Sebagian orang mungkin melihat keluargaku adalah keluarga yang tidak biasa. Padahal kami sendiri merasa sama saja seperti keluarga yang lain. Aku percaya setiap keluarga pasti punya keunikannya masing-masing. Kebetulan saja kami sekeluarga adalah figur publik yang sudah turun temurun bekerja dan berkarya di industri yang serupa serta konsisten merajut karier di bidang masing-masing. Papaku adalah seorang produser musik sedangkan mama seorang penyanyi. Kakakku yang pertama, Sissy Prescillia, adalah seorang aktris sementara Jevin Julian (kakak kedua) adalah seorang musisi. Lalu mengikuti jejak mereka, aku pun terjun ke dunia akting. Uniknya lagi, kedua kakak iparku, Rinni Wulandari (istri Jevin Julian — red) dan Rifat Sungkar (suami Sissy Prescillia — red) juga figur publik. Kak Rinni yang juga seorang musisi ternyata juga berasal dari keluarga musisi. Begitu pula Kak Rifat, pembalap yang juga berasal dari keluarga pembalap. Tapi walaupun sama-sama menjadi figur publik rasanya tidak pernah ada persaingan atau rasa iri di antara kami. Sebaliknya kami tetap bisa jadi seseorang dengan cara masing-masing dan saling mendukung satu sama lain.
Sebagian orang mungkin melihat keluargaku adalah keluarga yang tidak biasa. Padahal kami sendiri merasa sama saja seperti keluarga yang lain. Aku percaya setiap keluarga pasti punya keunikannya masing-masing.
Aku begitu mengagumi proses berkarya para kakak yang bisa diterima dan diingat banyak orang. Mengagumi upaya dan kerja keras mereka di dalam proses tersebut untuk meraih pencapaian terbaik. Mereka memberikan banyak contoh untuk pengembangan diriku dalam berkarier dan menjalani kehidupan. Salah satunya adalah mengajarkanku untuk bisa rendah hati dan tidak merasa lebih dari orang lain. Seperti ketika debut film pertamaku yang ternyata bisa diterima dan diapresiasi banyak orang. Aku sadar sekali bagaimana pun film ini awal karier aku dan belum ada pengalaman sebelumnya. Pencapaian di film “Dilan 1990” memang menjadi sesuatu yang di luar dugaan. Aku bersyukur dengan pencapaian dan rezeki yang diberikan tersebut. Termasuk kesempatan untuk belajar banyak hal dari industri ini dan bekerja sama dengan banyak orang hebat. Bahkan terkadang aku masih merasa malu-malu dan sering sungkan kalau bertemu senior atau teman-teman lain yang sudah lebih dulu berkarier di dunia hiburan. Sekalipun mereka mungkin kenal dengan salah satu anggota keluargaku.
Bagiku keluarga adalah segalanya. Tempatku bertumbuh dan belajar segala hal. Juga tempat aku pulang dalam keadaan apapun. Yang terburuk sekalipun. Sebab aku tahu mereka akan selalu ada untukku. Semenjak Papa tidak ada, Kak Sissy —sebagai anak tertua, merasa punya tanggung jawab terhadapku yang adalah anak bungsu. Sehingga dia mengajak aku tinggal di rumahnya agar bisa membantu Mama memerhatikan segala urusan sekolah dan karier. Keputusanku tinggal bersama Kak Sissy pun menjadi keputusan bersama. Dan aku merasa tinggal bersama Kak Sissy dan keluarga adalah sebuah keputusan tepat. Selain aku bisa diskusi tentang pekerjaan dengannya kapan pun di rumah, aku juga senang sekali bisa sering bermain dengan keponakan-keponakan. Apalagi dengan kehadiran Kak Rifat yang seakan menjadi pengganti sosok papa setelah beliau sudah tidak ada. Aku merasa sangat lengkap. Mungkin kalau tidak ada Kak Sissy aku tidak tahu harus bagaimana. Ya, dia adalah salah satu sosok terpenting dalam hidupku. Seorang kakak yang bisa jadi apapun. Bisa menempatkan dirinya ketika aku membutuhkan seorang kakak perempuan, seorang teman, bahkan tidak jarang dia berperan sebagai seorang mama terhadapku. Seorang kakak yang sangat seru.
Bagiku keluarga adalah segalanya. Tempatku bertumbuh dan belajar segala hal. Juga tempat aku pulang dalam keadaan apapun. Yang terburuk sekalipun.
Tapi tentu saja bukan hanya Kak Sissy yang seru. Semua kakakku adalah sosok-sosok yang seru. Mereka selalu bisa jadi tempat cerita ternyaman dan teraman. Apapun ceritanya. Dan meskipun aku anak bungsu, mereka tidak pernah meremehkan. Apalagi menganggapku seperti anak kecil. Di dalam keluarga kami, setiap anak memiliki porsi suara yang sama. Buktinya di setiap urusan keluarga kakak-kakak selalu melibatkan dan meminta pendapatku ketika sedang dalam proses pengambilan keputusan bersama. Dari segala banyaknya alasan, ini adalah salah satu kebanggaanku menjadi bagian dari keluarga ini. Sebuah kebanggaan yang tak bisa tergantikan oleh apapun.
Semua kakakku adalah sosok-sosok yang seru. Mereka selalu bisa jadi tempat cerita ternyaman dan teraman. Apapun ceritanya. Dan meskipun aku anak bungsu, mereka tidak pernah meremehkan. Apalagi menganggapku seperti anak kecil. Di dalam keluarga kami, setiap anak memiliki porsi suara yang sama.