Setiap orang punya caranya masing-masing dalam menjalani hubungan dengan orang lain, baik itu dalam hal pertemanan maupun percintaan. Ada yang lebih nyaman menjadi independen, tapi ada pula yang cenderung lebih mudah bergantung atau berharap pada orang lain.
Aku sendiri sebenarnya tipe orang yang bisa berada di antara keduanya. Aku bisa menjadi seseorang yang independen tapi terkadang aku juga menaruh harapan pada orang lain, meskipun aku berusaha agar tidak berlebihan.
Sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik, termasuk juga berharap atau menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi pada orang lain.
Aku juga pernah merasakan berada dalam posisi menaruh harapan berlebihan pada orang lain. Saat aku menaruh harapan yang terlalu tinggi terhadap orang lain, pada akhirnya akan ada banyak ekspektasi dan harapan yang tidak sesuai dengan realita. Dari situ aku mulai belajar untuk tidak berharap secara berlebihan pada siapapun karena itu ternyata akan menyakiti diri kita sendiri. Bahkan bisa membuat diri kita menjadi tidak sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita.
Saat berusaha kembali bangkit dari rasa kecewa, pasti awalnya akan sulit, tapi aku percaya bahwa waktu akan menyembuhkan. Pasti akan selalu ada waktu dimana kita akan mengingat-ingat kembali harapan dan rasa kecewa kita, namun selama kita terus berjalan ke depan aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Meski dari waktu ke waktu kita kembali teringat tentang kenangan serta harapan kita yang tidak tercapai di masa lalu, seiring waktu kita pasti bisa melewatinya dengan baik.
Pasti akan selalu ada waktu dimana kita akan mengingat-ingat kembali harapan dan rasa kecewa kita, namun selama kita terus berjalan ke depan aku yakin semuanya akan baik-baik saja.
Menurutku, ekspektasi sebenarnya membunuh, harapan-harapan berlebihan yang kita taruh pada orang lain maupun diri kita sendiri saat tidak bisa terwujud tanpa sadar bisa menyakiti kita dari dalam. Penting rasanya untuk belajar mengikhlaskan harapan-harapan yang memang tidak bisa terwujud demi kebaikan diri kita sendiri.
Aku menceritakan pengalamanku mengenai harapan dan keikhlasan untuk melepas orang lain dan lagu “Tentang Kita Malam itu” serta “Bagaimana Untuk Bertahan”. Meskipun dua lagu ini ditulis oleh orang yang berbeda, kedua lagu ini sama-sama bercerita tentang moving on dan melepaskan orang yang tidak cukup baik bagi kita.
Aku berharap cerita dari kedua lagu ini bisa terasa dekat bagi teman-teman yang mendengarkan. Meskipun pengalaman kita berbeda, tapi sepertinya kita semua pernah memiliki pengalaman melepaskan orang ataupun harapan yang tidak bisa kita gapai.
Melepaskan sesuatu atau seseorang memang tidak mudah, tapi ini akan mempermudah diri kita untuk bisa terus melanjutkan perjalanan.