Suasana di dalam ruang kantor dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas pekerja. Kalau berada dalam kantor yang berantakan otomatis susah membuat kebanyakan pekerja berpikir jernih dan sistematis. Sebaliknya jika sebuah ruangan kantor dibuat rapi, terstruktur, sesuai fungsi yang tepat dengan divisi mereka tentu saja ruangan tersebut dapat meningkatkan suasana hati mereka. Bahkan mereka bisa menyelesaikan pekerjaan lebih baik. Contoh kecil ketika sirkulasi udara di satu ruangan tidak berfungsi dengan baik tentu saja itu akan memengaruhi kondisi fisik dan psikis seseorang. Ia akan sulit fokus karena tidak merasa nyaman berada di dalam ruangan. Bisa jadi malah mereka jatuh sakit karena kurangnya oksigen masuk ke dalam tubuh. Misalnya lagi ruangan yang gelap tidak terpapar sinar matahari sama sekali. Ini juga bisa amat memengaruhi kondisi bekerja seseorang. Manusia perlu sinar matahari agar tubuhnya dapat memproduksi hormon serotonin dan lain-lain. Kalau selama 8-9 jam bekerja berada di dalam ruangan tertutup tentu saja kondisi fisik dan psikisnya akan terganggu. Akhirnya akan mengganggu suasana hati, membuatnya cepat marah-marah, uring-uringan.
Jika sebuah ruangan kantor dibuat rapi, terstruktur, sesuai fungsi yang tepat dengan divisi mereka tentu saja ruangan tersebut dapat meningkatkan suasana hati mereka. Bahkan mereka bisa menyelesaikan pekerjaan lebih baik.
Ruangan kantor pun dari waktu ke waktu memiliki perubahan desain. Jika dulu banyak perusahaan yang memiliki ruangan dengan banyak kubikal, sekat, menunjukkan tingkat jabatan seseorang, kini tidak lagi demikian. Khususnya bisnis startup desain ruang kantor kini berubah menjadi lebih terbuka. Tidak lagi bersekat sehingga para pekerja dapat langsung berinteraksi satu sama lain. Begitu juga pemimpin dengan anggota timnya. Tidak bisa dipungkiri di setiap kantor pasti memiliki sisi politik tersendiri. Seperti dahulu ketika perusahaan bersifat konvensional, struktur ruangan dibuat bersekat karena masih mengedepankan superioritas dalam jabatan. Mereka yang berkedudukan lebih tinggi biasanya memiliki ruangan pribadi dengan desain yang bagus. Menunjukkan posisi mereka berbeda dengan karyawan lainnya. Sedangkan sekarang banyak perusahaan yang berusaha untuk lebih terbuka, lebih transparan. Tak ada lagi sekat tertutup. Jika ada ruangan sendiri biasanya digunakan kaca agar para karyawan dapat melihat ada atau tidaknya sang bos di dalam kantor. Begitu juga di ruang rapat. Mungkin salah satu alasannya adalah agar tidak terjadi agenda tersembunyi di dalam kantor, ruang rapat sekarang banyak yang sudah didesain dengan kaca.
Disebut-sebut open office, ruangan kantor dengan desain terbuka meletakkan meja panjang untuk banyak pekerja memang bisa meningkatkan interaksi. Terkesan tidak ada lagi kesenjangan sosial antara satu posisi dengan posisi lainnya. Akan tetapi bukan berarti desain seperti ini adalah desain yang terbaik untuk produktivitas bekerja. Jika seseorang ingin memiliki open office, yang terpenting harus dipikirkan adalah masalah akustik. Ruangan tersebut harus memiliki material yang dapat membuat ruang kedap suara. Sehingga satu divisi dengan divisi lainnya tidak terganggu dengan suara bising dari ruangan terbuka tersebut. Memang budaya teamwork akan sangat meningkat. Tapi tetap harus dipikirkan juga untuk kesejahteraan masing-masing pribadi di kantor tersebut. Ada orang-orang yang tidak bisa bekerja di ruangan ramai. Penting juga untuk menghadirkan storage yang mumpuni untuk menyimpan segala barang pribadi di ruang open office. Sebab biasanya open office hadir dengan meja tanpa sekat di mana para pekerja harus berbagi space kerja.
Harus dipikirkan juga untuk kesejahteraan masing-masing pribadi di kantor tersebut. Ada orang-orang yang tidak bisa bekerja di ruangan ramai.
Selain itu harus juga dipikirkan divisi yang memang harus memiliki sekat agar terjaga privasi perusahaan. Misalnya divisi HRD (human resource department) dan keuangan. Tentu saja kedua divisi ini sangat berkaitan erat dengan privasi perusahaan. Yang berhubungan dengan keuangan pastilah tidak semua orang bisa tahu. Begitu juga adanya sisi sensitif membicarakan tentang rekrutmen dan ketenagakerjaan. Biasanya sebelum saya mendesain sebuah ruang kantor, saya akan terlebih dahulu berdiskusi dengan kepala HRD. Ia adalah orang yang paling tahu budaya perusahaan tersebut beserta kebutuhan ruangan di setiap divisi. Oleh karena itu memang tidak bisa disamakan. Bukan berarti ruang bersekat itu selalu tidak baik untuk keharmonisan kantor. Bukan berarti juga ruang terbuka selalu menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Bukan berarti ruang bersekat itu selalu tidak baik untuk keharmonisan kantor. Bukan berarti juga ruang terbuka selalu menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya tentang well-being. Ruangan bisa amat memengaruhi suasana hati yang akhirnya membentuk perilaku bekerja serta budaya perusahaan. Sehingga desain ruangan untuk bekerja memang harus seturut fungsi dari jenis pekerjaan yang dilakukan itu sendiri. Tidak hanya hidup saja yang harus seimbang, konsep desain ruang pun harus seimbang. Sesuai kebutuhan bukan sekadar keinginan.