Awal tahun ini banyak kejadian yang secara bertubi tubi seolah membebani diri. Baik pikiran maupun tubuh. Perlahan tapi pasti saya menerima segala kekurangan untuk menyadari sikap panik tidak akan berbuah apapun. Lambat laun saya merasa mulai bisa mengendalikannya meskipun tidak 100%. Sesi demi sesi meditasi dan pengembangan diri saya jalani untuk dapat memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Namun ternyata segala solusi yang saya butuhkan ada di dalam diri saya sendiri. Saya butuh dekat dengan diri dan mengenalinya. Sehingga apapun yang dirasakan dapat menjadi pembelajaran untuk dapat disikapi dengan tepat.
Namun ternyata sejalannya dengan mengenal diri, saya mendapati bahwa semakin dipelajari, kita semakin berada dalam kebingungan. Seakan tidak mengenal apa yang ada di dalamnya. Terus berputar-putar dalam berbagai pertanyaan yang jawabannya entah di mana. Saya menyadari bahwa mengenali diri tidaklah bisa dipaksakan dan tidak boleh menjadi target seolah deadline dalam pekerjaan. Ternyata badan dan pikiran kita punya cara tersendiri untuk saling memahami dan berhubungan.
Saya menyadari bahwa mengenali diri tidaklah bisa dipaksakan dan tidak boleh menjadi target seolah deadline dalam pekerjaan. Ternyata badan dan pikiran kita punya cara tersendiri untuk saling memahami dan berhubungan.
Perlahan saya mulai memahami adanya proses pengenalan dalam diri. Seperti yang sering guru meditasi saya selalu katakan, “Manusia tidak bisa melampaui batas yang dia bisa. Yang bisa manusia usahakan adalah bertindak dan berpikir sewajarnya”. Mengingat ucapannya ini sejenak membuat saya tenang meski kemudian tetap dalam posisi awal yang seakan gamang dengan keadaaan dalam perjalanan mengenal diri sendiri. Proses itu pun semakin saya rasakan berat ketika sosok pemimpin dalam pekerjaan telah pergi. Saya disadarkan dengan sebuah kenyataan bahwa merasa terlalu nyaman pada sesuatu yang fana itu tidak baik. Kondisi ini lalu memaksa saya untuk bangkit dan mencoba hal baru sambil terus beradaptasi dengan lingkungan baru. Lingkungan di luar zona nyaman sebelumnya.
Tentu saja sebelum sampai ke penerimaan, banyak penolakan yang harus saya buat. Tapi akhirnya saya berpikir untuk dapat memosisikan diri bagai air yang mengikuti bentuk wadahnya. Beradaptasi dengan lingkungan yang sekarang ini sedang saya naungi. Perlahan, saya mencoba untuk bisa mengambil hal positif dari setiap keadaan yang saya alami. Tidak mudah, tapi saya rasa hidup ini tidak akan selalu mudah. Butuh upaya yang besar untuk sebuah perubahan. Pernah suatu ketika saya mencoba berdiskusi dalam sunyi dengan diri sendiri untuk mencoba saling memahami satu sama lainnya. Tidak ada suara lain selain pikiran, hati dan raga. Entah bagaimana saya merasakan bahwa sesungguhnya tubuh ini butuh dipeluk oleh raga dan jiwanya secara penuh agar tidak merasa sendirian dalam menghadapi segala sesuatu yang dijalani.
Tentu saja sebelum sampai ke penerimaan, banyak penolakan yang harus saya buat. Tapi akhirnya saya berpikir untuk dapat memosisikan diri bagai air yang mengikuti bentuk wadahnya. Beradaptasi dengan lingkungan yang sekarang ini sedang saya naungi.
Dari segala macam cara yang dicoba. Bahkan mencoba menyerap dari tuntunan guru meditasi, saya tidak akan begitu saja mengenal diri sendiri. Segala cara di luar diri hanyalah medium, penuntun, penyokong. Yang tahu keindahan diri dengan segala sikap dan sifatnya ya hanyalah diri kita sendiri. Kita hanya harus menerima dengan baik apapun yang terjadi dengan berdiskusi bersama diri sendiri. Jika seseorang bisa datang dan pergi mempengaruhi hidup kita, setidaknya kita tetap bisa memeluk raga dan jiwa untuk tetap bisa berpegang dan berdiri dengan tegap menghadapi apapun itu.
Kita hanya harus menerima dengan baik apapun yang terjadi dengan berdiskusi bersama diri sendiri.
Percaya pada diri sendiri adalah kunci dari setiap yang dialami, apapun kondisinya dan bagaimanapun caranya. Sekalipun dalam masa pandemi seperti sekarang ini. Begitupun saya. Semua orang yang sudah ada dalam hidup — menyenangkan atau memberikan luka, semuanya memberikan pembelajaran bagi jiwa ini untuk bisa menjalani hidup lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih untuk mereka atas pelajaran yang begitu berharga tersebut.