Saat masih duduk di bangku sekolah, aku cukup tertarik dengan konten-konten mengenai motivasi. Meski begitu, aku merasa konten motivasi sepertinya kini kurang cocok bagi anak-anak remaja di Indonesia yang lebih kritis dan realistis, maka kemudian aku tertarik untuk menambah wawasan perihal pengembangan diri dan produktivitas.
Awalnya aku mencoba untuk mencari tahu lebih banyak melalui internet, buku, dan juga berbincang bersama teman dekat dan mentor terkait kiat-kiat untuk mengembangkan diri dan juga menjadi pribadi yang lebih produktif. Kini aku juga membagikan pengalaman serta pemikiran yang aku miliki terkait pencapaian tujuan di media social.
Sejujurnya, aku juga bukan seseorang yang sangat produktif. Aku masih suka bergadang untuk menyelesaikan pekerjaan dan juga tidur di pagi hari karena jadwal tidur yang masih belum disiplin. Kalau berbicara tentang kesehatan fisik dalam artian olahraga aku juga masih terbilang belum rutin. Jadi, aku rasa hal yang bisa aku bagikan berdasarkan dengan pengalaman dan buah pikirku adalah mengenenai goal attainment atau proses mencapai sebuah tujuan.
Menurutku, menjadi seseorang yang produktif belum tentu sejalan dengan apa yang sebenarnya kita tuju. Tanpa target dan strategi yang jelas, seseorang bisa saja giat dalam bekerja tapi mungkin tidak melangkah lebih dekat dengan apa yang sebenarnya ia inginkan. Sebaliknya, seseorang yang sudah tahu betul apa yang ia inginkan, dengan strategi yang tepat, boleh jadi ia terlihat tidak terlalu produktif dibandingkan yang lain tapi ia justru menuju arah yang tepat dan kemungkinan tujuannya tercapai juga akan lebih besar.
Seseorang yang sudah tahu betul apa yang ia inginkan, dengan strategi yang tepat, boleh jadi ia terlihat tidak terlalu produktif dibandingkan yang lain tapi ia justru menuju arah yang tepat dan kemungkinan tujuannya tercapai juga akan lebih besar.
Tanpa tujuan yang jelas dan alasan yang kuat, kita cenderung menjalani hari dengan autopilot saja. Ini yang tak jarang membuat kita merasa belum memiliki pencapaian apa-apa, meski kita memang tidak tahu kemungkinan apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Aku pernah bercakap dengan seseorang yang sudah aku anggap sebagai mentor, Deni Santoso, ia mengungkapkan bahwa orang sukses bukan hanya karena ia bangun pagi atau rajin baca buku tapi karena dirinya disiplin dalam melakukan hal-hal yang memang perlu mereka lakukan. Melalui konten yang aku bagikan di Instagram, aku berharap teman-teman bisa menentukan apa yang benar-benar mereka butuhkan dan bagaimana proses menuju hal tersebut.
Kalau aku boleh katakan secara terang-terangan, menurutku orang yang merasa tidak tahu tujuan hidupnya pada dasarnya hanya malas untuk menilik kembali apa sebenarnya kekurangan dalam diri mereka yang perlu diperbaiki. Untuk bisa mengetahui tujuan hidup, pertama-tama kita menganalisis apa kekurangan yang kita punya, lalu mulai pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki hal tersebut.
Proses memperbaiki diri dan perjalanan menuju apa yang kita inginkan juga akan berbeda-beda pada setiap individu. Aku juga pernah merasa jalan ditempat, tepatnya saat aku berusaha mengembangkan akun media sosialku. Setelah berbincang dengan mentor yang lebih berpengalaman, ternyata alasan dari tujuanku justru tidak begitu kuat dan harusnya aku bisa lebih fokus pada hal lain. Untuk merumuskan tujuan yang tepat aku punya kiat sendiri yaitu dengan metode SMART, singkatan dari specific, measurable, attainable, relevant, dan time-bound. Kalau kamu sedang merasa jalan di tempat mungkin kamu perlu melihat kembali kelima poin tadi, mungkin ada hal-hal yang belum sesuai dan kamu bisa merumuskan kembali tujuan yang kamu miliki.
Bedakan tujuan dan angan-angan. Setidaknya kita harus punya rencana, tahapan, atau paling tidak semangat yang jelas untuk bisa mencapai tujuan kita. Kalau tidak, maka itu hanya akan menjadi angan-angan. Kebanyakan tujuan yang tidak tercapai adalah karena ditetapkan tanpa strategi dan alasan yang jelas. Punya mentor juga bisa sangat membantu saat kita merasa stagnan dalam proses mencapai tujuan. Karena mentor bisa memberikan sudut pandang lain mengenai apa yang sedang kita upayakan.
Bedakan tujuan dan angan-angan. Setidaknya kita harus punya rencana, tahapan, atau paling tidak semangat yang jelas untuk bisa mencapai tujuan kita. Kalau tidak, maka itu hanya akan menjadi angan-angan.
Pada akhirnya orang yang berproses belum tentu berprogres, tapi sebaliknya orang yang berprogres pasti berproses. Progres menurutku dapat diibaratkan seperti loading bar, mulai dari 0% hingga 100% dan butuh proses untuk terus membuat diri kita lebih baik dari hari ke hari hingga sepenuhnya mencapai apa yang kita inginkan.