Self Lifehacks

Berdamai dengan Sepi

Menurutku rasa kesepian adalah salah satu isu yang pernah atau sedang dialami oleh banyak orang. Sebagai penulis, aku biasanya membahas topik seputar hal-hal yang kita rasakan saat beranjak dewasa. Mulai dari jatuh cinta, insecurity, hingga kesepian. Mungkin pertama kali aku pernah benar-benar merasa kesepian adalah pada tahun 2019 lalu. Setelah lulus kuliah, aku tidak pernah tahu salah satu hal yang juga muncul saat kita menjadi dewasa adalah rasa sepi. Tidak ada yang pernah mengatakan padaku bahwa setelah lepas dari dunia sekolah kita akan lebih merasa sendirian. 

Banyak perasaan yang sebenarnya campur aduk dalam pikiranku saat itu mulai dari merasa selalu sendirian, merasa bahwa aku tidak pernah jadi pilihan pertama bagi sahabat-sahabatku, atau perasaan ditinggalkan karena teman-temanku kini juga sudah punya dunia dan orang-orang baru dalam hidup mereka. Sayangnya, dulu aku merasa apa yang aku pikirkan dan rasakan ini adalah hal yang memalukan untuk aku ungkapkan pada orang lain. Terasa terlalu kekanak-kanakan untuk dibagikan. 

Akhirnya setelah proses yang cukup panjang, seluruh pengalaman dan pemikiran ini aku tuangkan dalam buku terbaru yang aku rilis yaitu “Loneliness is My Best Friend”. Judul buku ini sejujurnya sudah aku pikirkan sejak tahun 2019, tapi baru bisa aku selesaikan pada tahun 2022, karena aku baru bisa berdamai dengan rasa kesepian yang sebelumnya bahkan terlalu rumit untuk aku ceritakan.

Kalau ditanya, apakah sekarang aku kesepian? Alhamdulillah saat ini jawabannya sudah tidak, tapi bukan karena sekarang sudah banyak orang-orang baru dalam hidupku. Lebih kepada aku sudah berdamai dan mampu mencoba berteman dengan diriku sendiri. Dulu aku selalu berpikir bahwa harus ada orang lain yang hadir dan memberikanku semangat. Setiap malam aku pasti berdoa untuk bisa diberikan lebih banyak teman dalam hidup. Sampai di suatu malam aku sadar, mungkin aku butuh strategi lain untuk bisa berdamai dengan rasa sepi. Sehingga pada hari itu aku mengganti doaku agar bisa diberikan rasa cukup dengan kehadiran diriku sendiri dan orang-orang terdekat dalam hidupku. 

Dulu aku selalu berpikir bahwa harus ada orang lain yang hadir dan memberikanku semangat. Setiap malam aku pasti berdoa untuk bisa diberikan lebih banyak teman dalam hidup. Sampai di suatu malam aku sadar, mungkin aku butuh strategi lain untuk bisa berdamai dengan rasa sepi. Sehingga pada hari itu aku mengganti doaku agar bisa diberikan rasa cukup dengan kehadiran diriku sendiri dan orang-orang terdekat dalam hidupku. 

Ini tentu bukan perkara yang bisa selesai dalam sekejap mata. Berdamai dengan rasa sepi dan diri sendiri bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu berhari-hari hingga bertahun-tahun sampai aku bisa mengubah cara pandangku akan arti kesepian. Kini aku memutuskan untuk jadi teman bagi diriku sendiri. Selama ini kita terkadang terjebak dengan pemikiran bahwa orang lain punya tanggung jawab untuk membahagiakan dan menyembuhkan rasa kesepian kita. Sekarang aku percaya bahwa orang yang bertanggung jawab akan kebahagiaanku, pada akhinya, hanya diriku sendiri. Aku harus mampu menemukan cara untuk bisa nyaman dengan diriku sendiri sebelum bisa mendapatkan kebahagiaan dari orang lain.

Selama ini kita terkadang terjebak dengan pemikiran bahwa orang lain punya tanggung jawab untuk membahagiakan dan menyembuhkan rasa kesepian kita. Sekarang aku percaya bahwa orang yang bertanggung jawab akan kebahagiaanku, pada akhinya, hanya diriku sendiri.

