Perjalanan hidup memang selalu dinamis, setiap orang tentu menghadapi tantangan yang juga berbeda-beda, begitu juga dengan aku. Sekitar tujuh hingga delapan tahun lalu, bisa dibilang aku pernah merasakan fase terbentur. Momen saat aku merasa ada banyak usahaku yang harus menghadapi dinding tidak terlihat. Kala itu, pada saat aku merasa ada banyak hal yang aku harapkan ternyata tidak terwujud, rasanya menyalahkan diri sendiri menjadi cara yang paling mudah untuk dilakukan. Lama kelamaan aku sadar, kebiasaan ini membuatku merasa semua kegagalan lantas menjadi salahku.
Kebiasaanku ini pada akhirnya membuatku sempat merasa kehilangan diri sendiri. Aku merasa tidak lagi memiliki tujuan, mimpi, hingga bimbang sebenarnya apa yang aku gemari. Setelah dilalui, aku sadar bahwa ini juga termasuk dalam prosesku mengenal diri sendiri. Tentu, proses penemuan diri bukan hal yang bisa dilakukan hanya dalam satu hari, ini mungkin hal yang akan terus kita lakukan sepanjang kehadiran kita di dunia.
Setelah beberapa tahun melalui fase terbentur ini, aku menyadari bahwa rasa rapuh, sedih, dan jatuh yang dialami mengajarkan aku untuk bisa lebih menjaga diri sendiri. Aku juga berusaha untuk bisa memegang kendali atas diriku sendiri untuk bisa berjalan dengan lebih baik di masa mendatang.
Aku menyadari bahwa rasa rapuh, sedih, dan jatuh yang dialami mengajarkan aku untuk bisa lebih menjaga diri sendiri. Aku juga berusaha untuk bisa memegang kendali atas diriku sendiri untuk bisa berjalan dengan lebih baik di masa mendatang.
Sejujurnya ini juga bukan hal yang mudah untuk benar-benar diterapkan, terkadang aku juga masih merasa lepas kendali dalam beberapa kesempatan. Tak jarang juga diiringi dengan keraguan akan usaha yang sudah aku lakukan. Saat sudah menghadapi momen ini, biasanya aku hanya berusaha untuk menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Meski aku tidak pernah tau pasti apa yang akan terjadi di masa mendatang tapi aku percaya bahwa kehadiranku di dunia juga disertai dengan anugerah seperti keluarga, sahabat, talenta, dan potensi. Tugasku adalah untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi diriku dan orang-orang sekitar.
Momen saat aku berusaha mengambil kendali akan diri sendiri ini juga aku ceritakan dalam lagu yang baru saja aku rilis beberapa waktu lalu berjudul “Apa Kamu Pernah Sepertiku?”. Proses kreatif dari lagu ini juga cukup menarik. Aku dibantu oleh seorang co-writer, namanya Yaki, ia membantuku untuk mencari sudut pandangku dalam bercerita. Bahkan, menuruku ia juga pada akhirnya membantuku untuk membentuk alur cerita dan berusaha mengurai kerumitan yang ada di dalam pikiranku.
Kalau dulu aku cenderung menyalahkan diriku atas segala harapan yang ternyata belum atau tidak terwujud, sekarang aku berusaha untuk lebih lapang dada dalam menjalani hari. Mungkin dulu aku terlalu menaruh ekspektasi tinggi pada diriku sendiri, sekarang aku berusaha untuk berusaha semaksimal yang aku bisa dan juga berdoa. Saat ternyata hasilnya belum sesuai dengan apa yang aku bayangkan, setidaknya aku sudah mengupayakan yang terbaik.
Kalau dulu aku cenderung menyalahkan diriku atas segala harapan yang ternyata belum atau tidak terwujud, sekarang aku berusaha untuk lebih lapang dada dalam menjalani hari.
Aku juga yakin bahwa proses yang aku lewati hingga hari ini juga berkat dukungan dan bantuan orang-orang tedekatku, termasuk keluarga dan sahabat-sahabatku sejak SMP dan SMA. Bisa dibilang mereka berperan besar dalam pertumbuhan diriku hingga hari ini. Saat masih duduk di bangku sekolah dulu, aku mungkin pernah tanpa sengaja menyakiti hari orang lain tanpa sengaja. Mungkin niatku baik, tetapi mungkin caraku menyampaikan pesannya yang salah.
Aku bersyukur aku punya sahabat yang bisa mengingatkanku kalau aku memang salah dan bukannya menjauhiku. Karena mungkin aku juga pernah menyakiti hati mereka tanpa sengaja, tapi mereka memilih untuk menjelaskan padaku apa yang mereka rasakan. Mereka selalu hadir untuk menjadi pengingat saat aku mulai hilang arah.
Di saat melewati fase terbentur tadi aku akhirnya berusaha mencari kebahagiaan dari dalam diri sendiri. Dalam artian, aku mencoba memahami nilai diriku. Masing-masing dari kita pasti akan punya permasalahan yang berbeda-beda, tapi aku tau satu hal bahwa kita sama-sama melalui proses untuk mengenal diri sendiri. Aku harap lagu ini bisa jadi teman dan pengingat bahwa kamu tidak melalui momen ini sendirian.