Dalam hidup, gue mungkin terbilang orang yang menjalani saja tanpa ambisi besar. Sebenarnya mungkin ini karena gue adalah orang yang takut menyalahkan diri sendiri ketika sudah punya keinginan tapi tidak tercapai. Jadi, selama ini gue lebih memilih menjalani saja apa yang ada di depan mata, segala macam pekerjaan yang diterima dengan baik dan benar. Gue percaya untuk bermimpi boleh saja, tapi tetap menjalani keseharian apa adanya. Syukur jika suatu saat benar terjadi.
Dulu gue bercita-cita untuk jadi perancang busana. Ketika sudah bekerja di radio sebagai produser, gue sempat ingin mengundurkan diri dan sekolah desain. Tapi entah bagaimana, ketika hendak mendaftar ada banyak sekali kesempatan-kesempatan terbuka di bidang penyiaran dan projek menjadi pembawa acara. Ternyata jalan yang gue tempuh hingga sekarang pun lebih banyak di bidang-bidang tersebut. Tidak pernah terlintas bahwa ini adalah passion gue. Tidak juga pernah merencanakan atau punya target tertentu. Tapi satu yang gue syukuri bahwa ternyata pekerjaan ini adalah sesuatu yang cocok dan gue suka.
Beruntungnya, seiring berjalannya waktu cita-cita untuk merancang baju dan pernah ingin jadi penyanyi juga terkabul. Walaupun tidak benar-benar sesuai dengan yang dibayangkan dulu. Paling tidak, gue pernah merasakan sedikit merancang desain baju dan menyanyi. Gue tidak tahu rumusnya apa dan bagaimana. Tapi melihat kembali ke belakang, gue percaya bahwa apapun yang dikerjakan, jika dilakukan dengan baik dan benar, bukannya tidak mungkin mengantarkan pada apa yang diinginkan. Mungkin jalannya memang harus memutar dulu dan tidak benar-benar sesuai dengan yang diimpikan dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk didapatkan.
Apapun yang dikerjakan, jika dilakukan dengan baik dan benar, bukannya tidak mungkin mengantarkan pada apa yang diinginkan.
Perjalanan setiap orang berbeda-beda. Mungkin gue salah satu orang yang jalannya dipermudah. Bukan berarti dengan punya prinsip seperti gue yang pasrah, jalani apa adanya, menghidupi hidup begitu saja, adalah rumusan yang tepat untuk semua orang. Tapi gue yakin di samping kerja keras dan berupaya mengerjakan apapun dengan baik dan benar (karena baik saja belum tentu benar dan sebaliknya), kita juga harus bersyukur dengan apa yang didapatkan. Apalagi kalau memang bisa menjalani sesuatu yang bisa dinikmati. Sesuatu yang sesuai dengan passion. Bekerja sesuai passion bisa membuat kita merasa pekerjaan itu bukan suatu beban. Maka, kita harus banyak bersyukur karena tidak semua orang bisa menjalani pekerjaan sesuai passion karena keterbatasan uang.
Bekerja sesuai passion bisa membuat kita merasa pekerjaan itu bukan suatu beban.
Berkata begini, bukan berarti gue orang yang tidak punya ekspektasi. Tapi gue memilih untuk melihat hal yang kecil-kecil ketimbang harus berekspektasi yang jauh dan tidak tercapai. Gue lebih bisa berkompromi dengan apa yang ada di depan mata saja. Sebenarnya, pemikiran seperti ini pun sering membuat gue berpikir, “Apakah gue orang yang terlalu realistis, ya?”. Tapi memang sejauh ini semua yang gue lakukan tujuannya untuk menikmati hidup. Just live the life. Selain juga untuk memberikan manfaat kepada orang lain dari apa yang gue kerjakan atau karyakan. Satu yang pasti adalah untuk membuat Ibu gue bahagia. Ini tujuan utama.
Setiap hari sebelum bekerja, bagai mantra gue selalu berdoa agar apapun pekerjaannya, gue bisa mengerjakannya dengan baik dan benar, bisa bermanfaat bagi diri gue dan orang lain, serta bisa sesuai dengan ekspektasi siapapun yang terlibat di dalamnya. Harapan ini juga berlaku saat gue membuat podcast dengan Rapot. Tidak pernah merencanakan ini akan bagaimana karena awalnya hanya berpikir bahwa ini bisa bermanfaat buat diri sendiri. Adalah bonus jika memang ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.