Tumbuh besar dengan gempuran musik American boyband sepertinya membuat saya menjadi orang yang bisa dikatakan romantis. Serentetan lagu romantis ini banyak mengajarkan saya bagaimana cara melihat dan memperlakukan wanita. Salah satu pickup line favorit saya adalah bagian dari lagu NSYNC “God must have spent a little more time on you”. Ya, Tuhan sepertinya menyisihkan waktunya lebih lama untuk menciptakan dia, jadi sepertinya saya cukup romantis.
Ketika beranjak dewasa dan akhirnya menikah, pandangan saya akan makna romantis mulai bergeser. Dulu, saya memaknai kata romantis dengan gerak-gerik yang besar, seperti hadiah dan kejutan. Kini, romantis bagi saya adalah ketika ada seseorang yang bersedia mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap apa yang sedang ingin kita katakan. Ini bukan hanya berlaku pada pasangan hidup, tetapi juga dalam hubungan pertemanan dan keluarga. Setiap orang tentu punya masalah, maka ketika seseorang memiliki kesediaan untuk mendengarkan kita, menurut saya itu romantis.
Dulu, saya memaknai kata romantis dengan gerak-gerik yang besar, seperti hadiah dan kejutan. Kini, romantis bagi saya adalah ketika ada seseorang yang bersedia mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap apa yang sedang ingin kita katakan.
Romantis di hubungan yang dewasa, dalam hal ini dengan istri saya, terjadi di saat-saat yang tidak terduga. Misalnya saja, terkadang istri saya suka tiba-tiba berbalik dan memeluk saya atau tanpa aba-aba berkata “I love you”. Hal-hal kecil yang tak terduga ini menurut saya justru sangat romantis. Seakan memberikan letupan-letupan kecil dalam kehidupan yang sangat saya syukuri sekarang.
Makna romantis menurut saya saat ini, sebenarnya kurang lebih sudah tergambarkan dalam lagu “Bercinta Lewat Kata”. Proses pembuatan lagu ini sendiri sebenarnya terjadi sangat cepat, sekitar satu jam sebelum konser Yura di Jakarta. Lagunya sendiri, mungkin hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk dibuat. Tapi kalau dilihat dengan lini masa yang lebih panjang, ide awal lagu ini bermula dari perbincangan saya dengan salah satu sahabat baik saya, Yandi Laurens. Berangkat dari sebuah pertanyaan,
“Kenapa cinta itu harus diikat janji?”
Sebuah pertanyaan yang muncul di kepala saya saat itu. Kenapa ketika menikah, kita harus mengucapkan janji di depan banyak orang. Di saat itu, menurut saya hal ini berarti dua hal. Pertama karena kamu tidak percaya pada dirimu sendiri. Kemungkinan kedua, orang lain tidak mempercayaimu untuk menjaga pasanganmu.
Sampai akhirnya diskusi panjang saya bersama Yandi melebur menjadi sebuah kesimpulan bahwa ketika kita mencintai seseorang, kita tidak bisa mengharapkan hubungan yang manis-manis saja. Kejadian pahit akan selalu ada dalam hidup, dan sering kali datang dari orang terdekat. Semakin dekat kita dengan seseorang, semakin besar rasa sakit yang akan dirasakan terhadap luka yang mereka berikan.
Semakin jauh kita dengan seseorang, kita akan semakin tidak peduli terhadap perangai mereka terhadap diri kita. Sebaliknya, semakin dekat kita dengan seseorang, sayatan sehalus kertas pun akan terasa sangat menyakitkan. Lalu timbul pertanyaan baru bagaimana kita menyikapi segala bencana-bencana di luar rencana, saat kini kita tau bahwa cinta tidak selalu mulus?
Menurut saya saat ini, cara untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah hubungan adalah dengan saling mendengarkan dan mengesampingkan ego. Mungkin Donne versi muda dulu masih terlalu menggebu-gebu untuk bisa berdiskusi dengan kepala dingin. Sedangkan saya di masa ini sudah sadar bahwa diskusi bukan untuk menentukan siapa yang menang dan kalah, tapi untuk mencari solusi bersama. Terjadi dari keinginan yang tulus untuk mendengarkan apa yang ada di pikiran pasangan kita dan bagaimana cara menemukan solusi terbaik untuk kita berdua.
Saya di masa ini sudah sadar bahwa diskusi bukan untuk menentukan siapa yang menang dan kalah, tapi untuk mencari solusi bersama.
Dulu, jatuh cinta menurut saya adalah tentang menemukan orang dengan selera dan hobi yang sama, tapi sekarang tidak. Saya jatuh cinta, dengan istri saya terutama, bukan karena kita sama, tapi karena saat bersama kita merasa lengkap. Seandainya saya ini puzzle, ada satu bagian yang hilang, maka saat satu bagian ini menemukan pasangan yang bisa membuatnya utuh, itu makna cinta sebenarnya.
Saya jatuh cinta, dengan istri saya terutama, bukan karena kita sama, tapi karena saat bersama kita merasa lengkap.
Saya menemukan satu kesimpulan yang berlaku untuk hidup secara general sebenarnya, bukan hanya tentang cinta, bahwa love and live is not a sprint, it’s a marathon. Maka, saya tidak ingin cepat-cepat sampai dan menyelesaikan perjalanan cinta ini. Justru saya harap ini akan jadi perjalanan panjang yang akan bisa dijalani dengan bahagia. Jadi kalaupun teman-teman ada yang belum mendapatkan pasangan saat ini, sabar dulu. Saya yakin dia sangat pantas untuk ditunggu. Saat ini, dia juga sedang mempersiapkan diri untuk menjadi versi terbaik yang ia bisa. Saat masih di usai 20-an, saya selalu mengucapkan hal ini, bahwa saya tidak mau menghabiskan sisa hidup dengan orang yang salah.
Suatu saat nanti teman komunitas, pekerjaan, ataupun jabatan akan hilang, yang tersisa hanyalah pasangan hidup yang menemani kita berbincang sampai tua. Jadi, menemukan pasangan hidup yang bisa berbincang semaunya dan sebebasnya tanpa batas adalah tujuan saya, mungkin teman-teman juga demikian. Karena hanya itu yang bisa membuat kita bertahan dan berbahagia sampai tua nanti, seorang teman berbicara yang menyenangkan, sama seperti pesan di lagu “Bercinta Lewat Kata”. Itu benar-benar terjadi di hidup saya sekarang, mudah-mudahan itu juga terjadi di hidupmu.
Suatu saat nanti teman komunitas, pekerjaan, ataupun jabatan akan hilang, yang tersisa hanyalah pasangan hidup yang menemani kita berbincang sampai tua.