Fase hidup yang dilewati oleh setiap individu akan berbeda-beda dengan tantangan yang juga beragam. Dulu saat masih kecil saya sempat mengalami perundungan yang mengarahkan saya untuk memiliki self-image yang kurang baik hingga akhirnya punya hubungan yang tidak sehat dengan makanan sampai mengalami eating disorder di masa remaja. Salah satu titik balik yang berhasil mengubah cara berpikir saya adalah ketika saya berkuliah ke Amerika Serikat. Di sana saya bertemu dengan seorang dosen di kelas yang memberikan fakta-fakta bahwa orang yang didiagnosa anorexia itu akan mengalami banyak sekali gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.
Masuk ke jurusan psikologi saat itu secara tidak langsung juga menjadi self-healing journey saya. Kala itu lah saya sadar bahwa apa yang saya lakukan terhadap diri justru merusak kesehatan bahkan masa depan saya. Entah menjadi lebih elok atau rusak di masa depan semuanya berawal dari diri kita sendiri, ini adalah sebuah keputusan yang harus kita ambil sebagai orang dewasa. Saya rasa pengetahuan mengambil peran penting bagi perkembangan diri saya, sehingga pelan-pelan saya mulai memfokuskan diri pada studi saya dan akhirnya mulai berprogres menjadi lebih baik.
Entah menjadi lebih elok atau rusak di masa depan semuanya berawal dari diri kita sendiri, ini adalah sebuah keputusan yang harus kita ambil sebagai orang dewasa.
Ada sebuah pengalaman menarik, dimana saya berkesempatan untuk berbincang dengan seorang kakek berusia 90 tahun. Hingga saat ini dirinya masih terus membaca buku untuk belajar dan terus memperbaiki fisiknya melalui latihan. Saat itulah saya merasa bahwa sebenarnya tidak ada batasan umur bagi seseorang untuk mengubah hidupnya. Tentu, perubahan memang tidaklah mudah.
Ada dua hal yang menurut saya bisa kita lakukan untuk menghadapi perubahan. Pertama, membuat diri kita terus termotivasi dengan memiliki sosok yang menginspirasi. Kedua, berubah karena keadaan yang mengharuskan kita. Kalau tidak dipaksa terkadang sulit bagi kita untuk keluar dari zona nyaman, karena memang untuk bisa berubah menjadi lebih baik terkadang tidak terasa menyenangkan dalam prosesnya.
Bagi saya hidup adalah proses, kita harus memiliki kesadaran bahwa kita tidak akan selamanya bodoh, begitu juga sebaliknya, kita tidak akan selamanya pintar. Jadi kita akan terus melalui proses belajar setiap harinya.
Menjadi inspirasi bagi orang lain juga merupakan salah satu perwujudan dari menjadi berkat bagi orang lain. Sebelum kita bisa berbagi tentu saja hal pertama yang harus dimiliki adalah rasa syukur dengan kelebihan yang kita dapatkan, apalagi kalau sudah diberkati maka harus memberi berkat pada sesama. Menurut saya saat kita sudah diberikan berkat lebih dalam hidup, sudah seharusnya kita berbagi dan membantu satu sama lain. Salah satu cara saya untuk bisa memberikan berkat kepada sesama adalah melalui Wahana Visi Indonesia (WVI).
Saya sudah menjadi hope ambassador dari WVI sejak tahun 2011. Alasan saya bergabung sendiri karena saya sudah merasakan bagaimana pendidikan bisa membuka cakrawala seseorang, bahkan mengubah masa depan kita. Pandangan saya ini juga sejalan sekali dengan visi dan misi dari WVI tentang pendidikan. Kita tidak hanya fokus pada pengajaran saja tetapi juga seluruh sistem yang terlibat dalam pendidikan di sebuah wilayah.
Kalau kita melihat ke daerah-daerah, anak-anak di sama tidak memiliki akses informasi yang cukup bahkan untuk pilihan cita-cita yang mereka punya. Kalau 20 anak, semuanya akan mengatakan bahwa cita-cita mereka adalah guru atau polisi. Jadi cakrawala itu yang harus dibuka agar mereka bisa tau bahwa ada hidup yang lebih baik di luar sana, dan hal yang bisa mengantarkan mereka sampai ke sana adalah edukasi. Alasan saya ingin berkontribusi dengan menjadi hope ambassador adalah keyakinan saya bahwa kita bertugas untuk saling bahu membahu menyuarakan pada anak-anak generasi berikutnya bahwa mereka bisa memiliki masa depan yang lebih baik.
Intinya, untuk bisa menumbuhkan rasa ingin berkontribusi pada masyarakat harus diawali oleh ketulusan hati. Sebelum bisa berbagi, prioritaskan dulu kebutuhan pribadi kita karena untuk bisa berbagi hati kita juga harus siap. Istilahnya dalam memberi kita harus ikhlas.
Menjadi berkat bagi orang lain itu diawali dengan rasa syukur. Jadi bersyukur dengan apa yang kita miliki, kesehatan dan juga kebahagiaan juga bagian dari anugerah. Pada akhirnya kehadiran dirimu juga adalah sebuah anugerah tersendiri. Menjadi berkat bagi orang lain selalu dimulai dari diri kita sendiri.