Seiring berjalannya waktu, dunia selalu berubah termasuk dunia pekerjaan. Banyaknya “distraksi” yang disebabkan oleh perubahan budaya bekerja mendorong kita untuk bergerak dalam ritme yang lebih cepat dengan pemikiran yang lebih cepat pula untuk mengambil keputusan karena paparan informasi yang cenderung lebih banyak dikonsumsi. Di banyak perusahaan para kaum milenial sudah menduduki lebih dari 50% dari komposisi seluruh karyawan. Inilah salah satu alasan mengapa budaya di dunia pekerjaan mulai berubah. Para milenial lahir di saat internet sudah lahir, di saat teknologi sudah canggih dan membuat segalanya lebih instan. Mereka dituntut dengan kecepatan yang lebih tinggi karena secara alami mereka berada dalam kebiasaan tersebut.
Adanya perubahan kedudukan generasi membuat banyak perusahaan kini lebih demokratis dan menerapkan waktu yang lebih fleksibel. Di satu sisi memang terlihat baik untuk kita bisa menyeimbangkan satu aktivitas dengan aktivitas lainnya. Namun secara tidak sadar dengan tidak adanya waktu tertentu yang ditetapkan dalam satu hari, kita justru akan mendapatkan lebih banyak distraksi untuk tidak langsung mengerjakan satu pekerjaan. Sehingga waktu akhir pekan pun terkadang tetap menjadi waktu untuk bekerja. Kita tetap mengecek surel, membuka laptop untuk menyelesaikan deadline. Mengurangi waktu yang sebenarnya ditetapkan untuk kita beristirahat dan melakukan jeda. Lama-kelamaan kita adalah pekerjaan. Bukan lagi human being melainkan human doing. Hasilnya? Kita akan lebih cepat burnout jika tidak benar-benar menjaga cara kita memimpin diri sendiri yang nantinya akan berdampak pada produktivitas orang lain juga.
Sadar tidak sejumlah informasi telah memaparkan tentang meningkatnya angka kematian di umur 40-50 tahun? Belakangan sudah banyak perusahaan atau para pebisnis dan pekerja yang menyadari akan tingginya tingkat stres di kantor mulai beralih untuk menerapkan mindful leadership. Awalnya terminologi ini muncul karena banyak orang merasa tekanan dalam pekerjaan ternyata juga muncul di luar ranah pekerjaan. Sehingga mereka mulai merasa kesehatan jiwa dan raganya terganggu. Lalu mulailah muncul gagasan mindful leadership untuk membantu kita yang ingin membuat sifat kepemimpinan menjadi lebih mindful. Pengertian mindful di sini adalah untuk kita bisa hidup di saat ini, detik ini, dengan kesadaran yang tinggi. Melakukan satu hal dalam satu waktu. Oleh karena itu, konsep mindful leadership sebenarnya ditujukan untuk mendorong kita melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu. Pun untuk mengurangi kebiasaan multitasking. Mengapa? Karena ketika kita mencoba mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu kita akan mengurangi fokus pada ketelitian. Akibatnya saat kita melakukan kesalahan di salah satu pekerjaan kita harus kembali pada pekerjaan tersebut dari awal. Waktu telah terbuang dan justru malah mengurangi efektivitas kerja.
Konsep mindful leadership ditujukan untuk mendorong kita melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.
Mungkin banyak yang berpikir di era sekarang di mana semua serba instan dan cepat dengan teknologi yang memudahkan, kita bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus dengan baik. Padahal tidak. Dengan fokus melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu sebenarnya tidak berarti kecepatan bekerja berkurang. Saya sendiri mengalami setelah meditasi dan lebih mindful dengan berlatih melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu, kalau makan ya makan, kalau menelepon yang menelepon, lebih banyak hal yang bisa diselesaikan.
Menjadi lebih mindful pada dasarnya bisa meningkatkan fokus kita sehingga kita pun bisa lebih cepat mengerjakan satu tugas. Peningkatan produktivitas tersebut pun bisa menghasilkan pekerjaan yang berkualitas selain lebih cepat mengerjakan tugas yang lainnya setelah mengerjakan satu tugas. Di kala kita menerapkan mindful leadership kita juga bisa lebih mengendalikan emosi. Tidak ada lagi marah-marah tanpa sebab ke rekan kerja hanya karena kita burnout akan banyaknya pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu. Kita bisa lebih memilah secara bijaksana mana pekerjaan yang masih bisa kita kerjakan mana yang bisa didelegasikan pada anggota tim lainnya. Membuat suasana lebih kondusif dan tentu saja meningkatkan produktivitas mereka juga untuk bekerja sama menyelesaikan pekerjaan.
Ketika kita mencoba mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu kita akan mengurangi fokus pada ketelitian.
Menerapkan mindful leadership pada diri sendiri sesungguhnya ditujukan agar kita dapat memimpin diri kita sendiri sebelum bisa memimpin orang lain. Memimpin diri kita untuk lebih teliti, lebih fokus, lebih produktif pada satu hal saja untuk diselesaikan, niscaya nantinya kita bisa memimpin orang lain dalam ekosistem pekerjaan demi terciptanya tim yang solid. Pemahaman ini pun tidak terbatas pada aspek karier saja tapi juga berbagai aspek dalam hidup termasuk dalam rumah tangga. Apabila kita menjadi seorang pemimpin yang mindful, mampu memimpin diri kita jadi lebih baik, kita juga mampu menjadi pemimpin bagi orang lain termasuk keluarga maupun komunitas di sekitar. Kita menghadirkan diri tanpa tekanan meski memiliki banyak hal yang dipikirkan dan dikerjakan.
Kita harus dapat memimpin diri kita sendiri – dengan lebih teliti, lebih fokus, dan lebih produktif pada satu hal saja – sebelum bisa mempimpin orang lain.