Aku pernah merasa jalan di tempat dalam hidup, bahkan sampai sekarang. Mungkin karena di era media sosial sekarang kita sangat terhubung satu sama lain. Secara tak sadar, aku sering sekali membandingkan hidup dengan orang lain, dengan pencapaian yang mereka bagikan di media sosial. Progres yang mereka lakukan kadang entah mengapa membuatku merasa tertekan dan seolah tidak melakukan apa-apa dalam hidup.
Salah satu momen di mana aku merasa jalan di tempat atau merasa hidupku harus terjeda adalah ketika aku baru saja dikaruniai anak. Pada saat itu memang seluruh waktu, energi, dan pikiranku tersita untuk mengurus anak dan tak jarang membuatku merasa kalah dengan orang lain. Jadi, merasa jalan di tempat dalam hidup menurutku sebenarnya sangat wajar.
Ketika aku merasakan momen ini, hal yang biasanya aku lakukan adalah mencoba beradaptasi dengan keadaanku saat ini. Tidak ada yang akan benar-benar mengerti apa yang sedang kita jalani, selain diri kita sendiri. Kalau perlu, kadang aku juga mencoba meramu ulang makna dan tujuan hidupku, kira-kira apa yang bisa aku lakukan dengan keadaanku sekarang.
Apa yang bisa aku lakukan?
Progres apa yang bisa aku buat?
Tentunya aku juga berbagi tentang apa yang aku resahkan dan pikirkan kepada orang-orang terdekat, misalnya suami atau ibuku. Termasuk juga membagi beban-beban pikiranku kepada mereka, sehingga setidaknya pikiranku bisa lebih luwes untuk memikirkan apa yang bisa aku lakukan setelah keadaan ini terlalui.
Seiring bertambah dewasa, aku semakin memperbaiki rencana yang aku miliki untuk masa depan. Aku selalu berusaha untuk punya banyak rencana dalam mencapai sebuah tujuan. Jadi, aku tidak akan terpaku pada keberhasilan dari satu rencana saja. Kalaupun gagal, aku masih punya banyak rencana lain yang bisa aku capai.
Tidak usah terlalu fokus kepada apa yang harus kita capai dan apakah kita akan berhasil atau tidak. Karena saat kita tidak berhasil aka nada banyak pintu lain yang terbuka. Akan terbentuk pencapaian lain yang bisa saja baru kita sadari di kemudian hari.
Kalau teman-teman sedang merasa semua pintu kesempatan sedang tertutup, aku juga pernah merasakan hal yang sama. Banyak sekali kegagalan yang dilalui, ada banyak sekali rencana yang ternyata tidak terwujud, tapi pada akhirnya ketika momen ini sudah dilalui, aku sadar kalau saat itu aku tidak gagal mungkin aku tidak akan sampai kepada pencapaian yang aku dapat di hari ini.
Terkadang gagal justru mengantarkan kita pada tujuan baru dan kebahagiaan-kebahagiaan yang tidak kita sangka. Jadi, kalau kita bisa melalui momen kegagalan dengan baik dan ikhlas, suatu hari di masa depan saat kita melihat lagi ke belakang, kita akan bisa mensyukuri hal tersebut. Karena setiap momen dalam hidup kita, entah itu kegagalan atau keberhasilan akan membentuk diri kita saat ini.
Terkadang gagal justru mengantarkan kita pada tujuan baru dan kebahagiaan-kebahagiaan yang tidak kita sangka.
Banyak orang mengaitkan progress dengan kesuksesan. Menurutku, selama kamu masih berjalan menuju tujuan yang kamu inginkan, maka dirimu sedang berprogres. Terlepas nantinya kita akan berhasil atau gagal. Setiap usaha yang kamu lakukan aalah progres.
Misalnya, kamu ingin kuliah ke luar negeri, ketika akhirnya berani mendaftarkan diri, entah berhasil atau tidak, kalian sudah membuat progress dengan tidak membiarkan diri untuk terus menerus jalan di tempat.
Progres tidak selalu diartikan sebagai keberhasilan, melainkan setiap langkah yang kita ambil menuju tujuan masing-masing.