Kesendirian juga mengajarkanku sebuah skill yang sering dilupakan banyak orang, yaitu bersyukur. Aku ingat sekali ada sebuah ayat di Al-Qur’an yang mengatakan bahwa “Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu”. Aku meyakini betul apa yang telah disampaikan Allah dalam kitab suci dan aku mulai mencoba belajar mensyukuri setiap hal yang aku miliki.

Caraku untuk bisa berdamai dengan rasa sepi adalah dengan terus melakukan hal-hal yang benar untuk bisa menjadikan diriku manusia yang lebih baik. Bisa dengan cara menulis jurnal, membaca buku, beribadah, atau juga berolahraga. Kesendirian juga memberikanku kesempatan untuk benar-benar fokus pada diriku dan juga kembali menghidupkan mimpi-mimpi yang dulu pernah aku  kubur dalam-dalam. Momen-momen yang kuhabiskan sendiri juga memberikanku waktu untuk kembali mengingat Sang Pencipta, sekaligus membuatku sadar bahwa ternyata hal tersebut bisa sangat melegakan, menangkan, juga menguatkan.

Ketika seseorang merasa kesepian, kita sebenarnya hanya ingin merasa punya orang lain yang bisa kita anggap sebagai teman. Jadi, aku harap buku “Loneliness is My Best Friend” juga bisa menjadi teman bagi siapapun yang membacanya. Aku tidak menjamin bahwa buku ini bisa menyembuhkan rasa sepi yang tengah kamu alami, karena aku percaya ada banyak hal yang kita perlukan untuk bisa berdamai dengan kesepian. Kita butuh banyak sekali kepingan termasuk diri kita, teman, kerabat, keluarga, sahabat, dan semoga buku ini juga bisa menjadi sebuah kepingan kecil bermakna yang kamu bisa membantumu berdamai dengan rasa sepi. 

Satu hal penting yang ingin aku sampaikan, yang juga telah aku tulis dalam buku adalah kesepian tidak akan hilang begitu saja dengan dukungan keluarga hangat, dukungan sahabat, cinta dari kekasih sejati. Aku paham kamu menginginkan itu semua dan gapapa kalau begitu, tapi jika kamu mengharapkan keberadaan mereka untuk menyembuhkan rasa sepimu, kamu akan membuat hubungan yang toxic. Kamu yang bertanggungjawab berdamai dengan rasa sepimu sendiri. 

Related Articles

Card image
Self
Present Perspective: Proses Menjadi Dewasa

Apabila teman-teman ada yang merasa kalau menjadi dewasa itu melelahkan dan menyulitkan, mungkin yang perlu dilakukan adalah balajar untuk slowing down dan sunggung-sungguh mengenal diri. Apa yang dirasakan oleh bagian dirimu sehingga merasa kalau menjadi dewasa itu sulit dan melelahkan.

By Raden Prisya
27 May 2023
Card image
Self
Untuk Apa Hidup: Musim Kehidupan

Hidup juga dipenuhi dengan musim yang mendewasakan dan menjadi bagian dari cerita kehidupan kita. Ada musim dalam hidup yang mengajarkan hal-hal yang tidak terduga. Ada musim di mana kita belajar memahami berbagai jenis perasaan dalam diri. Ada musim yang memberikan pengalaman mencintai seseorang, merindukan seseorang, hingga kecewa terhadap seseorang.

By Joshua Budiman
27 May 2023
Card image
Self
Dear, Aku Yang Dulu: Berat Yang Membumi

Sudah lama kamu putus dengan pacarmu, tapi dia masih terus jadi aktor utama ceritamu. Kamu jauh dari teman-temanmu. Ingin menjadi sosok nomor satu bagi mereka, namun berat upaya yang harus dikeluarkan. Kamu mengeluh mengenai pekerjaanmu yang, aku kutip, “tidak memberi manfaat pada masyarakat”. Saat memajang dirimu di sosial media, kamu mencoba membuktikan seakan setiap aksimu itu heroik dan penuh pertimbangan. Di post lain kamu berupaya untuk terlihat santai tanpa konflik, padahal kamu butuh 20, 60 menit, atau 2 jam untuk memikirkan foto dan caption yang sempurna.

By Lalitia Apsari
27 May 2023