Memupuk Kedekatan

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita ke depannya. Tidak pernah tahu ternyata kita membutuhkan bantuan dari siapa sehingga menjaga hubungan dengan manusia lainnya seakan perlu dilakukan. Sekalipun orang tersebut baru saja dikenal, kita tetap harus berusaha baik padanya. 

Cara termudah untuk menjaga hubungan, entah itu dengan keluarga, teman atau rekan kerja, adalah dengan menanyakan kabar. Mungkin tidak perlu setiap hari. Tapi paling tidak kita punya waktu-waktu tertentu untuk bertukar kabar dan menanyakan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya. Kalau memang ada waktu, bertemu dan melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama juga tidak ada salahnya untuk menjalin hubungan lebih erat. Terutama dengan mereka yang berada dalam lingkaran terdekat. 

Cara termudah untuk menjaga hubungan, entah itu dengan keluarga, teman atau rekan kerja, adalah dengan menanyakan kabar.

Meskipun begitu, menjalin hubungan erat dengan orang lain tidak selalu mudah. Terkadang kita butuh chemistry untuk bisa menemukan kedekatan dan tentu saja tidak semua orang memiliki chemistry yang sama dengan kita. Ketika kita menemukan chemistry dengan seseorang, jagalah baik-baik karena tidak sembarang orang bisa mendapatkan itu. Chemistry adalah sesuatu yang langka tapi dibutuhkan di semua jenis hubungan. Dari hubungan asmara hingga hubungan profesional. Ia bisa menentukan banyak hal di masa depan. Akan tetapi, kalau chemistry ternyata tidak terjadi, menurut saya janganlah dijadikan tanda kita tidak bisa berteman dengan orang tersebut. Sebisa mungkin, kita sebaiknya tetap menjadi orang yang baik pada semua orang. Kenyataannya memang tidak semua orang bisa nyambung. 

Sebisa mungkin, kita sebaiknya tetap menjadi orang yang baik pada semua orang.

Menurut saya, memiliki wawasan luas bisa jadi cara kita untuk lebih mudah menjalin hubungan dengan orang lain. Biasanya saya pribadi suka membaca berbagai macam hal secara random. Misalnya, membaca tentang otomotif sekalipun saya tidak suka otomotif. Saya sering berpikir kalau suatu saat bertemu orang baru yang tiba-tiba membicarakan tentang otomotif, saya masih bisa berada dalam percakapan tersebut. Tidak pernah ada salahnya membekali kepala dengan wawasan yang beragam. Meskipun kita mungkin tidak tertarik dengan topiknya. Paling tidak, kita tahu permukaannya. Percayalah, itu akan sangat membantu kita dalam bersosialisasi. Sebenarnya, saya juga bukan tipe orang yang suka membuka diskusi. Sebaliknya, saya bisa dibilang orang yang cukup pasif. Mungkin karena saya memiliki insecurity dalam diri. Dalam percakapan, biasanya saya yang akan lebih sering bertanya. 

Tidak pernah ada salahnya membekali kepala dengan wawasan yang beragam. Meskipun kita mungkin tidak tertarik dengan topiknya. Paling tidak, kita tahu permukaannya. Percayalah, itu akan sangat membantu kita dalam bersosialisasi.

Cara saya menjalin kedekatan dengan para pendengar lagu-lagu saya pun tidak jauh berbeda. Saya bertegur sapa dengan mereka lewat media sosial selayaknya teman biasa. Tidak ada jarak. Banyak dari mereka yang tadinya hanya sekadar suka mendengarkan lagu saya kemudian ternyata menjadi teman. Bahkan ada dari mereka yang akhirnya menjadi rekan kerja. Maka dari itu, saya juga tidak suka menyebut mereka sebagai penggemar atau fans karena menurut saya, mereka adalah teman saya. Album "See You Someday" sebenarnya juga salah satu cara untuk saya menjaga hubungan dengan mereka. Ini sebagai tanda bagaimana saya rindu sekali dengan mereka yang ada di keramaian dengan harapan bisa kembali bertemu nanti. Seperti yang sering saya ucapkan dulu setiap kali selesai manggung: See You Someday. 

Selain berupaya menjalin kedekatan dengan sesama manusia, saya meyakini kita juga perlu melakukannya dengan semesta. Saya percaya jika kita memiliki aura negatif terhadap orang lain atau bahkan semesta, hal negatif akan berbalik pada kita. Setiap kali saya membuka hari dengan komentar buruk, sekecil apapun, saya pasti akan mengalami hal yang kurang menyenangkan seharian. Misalnya saya bangun pagi lalu mengeluh, “Duh panas banget sih”, setelah itu di sepanjang jalan saya pasti akan terkena macet. Sementara kalau saya tidak mengeluh, jalan akan sangat lancar. Ini pernah saya alami dan sejak itu saya berusaha untuk tidak banyak mengeluh. Bahkan mencari tempat parkir di Jakarta saja saya tidak akan mengeluh sebab dengan begitu entah bagaimana saya pasti dapat satu sudut parkir.  

Saya percaya jika kita memiliki aura negatif terhadap orang lain atau bahkan semesta, hal negatif akan berbalik pada kita.

Refleksi ini pun saya tuangkan dalam lagu Mr. Sun. Saya ingin mengajak para pendengar untuk mensyukuri apa yang kita punya. Sekecil apapun itu. Di lagu ini saya mengibaratkan matahari yang sering mendapatkan keluhan dari kita. Lagu ini ingin mengingatkan agar kita tidak mudah mengeluh. Jika memang panas, dinikmati saja. Sebab kalau suatu saat tidak lagi ada matahari, kita pasti kebingungan. Begitu pula dengan hal-hal lain yang ada di sekitar kita. Tanpa disadari, ternyata refleksi-refleksi tersebut menjadi sebuah dialog yang saya lakukan dengan diri sendiri. Pemikiran tentang rasa syukur, apa yang sudah didapatkan hingga saat ini, atau apa yang masih ingin atau bisa diakukan lagi, membuat saya lebih dekat dengan diri sendiri. Tanpa disadari mungkin ini juga cara saya menjalin hubungan dengan diri sendiri.