Tumbuh besar sebagai seorang anak dari orang tua yang bekerja di bidang kesehatan secara tidak langsung menumbuhkan rasa ingin tahu saya mengenai sektor kesehatan. Ibu saya adalah seorang apoteker dan ayah saya bekerja di sebuah rumah sakit. Beberapa tahun kemudian, ayah saya juga membuat klinik kecil di rumah.
Membuka klinik di sebuah desa kecil sebenarnya juga cukup membuat saya bertanya-tanya memangnya ada yang butuh? Tapi ternyata ada banyak orang yang kemudian datang berobat ke klinik kecil di rumah kami. Ternyata, meskipun desa saya tidak terlalu jauh dari kota yang tentu saja punya fasilitas kesehatan yang lebih baik, ada banyak orang di lingkungan saya yang juga membutuhkan fasilitas kesehatan untuk berobat.
Saat mulai beranjak dewasa, saya kemudian terinspirasi dari perjalanan saya ke Filipina. Dalam perjalanan tersebut saya bertemu seseorang yang meminta bantuan sambil menunjukan medical report di dalam sebuah bus. Melihat medical report tersebut, banyak orang yang kemudian lebih bisa berempati hingga bersedia menyumbangkan sejumlah dana. Kemudian, saya merasa hal seperti ini sebenarnya bisa dilakukan secara online, kita bisa menjembatani orang-orang yang memang membutuhkan bantuan dana untuk keperluan medis secara digital, tentu saja dengan transparansi dan penyaluran dana yang bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini lah yang menginspirasi saya untuk memulai WeCare.id, sebagai sebuah platform penggalangan dana untuk kebutuhan medis bagi masyarakat di Indonesia.
Kemudian, pada sebuah kesempatan saya bertemu dengan Mesty Ariotedjo yang kala itu baru menyelesaikan masa tugasnya sebagai seorang dokter muda di NTT. Setuju akan ide dan gagasan tentang penggalangan dana medis ini, akhirnya Mesty kini menjadi partner saya di WeCare.id.
Pada waktu saya memulai WeCare.id, sebenarnya pemerintah juga sudah menyediakan fasilitas BPJS. Meski begitu, karena infrastruktur dan juga akses informasi yang belum merata, ditambah juga tenaga ahli medis yang belum tersebar di berbagai daerah pelosok, membuat sebagian orang masih perlu mengeluarkan biaya tambahan atau biaya out of pocket yang belum bisa ditutup oleh asuransi seperti BPJS.
Pada masa-masa awal pengenalan platform penggalangan dana ke desa-desa, saya dan teman-teman juga sempat mengalami resistensi. Banyak yang merasa bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat ke dokter atau rumah sakit terlalu mahal, setelah dilihat kembali kemungkinan hal ini terjadi karena biasanya orang cenderung datang berobat saat kondisinya sudah lebih buruk. Di samping itu, kami juga tetap menghargai kepercayaan-kepercayaan setempat dalam hal pengobatan tradisional yang sudah diturunkan dari generasi-generasi sebelumnya.
Kami sempat mengadakan program penyuluhan mengenai pemahaman dan pencegahan stunting di NTT. Kemudian kami menemukan fakta bahwa para ibu hamil di wilayah tersebut mayoritas baru menemui bidan ketika umur kandungan sudah memasuki bulan ke-4. Nah, pelan-pelan kami juga berusaha mensosialisasikan pemahaman masyarakat setempat mengenai konsultasi kesehatan dengan seetis mungkin sambil tetap menghormati kepercayaan mereka. Secara bertahap kami juga mencoba memulai program atau menjalin kerja sama dengan posyandu sebagai fasilitas kesehatan terdekat yang ada di pemukiman warga.
Saat membahas mengenai kesenjangan kesehatan dalam masyarakat, hal pertama yang harus diperhatikan terlebih dahulu tentu individu-individu yang terlibat di dalamnya. Kalau melihat jumlah dokter dan tenaga kesehatan saja, Indonesia sepertinya memang belum bisa dibilang ideal. Bisa kita lihat untuk jurusan kedokteran di universitas di daerah-daerah khususnya yang berada di luar pulau Jawa baru membuka jurusan kedokteran di sekitar awal tahun 2000-an. Selain itu, secara geografi juga memang Indonesia memiliki medan yang lebih menantang untuk bisa melakukan pemerataan tingkat kesehatan bagi masyarkat di seluruh wilayahnya.
Kalau melihat jumlah dokter dan tenaga kesehatan saja, Indonesia sepertinya memang belum bisa dibilang ideal. Selain itu, secara geografi juga memang Indonesia memiliki medan yang lebih menantang untuk bisa melakukan pemerataan tingkat kesehatan bagi masyarkat di seluruh wilayahnya.
Harusnya kita bisa sepakat bahwa kesehatan adalah kebutuhan paling dasar yang kita perlukan sebelum bisa melakukan apa pun. Hanya saja memang mungkin beberapa diantara kita belum menjadikannya prioritas utama. Selain itu, kesehatan juga bukan hanya sebatas sehat secara fisik, loh. Ada tiga hal utama dalam kesehatan kita secara menyeluruh yaitu kesehatan secara fisik, mental, dan juga spiritualitas.
Harusnya kita bisa sepakat bahwa kesehatan adalah kebutuhan paling dasar yang kita perlukan sebelum bisa melakukan apa pun. Kesehatan juga bukan hanya sebatas sehat secara fisik, loh. Ada tiga hal utama dalam kesehatan diri kita secara menyeluruh yaitu kesehatan secara fisik, mental, dan juga spiritualitas.
Kita sebenarnya bisa ikut berkontribusi dalam bidang kesehatan dengan hal yang sangat sederhana yakni menjaga kesehatan diri kita sendiri. Coba sadari kondisi tubuh kita, apakah mungkin kita mudah lelah atau mungkin banyak pikiran yang tidak sehat, rasakan tanda-tanda yang tubuh kita berikan lalu coba tangani atau temui bantuan professional jika dibutuhkan. Lingkungan juga memiliki peranan penting bagi kesehatan kita. Kita tidak akan bisa hidup sehat kalau planet kita tidak baik-baik saja. Maka, penting untuk menjaga bumi tempat kita tinggal ini tetap bersih dan asri.
Sebelum memusingkan diri dengan sistem dan peraturan untuk mengoptimalkan kesehatan dalam masyarakat, hal paling pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat bagi diri kita sendiri. Coba ingat-ingat kembali, apakah dalam seminggu ini kita sudah sempat berolahraga? Kalau belum, mungkin sudah saatnya kamu meluangkan waktu untuk mulai melakukan aktivitas fisik.
Sebelum memusingkan diri dengan sistem dan peraturan untuk mengoptimalkan kesehatan dalam masyarakat, hal paling pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat bagi diri kita sendiri.
Dari sisi sistem kesehatan, menurut saya BPJS sebenarnya adalah sebuah solusi yang perlu diapresiasi. Pastikan teman-teman juga bisa memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya. Dalam waktu dekat, WeCare.id juga masih akan fokus dengan beberapa program pemahaman dan pencegahan stunting. Mayoritas dijalankan di NTT, karena tingkat kerentanannya juga masih cukup tinggi.
Kami berusaha membantu dari sisi penyediaan makanan bergizi dan juga advokasi dengan pemerintah setempat. Harapannya program ini juga bisa kami jalankan di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Teman-teman juga bisa turut serta memberikan dukungan dengan berdonasi melalui aplikasi WeCare.id dan juga melalui website www.wecare.id.