Self Art & Culture

Belajar Dari Permainan

Semua hal yang kita sukai sebenarnya punya sisi adiktif. Pekerjaan apapun bisa membuat kita kecanduan. Terutama ketika ada sisi yang dapat memicu adrenalin dan menghasilkan kepuasan tersendiri. Misalnya saya yang suka dunia teater. Mungkin awalnya hanya sekadar tertarik. Tapi karena ritme yang berulang, saya melatih diri terus menerus akhirnya ingin lebih dalam menggeluti. Apalagi saat saya bisa mencapai target tertentu di bidang tersebut. Sudah pasti menghadirkan keinginan besar untuk terus berada di pekerjaan tersebut. Tidak berbeda dengan bermain game di dunia e-sports. Pertama kali mencoba melihat ada kesenangan di dalamnya. Lambat laun semakin seru sampai memicu adrenalin untuk memenangkan permainan. Semakin jauh di dalamnya ternyata semakin sadar akan rasa puas jika bisa ikut kompetisi dan menang. Bahkan sampai dapat uang, hadiah, dan jaringan baru.

Semua hal yang kita sukai sebenarnya punya sisi adiktif.

Pengalaman inilah yang membuat saya tertarik menggiati e-sports. Sejak sekolah sebenarnya sudah ada ketertarikan bermain game. Masuk ke dunia game didasari dari pencarian jati diri. Dulu saya belum begitu memahami kepribadian saya seperti apa. Kesenangan menyendiri di rumah saya gunakan untuk bermain video game. Dari era SEGA, Nintendo, sampai beralih ke permainan komputer seperti Counter-Strike. Sempat juga sampai ikut turnamen regional dan jadi pemain semi profesional di SMA. Lalu seiring berjalannya waktu saya pun mengikuti perkembangan zaman dan menjajaki permainan berjenis FPS (First-Person Shooter) yaitu PUBG Mobile. Kebiasaan main sendiri pun berangsur-angsur berubah. Saya menyadari kepribadian saya yang adalah ambivert menggiring saya bermain dengan tim. Akan tetapi di masa dewasa bermain game bukan lagi sekadar bermain. Di era digital sekarang ini bermain online bisa jadi profesi dengan pemasukan yang tidak kecil. Awalnya pun saya menjadi official streamer bukan sengaja mau fokus di e-sports. Melainkan bagaimana caranya tetap menghasilkan dan tidak dimarahi istri lagi. Maklum, semakin dewasa tanggung jawab semakin bertambah. Jadi kalau tidak memberikan manfaat yang signifikan mungkin tidak akan saya lakukan.

Tidak sekadar uang, bermain e-sports bersama banyak orang memberikan pengalaman yang berbeda untuk saya. Terdapat sensasi tersendiri ketika bermain bersama banyak orang. Saat duduk bersebelahan dengan pemain lain saya bisa sambil bercanda, bahkan berdiskusi. Malah terkadang sampai lupa bermain game dan hanya ngobrol saja. Interaksi sosial inilah yang mengasah kepekaan saya bersosialisasi. Saya percaya setiap orang punya kepekaan masing-masing untuk mengenali mana orang yang bisa menjadi teman asal kenal atau teman dekat. Kita bisa merasakan nyaman atau tidak ngobrol dengannya. Media apapun itu baik media sosial atau interaksi audio dalam game sebenarnya sama saja. Selektivitas berteman tetap terjadi. Tidak berhenti di sana, interaksi sosial di dalam e-sports juga bisa untuk kepentingan bisnis. Saya melihat pembentukan komunitas di e-sports sangat potensial untuk bisnis jangka panjang. Menurut saya banyak figur yang mendirikan kafe e-sports punya motif di luar bermain game itu sendiri. Contohnya pemain sepakbola. Mungkin ia juga seorang pemain e-sports. Namun dengan berbisnis kafe e-sports ia tidak hanya menyalurkan minatnya bermain dan mendapat keuntungan dari sponsor atau tim yang membayar untuk bermain. Akan tetapi juga untuk melebarkan komunitas bola. Ia bisa menjadikan tempat tersebut titik temu para penggemarnya sambil mempertemukan komunitas bola dengan e-sports dan membesarkan komunitas dengan anggota lebih banyak.

