Circle Love & Relationship

Menumbuhkan Yang Hampir Layu

Andrea Gunawan

@catwomanizer

Konsultan Citra

Fotografi Oleh: Ayunda Kusuma Wardani

Mendengar kata intimasi yang akan terbersit di kepala kita adalah ketertarikan dan hubungan secara fisik. Ya, memang tak ada salahnya. Namun keduanya hanyalah segelintir bagian dari keintiman. Memaknai keintiman hanya dari sekedar sentuhan fisik terdengar kurang bijak karena nyatanya intimasi bagi sebuah komitmen hubungan dibangun atas banyak hal: keterikatan emosional, psikologis, spiritual, dan ditambah keterkaitan secara fisik.

Intimasi umumnya terasa begitu kuat di perjalanan awal sebuah hubungan yang baru. Kita akan tergila-gila dimabuk cinta olehnya. Seakan tak ada yang lebih sempurna di mata kita. Hidup kita hanyalah untuknya. Ini lah fase yang dikenal secara psikologis dengan nama Infatuation di mana perasaan manusia yang dilanda cinta sedang naik-naiknya.

Tapi apa yang terjadi selanjutnya seiring dengan bergulirnya waktu mungkin takkan seindah yang kita rasakan di awal-awal hubungan. Terkadang setelah menjalani hubungan selama beberapa waktu mulai ada realita-realita yang terkuak. Itu lah saat di mana kita mulai menyadari bahwa pasangan kita adalah manusia yang tak lepas dari ketidaksempurnaan. Psikolog menyebut fase ini sebagai fase Landing di mana perasaan kita yang sebelumnya lepas landas kini mulai mendarat dan menjejak bumi kembali.

Selain itu, kehidupan manusia modern yang begitu kompleks dengan segala kesibukannya membuat kita kemudian terhanyut di dalamnya. Kehidupan pribadi dan hubungan dengan pasangan lama kelamaan menjelma menjadi rutinitas yang terus mengulang-ulang setiap harinya. Begitu repetitif, begitu menjemukan. Belum lagi jika prioritas hidup semakin banyak. Karir, anak, keperluan pribadi. Lama-lama, kita pun semakin mengesampingkan posisi pasangan dan cenderung taking them for granted. Berharap kebahagiaan yang dirasakan dahulu bisa berjalan begitu saja secara otomatis.

Namun layaknya tanaman, hubungan adalah sesuatu yang bertumbuh dan harus dipupuk secara terus menerus. Tak peduli berapa banyak percikan-percikan asmara dan chemistry yang terbangun, jika tidak dibina ia pun akan mati dengan sendirinya – kehilangan intimasinya. Meskipun menjaga intimasi bisa jadi adalah suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan, namun nyatanya intimasi menjadi sebuah elemen terpenting dalam sebuah hubungan.

Jika saat ini Anda tengah berada dalam sebuah hubungan yang kehilangan intimasinya, jangan patah harapan. Masih ada asa untuk menghidupkannya kembali. Beberapa langkah mudah misalnya dengan gestur kecil seperti ucapan-ucapan rasa sayang yang bisa disampaikan lewat berbagai cara; mulai dari pesan singkat di ponsel, atau bahkan kartu yang dikirim bersamaan dengan bunga atau cokelat favorit si dia.

Bukan sekadar memuji. Setiap manusia pasti akan senang bila diapresiasi – dalam bentuk apa pun. Mendengar kata-kata pujian atau ucapan terimakasih bisa begitu membahagiakan. Namun sayangnya dalam sebuah hubungan terkadangan pasangan kerap melupakan effort yang dilakukan oleh pasangannya untuk mereka.

Dengan memuji, meskipun terdengar sederhana, kita pasti akan mendapatkan perasaan positif yang akan menjadi pupuk

Waktu berkualitas. Saat hubungan telah terlalu larut sebagai sebuah rutinitas, kita bisa coba berhenti sejenak dan melakukan hal-hal yang di luar kebiasaan. Mungkin kembali dating seperti saat berpacaran dahulu?

Tak perlu heboh-heboh amat. Mungkin bisa sesederhana makan malam di restoran atau menonton film di bioskop berdua pasangan. Apa pun bentuknya, pastikan bahwa aktivitas ini merupakan kesempatan bagi Anda merasakan waktu berkualitas bersama pasangan dengan tidak membicarakan hal-hal mundane seperti pekerjaan yang mungkin akan mengubah mood salah satu di antara Anda.

Komunikasi adalah kunci. Jika ada masalah dalam hubungan, bisa dipastikan semuanya selalu berkaitan dengan komunikasi. Untuk itu, penting bagi setiap pasangan untuk menjaga komunikasi yang terbuka. Selalu sempatkan diri untuk membahas masalah-masalah penting yang dirasakan oleh diri sendiri – namun tetap hormati perasaan pasangan. Buka lah diri dan bagikan bagian paling intim dengan menyampaikan ketakutan, kegundahan, dan harapan.

--

Lokasi Foto: Bika Living Kemang

Related Articles

Card image
Circle
Perjalanan Menemukan Makna dan Pentingnya Pelestarian Budaya

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kadang kita lupa bahwa pada akhirnya yang kita butuhkan adalah kembali ke akar budaya yang selama ini sudah ada, menghidupi kembali filosofi Tri Hita Karana, di mana kita menciptakan keselarasan antara alam, manusia, dan pencipta. Filosofi inilah yang coba dihidupkan Nuanu.

By Ida Ayu Astari Prada
25 May 2024
Card image
Circle
Kembali Merangkai Sebuah Keluarga

Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung.

By Greatmind
24 November 2023
Card image
Circle
Pernah Deep Talk Sama Orang Tua?

Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.

By Greatmind x Folkative
26 August 2023