Sewaktu kecil, kedua orang tuaku bukanlah tipe orang tua yang suka memberikan mainan atau mengajak liburan keluar negeri. Mereka adalah tipe ayah dan ibu yang membawa anak-anaknya setiap minggu ke pameran binatang, perlombaan anjing hingga mengunjungi pet shop. Kecintaan mereka pada binatang secara tidak sengaja tertular padaku. Hingga dewasa, aku merasa seperti mudah sekali terhubung dengan binatang. Entah bagaimana mereka bisa mudah luluh dan menurut pada apa yang aku bilang. Seakan memahami ucapanku.
Di masa kanak-kanak, aku sempat tinggal di sebuah perumahan di mana anjing yang terkena rabies sering berkeliaran. Setiap kali anak-anak tetangga main di luar rumah, orang tuanya pasti langsung menyuruh mereka masuk karena takut digigit anjing-anjing tersebut. Faktanya, memang sudah ada beberapa korban yang terkena gigit oleh mereka sampai harus dibawa ke rumah sakit. Suatu saat aku melihat salah satu anjing dan menghampirinya. Orang tuaku konstan panik sekali melihat aku sedang bermain-main dengan anjing itu. Anehnya, mereka justru sangat patuh dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya. Ayahku sampai bingung dan berpikir sepertinya aku punya koneksi terhadap binatang yang mana hanya kamilah yang mengerti.
Seiring berjalannya waktu, aku semakin mencintai lebih banyak jenis binatang. Tidak hanya anjing saja. Setiap ulang tahun aku selalu meminta pada suamiku untuk pergi melihat binatang dan bermain-main bersama mereka. Entah itu pergi ke peternakan sapi, kambing, kuda, atau lumba-lumba. Bahkan kini aku memelihara beberapa ayam di halaman rumah! Memang, ayam seperti bukan binatang yang lumrah untuk dipelihara. Tapi ayam sangatlah mudah untuk dirawat. Ia tipe binatang yang tidak butuh perhatian ekstra karena sebenarnya ia bisa merawat dirinya sendiri. Aku hanya butuh memberikan pakan dan air saja.
Sebenarnya, salah satu alasan aku pelihara ayam adalah untuk membangun suasana pedesaan di lingkungan rumah. Sejak lama aku punya cita-cita untuk tinggal di pedesaan karena dulu puluhan tahun tinggal di rumah yang letaknya di pinggir jalan besar. Bayangkan, setiap hari yang aku dengar adalah suara klakson, kendaraan yang kebut-kebutan, sampai huru-hara orang tawuran. Lingkungan rumahku dulu sangatlah gaduh dan ramai. Sehingga sekarang karena belum bisa benar-benar tinggal di pedesaan, paling tidak saat aku bangun ada suara ayam berkokok layaknya di desa.
Memelihara ayam juga bisa dibilang membantuku melepaskan stres. Ketika bangun pagi-pagi memberikan mereka makan di halaman, menaruh air lalu setelahnya menyiram tanaman, rasanya begitu damai dan tenang. Seperti di film Cinderella. Kalau diperhatikan, Cinderella terlihat paling senang ketika ia sedang bersenandung memberi makan binatang-binatang. Inilah juga yang aku rasakan di kehidupan nyata. Bercengkrama dengan binatang di pagi hari sungguh menenangkan pikiran.
Setiap kali mengajak bicara binatang, aku merasa mereka seolah mengerti apa yang aku ucapkan. Begitu juga ayamku yang sangat penurut karena sejak dia masih kecil aku sering ajak bicara. Menurutku semua binatang sebenarnya punya perasaan walaupun mereka tidak mengerti bahasa kita. Contoh anjing dan kucing. Mereka bisa tahu dalam hitungan detik kalau manusia suka atau tidak pada mereka. Energi yang hadir di antara manusia dan binatang tidak bisa dibohongi. Baik sesama manusia atau manusia dengan binatang pasti ada chemistry. Jadi saat aku ajak bicara binatang seperti ketika aku tanya, “Enak nggak makanannya?” atau ketika aku suka sedang memandikan ayam, “Dingin ga?”, kita sebenarnya sedang menjalin hubungan yang lebih akrab dengan mereka. Ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan ketika bertemu dengan binatang. Seolah bertemu teman dekat yang sudah lama tidak bertemu lalu bertemu kembali.
Energi yang hadir di antara manusia dan binatang tidak bisa dibohongi. Baik sesama manusia atau manusia dengan binatang pasti ada chemistry.
Pada dasarnya, binatang adalah makhluk hidup yang juga bisa merasakan emosi. Kita sebagai manusia punya tugas untuk saling menjaga. Tidak hanya antar manusia, tapi juga seluruh makhluk hidup, termasuk binatang. Dan kalau kita mau mencoba memahami mereka, binatang merupakan makhluk hidup yang tulus, yang akan memberikan sama seperti apa diberikan oleh kita. Bukan karena mereka butuh sesuatu lalu jadi harus baik. Atas dasar inilah aku berniat untuk membuat sebuah peternakan dan penampungan hewan di masa depan. Aku ingin bisa menampung binatang-binatang liar yang tidak terurus seperti kuda-kuda andong. Banyak sekali kuda andong yang sakit-sakitan, kurus karena tidak diberi makan, badannya berdarah-darah, sampai mengalami kecacatan. Aku ingin merumahkan binatang-binatang ini dan mengurusnya di peternakan yang bebas, tidak dikandangi. Selain itu, aku juga ingin punya peternakan untuk menampung binatang-binatang dilindungi yang dibeli oleh segelintir orang tanpa sertifikat. Sehingga peternakan bisa jadi tempat mereka beradaptasi sebelum nantinya dikembalikan ke habitatnya.
Pada dasarnya, binatang adalah makhluk hidup yang juga bisa merasakan emosi. Kita sebagai manusia punya tugas untuk saling menjaga. Tidak hanya antar manusia, tapi juga seluruh makhluk hidup, termasuk binatang.