Saya percaya setiap orang punya kepekaan masing-masing untuk mengenali mana orang yang bisa menjadi teman asal kenal atau teman dekat.

Selain melatih kemampuan bersosialisasi, saya juga merasakan manfaat bermain online bersama dapat meningkatkan soft skill lainnya. Dalam bermain game FPS dibutuhkan pemikiran strategis yang memerlukan kesabaran ekstra. Kalau tidak sabar dalam membuat dan menjalankan strategi, tidak memosisikan diri dengan baik dalam permainan sudah pasti akan sulit untuk menang. Sifat kepemimpinan juga diasah di sini. Bermain bersama sebuah tim mengharuskan saya berpikir kritis, observative, dan berempati terhadap anggota tim. Tidak bisa egois – bermain mementingkan “nyawa” sendiri. Harus bisa bekerja sama dengan anggota lainnya dan saling melindungi agar mencapai kemenangan. Kemampuan tersebut akhirnya bisa saya terapkan di kehidupan nyata. Utamanya di pekerjaan utama sebagai aktor. Bagaimana bisa semakin kooperatif ketika bermain peran dengan aktor lainnya juga dengan para kru film agar bisa menghasilkan sebuah karya yang diterima masyarakat. Kemampuan berpikir kritis dalam game membuat saya secara tidak langsung membuat strategi demi akting yang maksimal. Mendorong saya untuk lebih observatif dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan pekerjaan.

Belakangan memang saya sedang mengesampingkan bermain game karena sedang hendak fokus untuk keperluan berakting. Saya sempat merasa bermain game membuat saya terkadang tidak berpikir realistis. Otak saya hanya berputar di bidang itu saja. Hampir setiap hari lihat konten video gaming sampai mengurangi produktivitas kerja. Saya sadar betul efek game untuk orang-orang yang bukan berprofesi utama di sana dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Melihat game terus menerus bisa menyebabkan radiasi. Bagi mereka yang tidak bisa mengendalikan diri, game bisa membuatnya lupa beristirahat. Bermain 12 jam sehari tanpa tahu arahnya untuk apa. Bahkan ada berita yang menyiarkan seorang pemain menghabiskan waktu berhari-hari bermain tanpa tidur. Sekalipun pemain profesional tetap saja harus memikirkan keseimbangan hidup dan punya tujuan yang jelas. Kalau sekadar bermain saja dampaknya tidak akan baik untuk kehidupan kita.

Bagi mereka yang tidak bisa mengendalikan diri, game bisa membuatnya lupa beristirahat.

Related Articles

Card image
Self
Peran Mentorship Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik

Jika melihat kembali pengalaman pembelajaran yang sudah aku lalui, perbedaan yang aku rasakan saat menempuh pendidikan di luar negeri adalah sistem pembelajaran yang lebih dua arah saat di dalam kelas. Ada banyak kesempatan untuk berdiskusi dan membahas tentang contoh kasus mengenai topik yang sedang dipelajari.

By Fathia Fairuza
20 April 2024
Card image
Self
Alam, Seni, dan Kejernihan Pikiran

Menghabiskan waktu di ruang terbuka bisa menjadi salah satu cara yang bisa dipilih. Beberapa studi menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dan ruang terbuka hijau ternyata dapat membantu memelihara kesehatan mental kita. Termasuk membuat kita lebih tenang dan bahagia, dua hal ini tentu menjadi aspek penting saat ingin mencoba berpikir dengan lebih jernih.

By Greatmind x Art Jakarta Gardens
13 April 2024
Card image
Self
Belajar Menanti Cinta dan Keberkahan Hidup

Aku adalah salah satu orang yang dulu memiliki impian untuk menikah muda, tanpa alasan jelas sebetulnya. Pokoknya tujuannya menikah, namun ternyata aku perlu melalui momen penantian terlebih dahulu. Cinta biasanya dikaitkan dengan hal-hal indah, sedangkan momen menanti identik dengan hal-hal yang membosankan, bahkan menguji kesabaran.

By Siti Makkiah
06 April 2024