Pernahkah kamu merasakan suatu awal dan akhir di waktu yang bersamaan? Beberapa saat yang lalu, saya sempat duduk terdiam di ruang tunggu sebuah rumah sakit ternama. Ada keramaian di saat orang berlalu lalang mengurus panjangnya proses administrasi, tapi ada pula yang terhanyut dalam lelahnya menunggu sebuah panggilan. Mendadak seorang perawat berlari mendekat ke ruang tunggu, memanggil seorang ibu yang duduk termangu di sudut ruang. "Ibu, tolong ikut saya sekarang!" Tersentak saya mendengar sebuah tangisan hebat seorang ibu, sembari berlari sang bunda berteriak "Anakku...!"
Kita adalah mahluk hidup, yang berjalan pada batasan waktu tanpa tahu kapan kita berada dan berlalu – pastikan kita hidup hari ini.
Sekejap seisi ruang tunggu menjadi senyap, berusaha berempati melihat kasih sang ibu. Di saat yang bersamaan, seorang ayah menggendong bayinya yang masih merah, melangkah keluar rumah sakit dengan penuh harap. Sebuah akhir dan awal, sebuah awal dan akhir. Mungkin kita berpikir, bahwa awal dan akhir hanyalah tentang debu; Ke mana kita berasal, di tanahlah kita kembali. Tetapi awal dan akhir bukanlah selalu tentang hidup dan mati, melainkan juga tentang sebuah kejadian – yang selayaknya musim – akan silih berganti.
Ketika kamu berhenti, bukan berarti hidup tak berarti. Tetapi justru kamu menyadari bahwa kamu perlu ruang dan waktu lebih untuk mencari sebuah arti.
Setiap awal yang baru memberikan kesempatan untuk kita lebih tertunduk, karena kita menyadari bahwa kita tidak tahu seperti apa di depan sana. Kita belajar merendahkan diri, memberanikan diri untuk menjadi 'bodoh' kembali karena banyak bertanya kepada orang lain. Kenapa begitu? Supaya kita bisa melangkah dengan lebih yakin ke depannya.
Setiap awal pasti punya akhir. Akankah kita mengakhirinya dengan baik? Entah itu sebuah hubungan yang mungkin memang tidak pasti ke mana ujungnya, atau kebiasaan buruk yang justru menghambat kita untuk maju. Beranilah memutuskan dan mengubah musim hidup kita sendiri. Ingatkan diri bahwa setiap keputusan kita menentukan kemana kita pergi – naik atau turun. Saya saat ini pun memasuki sebuah musim yang baru, musim di mana saya kembali belajar tunduk pada otoritas, yang mana sebelumnya saya sebagai entrepreneur memiliki kuasa untuk membuat berbagai keputusan. Selain itu, saya pun kembali diingatkan akan pentingnya tanggung jawab dan komitmen sebagai seorang suami dan ayah, supaya saya terus bersemangat memasuki musim yang baru.
Apakah kamu juga sedang memasuki musim yang baru? Terkadang terasa berat dan gelap, seolah-olah tak berujung. Berusahalah membagi cerita dan keluh kesahmu dengan orang terdekat, karena biasanya perubahan 'musim' membuatmu menutup diri; Takut kesulitanmu dilihat orang dan kamu dicap buruk oleh mereka. Hiraukan, sebab waktumu atau musimmu berbeda dengan orang lain.
Percayalah bahwa Tuhan tidaklah diam; Dia menjagamu dari jauh dan menemanimu dari dekat.