Circle Lifehacks

Kerja Sama Ayah dan Ibu

Ibu adalah pusat keluarga, inilah cara pandang saya melihat sosok ibu sebagai anak sebelum saya menikah. Selalu ada solusi dari setiap masalah dan keperluan yang saya sampaikan pada ibu. Dari sudut pandang pribadi, ibu adalah seseorang yang dapat mengerjakan banyak hal dengan sangat mulus. Mulai dari bekerja, mengurus pekerjaan rumah, dan masih banyak hal lainnya. Ketika akhirnya saya menikah dan menjadi orang tua saya baru sadar bahwa sebenarnya ada banyak hal yang harus dipikirkan oleh seorang ibu yang sebelumnya tidak terlihat dalam sudut pandang anak. Peran ibu ternyata sangat rumit, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan. Belakangan ini saya baru paham bahwa being a mom is the hardest job.

Peran ibu ternyata sangat rumit, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan. Belakangan ini saya baru paham bahwa being a mom is the hardest job.

Ketika akhirnya menjadi orang tua, saya memahami bahwa melahirkan secara spesifik, adalah proses yang berat dan para ayah tidak akan pernah sepenuhnya paham apa yang telah dilalui oleh para ibu. Ini menjadi salah satu alasan mengapa terkadang ada ibu yang mengalami baby blues, ketika merasakan hal ini tentu mereka membutuhkan support system dan pihak terdekat yang dapat memberikan dukungan paling ampuh adalah para ayah yaitu suaminya sendiri. Menikah dan menjadi orang tua adalah pekerjaan dua orang. Jadi, perlu kemampuan untuk saling memahami dan berempati satu sama lain. Saya rasa seharusnya sekarang kita sudah harus mulai meleburkan stereotype dikotomi peran dalam keluarga antara laki-laki dan perempuan. Dari dulu saya memegang prinsip bahwa pekerjaan rumah tangga harusnya tidak mengenal gender. 

Menikah dan menjadi orang tua adalah pekerjaan dua orang. Jadi, perlu kemampuan untuk saling memahami dan berempati satu sama lain.

Saya dibesarkan di keluarga yang kedua orang tuanya bekerja di luar rumah tetapi mereka tidak  pernah memandang gender dalam pekerjaan rumah tangga. Ayah saya juga bisa mencuci piring Sebaliknya, ibu juga bisa mengetcat tembok jika memang ada yang perlu diperbiki dan tidak saling mengeluh satu sama lain. Pola kerja sama ini lantas saya coba terapkan ketika saya akhirnya berkeluarga. Ketika istri saya masih kelelahan setelah melahirkan, maka saya coba untuk bisa membantu dalam hal lain seperti mencuci popok atau membuat susu di malam hari. Apa pun yang bisa dilakukan para ayah untuk mendukung peran ibu, lakukan. Coba lepaskan ego yang mungkin selama ini terlanjur melekat dari sistem patriarki yang sudah ada. 

Pasti akan selalu ada keadaan ketika saya sendiri mungkin tidak peka atau tidak tahu harus berbuat apa setelah akhirnya menjadi orang tua. Kerja sama untuk bisa saling mendukung satu sama lain antara ibu dan ayah harus datang dari kedua belah pihak. Istri harus bisa mencoba untuk mengutarakan keinginannya dan suami harus mau mencoba membuka diri meskipun jelas ini perlu proses. Ketika sudah memutuskan untuk berdiskusi tak jarang ada ego dari laki-laki yang terusik ketika sang istri mulai mengutarakan keinginannya mengenai bagaimana sang ayah berperan dalam urusan rumah tangga. Salah satu cara yang saya lakukan adalah sebelum melakukan diskusi adalah untuk mencoba menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang ingin disampaikan. Tidak harus formal mungkin bisa ketik di notes handphone atau dicatat di buku. Hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan nada tinggi ketika berdiskusi. 

