Self Health & Wellness

Berjuang Adalah Pilihan

Dinda Nawangwulan

@pinkshimmerinc

Pendiri Organisasi Sosial

Ilustrasi Oleh: Salv Studio

Seseorang yang dinyatakan mengidap penyakit kanker seringnya berpikir bahwa ia berada dalam tepi jurang kematian yang bisa kapan saja tiada. Padahal penyakit kanker bisa dibilang sama dengan penyakit lainnya atau kondisi lainnya. Kita, manusia, bisa kapan saja tiada. Tak perlu mengidap penyakit kanker terlebih dahulu baru menyadari betapa berharganya arti kehidupan. Di saat pemikiran akan kematian ini muncul, di saat yang sama penyakit kanker justru menyerang diri lebih parah. Sebab sebenarnya penyembuhan paling ampuh adalah dengan memiliki mental yang sehat. Optimis untuk tetap hidup. Hasrat untuk bertahan hidup betapa pun sulit caranya harus dilakukan. Itulah kuncinya untuk melepaskan kanker dari tubuh.

“Dinda, penyakit kamu bisa disembuhkan asal kamu disiplin menjalani perawatan,” begitu kata dokter yang menyatakan saya positif mengidap kanker payudara. Bukannya patah semangat dan sedih tak terkira saya justru membuang jauh-jauh pikiran tentang kematian. Saya merasa kata-kata sang dokter memberikan harapan pada saya untuk tetap hidup sehingga cepat-cepat meyakini kalau saya bisa sembuh. Dari hari pertama mengetahui ada sel kanker dalam tubuh saya memberikan afirmasi pada diri: saya tidak mau diatur oleh penyakit ini. Di saat yang sama saya meyakini bahwa penyangkalan dan keluhan tak akan membawa saya jauh dari penyakit ini. Sebaliknya, saya harus bisa berteman dengan kanker agar bisa memahami lebih dalam bagaimana membuatnya pergi.

Penyembuhan paling ampuh adalah dengan memiliki mental yang sehat.

Tak semudah yang saya ucapkan memang. Terutama selama menjalani perawatan medis yang begitu menyakitkan. Ada kalanya saya merasa mengapa harus merasakan derita itu. Tapi karena sudah memiliki optimisme yang begitu tinggi di awal, setiap kali merasa ingin menyerah saya langsung memberikan afirmasi lagi pada pikiran. “Din, chemo ini memang menyakitkan tapi ini adalah cara untuk bantu kamu sembuh. Jalani saja prosesnya,” ulang saya setiap berada dalam terapi. Penerimaan ini yang memudahkan perjalanan saya selama mengidap kanker. Saya belajar untuk tidak banyak mengeluh dan menyangkal perasaan apapun yang muncul. Menerima bahwa segala sakit yang dirasakan memang harus dialami agar tetap hidup. Sehingga masa-masa itu saya hidup hanya untuk hari itu saja. Tidak banyak memikirkan hari esok, membayangkan bagaimana kalau sembuh nanti atau sebaliknya bagaimana kalau ternyata besok kondisi memburuk. Saya fokus pada satu hari itu. Jika hari itu saya bisa ke dokter, menjalani perawatan lalu berbelanja, ya dilakukan secara spontan di hari itu. 

Tidak hanya menjalani pengobatan medis saya juga banyak mencari tahu aktivitas yang berhubungan dengan spiritual seperti yoga, meditasi, reiki, dan lain-lain. Segalanya saya coba.  Sebab saya tahu itulah yang bisa membantu saya membentuk pola pikir yang positif. Ternyata memang kegiatan-kegiatan tersebut bisa membantu saya untuk tenang, lebih santai dan dapat berkomunikasi dengan diri sendiri lebih baik. Saya bisa memahami seberapa besar pengaruh bernapas yang benar pada tubuh. Tidak hanya karena alasan kesehatan melainkan juga alasan psikis. Membantu saya bisa lebih menghargai setiap hembus napas yang masuk dalam tubuh untuk menghargai setiap detik kehidupan yang diberikan.

Saya belajar untuk tidak banyak mengeluh dan menyangkal perasaan apapun yang muncul. Menerima bahwa segala sakit yang dirasakan memang harus dialami agar tetap hidup.

Membentuk pola pikir yang positif membuatku menyadari bagaimana kita harus mencintai diri sendiri. Artinya, yang bisa membuat semuanya terasa mudah ya diri kita sendiri. Yang bisa membuat diri merasa lebih baik ya diri kita sendiri. Begitu juga sebaliknya. Jika kita membuat penyakit ini terasa sulit, berat, kita akan merasa lebih menderita. Tubuh akan bereaksi seperti apa yang kita pikirkan. Kalau kita mau menyerah tubuh pun akan menyerah. Kalau dari awal sudah merasa sulit nanti di perjalanannya akan bertambah sulit. Kalau kita kuat kita bisa menyelamatkan diri sendiri. Sehingga saya tidak mau marah pada penyakit ini. Tidak mau berpikir bahwa penyakit ini akan membunuh saya. Terbukti saya pun sembuh dari kanker dan bisa kembali menjalani hari-hari seperti biasa tanpa obat-obatan keras itu lagi. 

Setelah sembuh, tidak semerta-merta saya jadi bebas melakukan apa saja. Mengingat kembali ke waktu-waktu sebelum mengidap penyakit kanker saya mengakui betapa buruk gaya hidup saya. Tidak memerhatikan apa yang dikonsumsi. Makan apa yang membuat kenyang saja. Sebentar-sebentar merokok, tidur hanya 2-3 jam sehari. Seolah-olah saya suka sekali mengumpulkan masalah. Setelah melihat pola hidup sekarang ada perasaan menyesal kenapa tidak dari dulu menerapkan pola hidup sekarang. Hanya saja saya tahu benar pengalaman tersebut banyak hikmahnya. Saya harus banyak bersyukur masih mendapatkan kesempatan menjalani hidup yang lebih baik sehingga kini harus belajar untuk fokus pada diri sendiri. Memerhatikan tanda yang disinyalkan tubuh. Kalau sudah merasa tidak enak, tidak sehat, harus segera cari cara untuk merasa lebih baik. Lebih banyak melakukan komunikasi dengan diri sendiri, mendengarkan suara hati.

Membentuk pola pikir yang positif membuatku menyadari bagaimana kita harus mencintai diri sendiri.

Related Articles

Card image
Self
Kesediaan Membuka Pintu Baru Melalui Musik

Bagiku, membahagiakan sekali melihat saat ini sudah banyak musisi yang bisa lebih bebas mengekspresikan dirinya melalui berbagai genre musik tanpa ketakutan tidak memiliki ruang dari pendengar Indonesia.

By Mea Shahira
23 March 2024
Card image
Self
Berproses Menjadi Dewasa

Ada yang mengatakan usia hanyalah angka. Sebagian memahami hal ini dengan semangat untuk tetap muda, menjaga api dalam diri untuk terus menjalani hari dengan penuh harapan.

By Greatmind
23 March 2024
Card image
Self
Kala Si Canggung Jatuh Hati

Bagiku, rasa canggung saat bertemu seseorang yang menarik perhatian kita adalah hal yang menjadikan kencan pertama istimewa. Menurut aku, saat baru pertama kali bertemu dan berkenalan kita memang masih harus malu-malu, momen canggung ini yang nantinya bisa menjadi berharga setelah beriringnya waktu.

By Dillan Zamaita
23 March 2024