyakinkan diri lagi dan lagi. Pantang menyerah meski sudah berupaya sangat keras. Pasti ada perasaan ingin menyerah sebelum melaju di lintasan maraton. Akan tetapi kami bertanya lagi pada diri sendiri, “apa ya sudah sampai latihan sekeras ini mau mundur?”. Dengan motivasi yang datang dari satu sama lain, kami pun akhirnya menguatkan diri untuk fokus mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan, kita harus memiliki komitmen, dedikasi, dan disiplin yang tinggi.

Seusai mengikuti maraton kami lebih mengenal dan mempelajari diri sendiri lebih baik. Contohnya saja Reina (Reina Wardhana). Bisa dibilang lari bukanlah olahraga favoritnya. Sempat dia ingin mundur. Apalagi ketika tahu Dian (Dian Sastrowardoyo) tidak jadi ikut karena mengalami cedera lutut. Mereka berdua biasanya berlari beriringan dan latihan bersama. Terasa cukup sulit untuk Reina saat dia tahu harus berlari di lintasan tanpa Dian. Di sanalah Reina seperti harus melawan diri sendiri. Keputusannya untuk ikut pun satu dan lain hal sebab dia ingin mendapatkan validasi diri. Dia bisa mengubah apa yang tidak disuka menjadi sebuah pencapaian. Begitu juga Hakim (Hakim Satriyo) yang harus melawan egonya pada saat di lintasan. Hakim memulai maraton dengan kecepatan yang cukup kencang karena ingin cepat sampai. Tapi kemudian cuaca New York yang dingin membuatnya harus melambatkan langkah. Dia harus mengendurkan keinginan untuk cepat sampai demi melewati garis akhir tanpa cedera. Tanpa memaksakan kakinya berlari lagi, dia akhirnya menyelesaikan maraton dengan berjalan. Berlari maraton adalah satu kesatuan pembelajaran hidup. Mulai dari persiapan matang yang mengajarkan komitmen, disiplin dan pantang menyerah hingga pada pengenalan dan pemahaman diri saat melaju di lintasan. Sepanjang lintasan kita tidak bisa mengandalkan orang lain makanya penting untuk mengenal dan berjuang dengan diri sendiri. Kita harus mengetahui kapan harus melawan ego, melambatkan langkah dan akhirnya memutuskan sebuah pilihan dengan pikiran tenang dan bijaksana demi kebaikan sendiri.

Kita harus mengetahui kapan harus melawan ego, melambatkan langkah dan akhirnya memutuskan sebuah pilihan dengan pikiran tenang dan bijaksana demi kebaikan sendiri.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024