Saat  berdiskusi tanpa persiapan biasanya nada yang terucap akan lebih tinggi karena mode yang digunakan cenderung defensif satu sama lain. Ketika kita menulis sistemnya lebih evaluatif jadi kita saling mendiskusikan pemikiran kita satu sama lain, besar kemungkinan ada beberapa poin yang beririsan. Bisa saja tujuannya sama tapi cara melakukannya beda. Berkeluarga bukan tentang perebutan siapa yang paling berkuasa di rumah, ini adalah kerja sama yang selalu bertumbuh dan berubah. Jika kita sudah menemukan formula komunikasi yang baik pasti akan ada penyelesaian untuk setiap masalah yang dihadapi. Pahami karakteristik satu sama lain, salah satu caranya adalah dengan menulis dan melakukan diskusi sehat akan hal tersebut. Tidak perlu buru-buru karena ini adalah perjalanan panjang dan tidak ada hubungan yang sempurna, termasuk juga keluarga. 

Berkeluarga bukan tentang perebutan siapa yang paling berkuasa di rumah, ini adalah kerja sama yang selalu bertumbuh dan berubah. 

Salah satu fokus Mindtera adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kecerdasan emosional yang juga diperlukan dalam keluarga dan menjadi orang tua. Dalam rangka hari ibu kami juga menyelenggarakan event bertajuk “Ayah Ngertiin Ibu” sebagai kado untuk para ibu yang akan diselenggarakan pada 28 Desember 2021. Event ini mencoba membahas hal itu dari sudut pandang ayah, bahwa seharusnya ayah dan ibu saling bekerja sama dalam keluarga. Para ayah jugaharus menyuarakan bahwa mengurus rumah bukan hanya tanggung jawab ibu.

Saya harap mulai banyak ayah yang mungkin sudah menemukan cara kerjasama yang baik dengan ibu dalam menjadi orang tua dan juga keluarga untuk bisa membagikan pengalamannya. Terkadang mereka hanya menyimpan sendiri sehingga pola yang terbentuk selama ini tidak berubah. Untuk bisa mengubah sistem patrarki yang berlaku isu ini juga harus disuarakan oleh laki-laki. Kalau hanya mendapat pesan dan masukan dari sisi perempuan, terkadang ada ego yang tersakiti dan cenderung menjadi lebih defensif karena dia akan merasa lemah. Salah satu narasi yang ingin disampaikan dalam acara ini adalah  pemahaman bahwa peran ayah tidak selalu hanya bekerja dan lepas tangan dalam mengurus rumah maupun mengasuh anak. Semoga akan ada lebih banyak ayah yang bisa lebih terbuka untuk mendiskusikan hal ini.  

Related Articles

Card image
Circle
Kembali Merangkai Sebuah Keluarga

Selama aku tumbuh besar, aku tidak pernah merasa pantas untuk disayang. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang hangat dari kedua orang tua saat kecil. Sejauh ingatan yang bisa aku kenang, sosok yang selalu hadir semasa aku kecil hingga remaja adalah Popo dan Kung-Kung.

By Greatmind
24 November 2023
Card image
Circle
Pernah Deep Talk Sama Orang Tua?

Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir kali lo ngobrol bareng ibu atau bapak? Bukan, bukan hanya sekedar bertanya sudah makan atau belum lalu kemudian selesai, melainkan perbincangan yang lebih mendalam mengenai apa yang sedang lo kerjakan atau usahakan.

By Greatmind x Folkative
26 August 2023
Card image
Circle
Berdaya dan Berkontribusi

Ketertarikanku untuk berbagi mengenai pengalaman dan tips pengembangan diri sebenarnya dimulai ketika aku bekerja di salah satu perusahaan konsultan keuangan di Jakarta. Saat itu, banyak yang bertanya melalui media sosial mengenai kiat untuk bisa bekarir di perusahaan tersebut. Lalu setelahnya, aku juga mulai berbagi mengenai topik pengembangan diri dan karir.

By Lavina Sabila
20 May 2023