Keberangkatan - NH. Dini
Keberangkatan disebut sebagai salah satu karya terbaik NH. Dini, dengan konflik yang diungkap dan diselesaikan satu persatu secara bertahap. Kisah berputar mengenai kehidupan seorang gadis Indo bernama Elisabeth Frissart, yang sangat mencintai tanah kelahirannya, Indonesia. Dengan konteks latar belakang suasana kemerdekaan RI, serta adanya gerakan anti Barat dan anti Belanda, Elisa tidak ingin ikut keluarganya pulang ke Belanda. Ia jatuh hati pada Sukoharjito, seorang pemuda Jawa yang menjalin hubungan dengannya, namun pada akhirnya harus menikahi wanita lain yang telah dihamilinya. Putus asa dalam kondisi yang ada, Elisa berpikir untuk mencari tahu siapa ayah kandungnya, mengingat ia lahir dari ibu seorang wanita tunasusila. Layaknya cinta yang ia bangun pada kekasihnya dan hancur, ayah kandungnya pun rupanya tidak menerima dirinya dengan tulus, meski Elisa yang pada akhirnya menemukannya dalam kondisi sakit bersedia merawatnya sepenuh hati hingga sembuh. Pelukis pemabuk itu lantas membiarkan Elisa untuk kembali ke keluarga Ibunya, dengan ikut berpulang ke Belanda. Meninggalkan hal-hal yang pernah ia kasihi dan tanamkan harapan, Elisa harus kembali menghancurkan cinta yang pernah dibangunnya – kali ini terhadap tanah kelahirannya sendiri, yang tak lagi membuka ruang padanya.
Pertemuan Dua Hati - NH. Dini
Bu Suci, seorang Ibu rumah tangga yang mendamba bekerja kembali, memulai lembar baru dalam hidupnya dengan menjadi guru di suatu sekolah dasar. Salah seorang murid dalam kelasnya menarik perhatian beliau, dikarenakan perlakuan teman-temannya yang tidak menyukainya. Anak itu bernama Waskito. Tidak jarang ia memukuli temannya tanpa sebab, membuat keonaran, dan membolos kelas. Lubuk hati Bu Suci pun terketuk. Tidak ada anak yang jahat. Bilapun ada, pastilah terdapat penyebab yang membuatnya berbuat demikian. Singkat cerita, sikap Waskito yang kerap berbuat kenakalan rupanya dilatar belakangi perlakukan orangtuanya yang acapkali bersikap kasar dan kurang memberi perhatian. Mendapati hal ini, pelan-pelan Bu Suci pun menjalin komunikasi dan membuka pendekatan emosional dengan Waskito untuk menyadarkannya. Tidak berhenti pada upaya Bu Suci melakukan perubahan pada murid ‘istimewa’nya tersebut, konflik pun bertambah dengan tuntutan profesionalismenya untuk dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Anak kedua Bu Suci divonis sakit Ayan, dan oleh karenanya, perhatian Bu Suci pun tersita untuk pengobatan buah hatinya tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sayang yang secara bertahap diterima dan diajarkan melalui niatan baik kepada Waskito mulai membentuk dirinya menjadi pribadi berbeda yang mengenal sopan santun dan rasa kasih.
Hati yang Damai - NH. Dini
‘Ada pengenalan yang tidak akan bisa diartikan orang lain’, sebuah kutipan kalimat yang diucapkan seorang tokoh dalam buku membuka perkenalan kisah. Diceritakan istri seorang penerbang, Dati, mengalami hubungan cinta segi empat tatkala suaminya, Wija, dikabarkan tewas dalam kecelakaan pesawat. Sidik, seseorang dari masa lalu Dati datang dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjalin hubungan kembali dengannya. Begitupun Nardi, seorang dokter yang juga memiliki bagian dari masa lalu Dati. Kendati Sidik dikenal kerap bergonta-ganti pasangan, Dati tidak mepedulikannya. Masa lalu Dati disebut pernah mendapat kekerasan, sehingga mencari kasih sayang dari teman-teman lelaki adalah jalan baginya untuk bahagia. Dati pun mempertanyakan cintanya pada suaminya, yang biarpun jarang berada di rumah, sangat menyayanginya. Konflik meruncing saat Wija yang rupanya selamat dari kecelakaan pesawat, pulang dan mendapati istrinya tengah menjalin hubungan dengan lelaki lain. Mungkin kita memang gemar mencari apa yang tidak dimiliki untuk merasa senang, hingga melupakan bahwa rasa cukup lah yang sebenarnya justru membawa kita pada rasa tenang dan bahagia. Di tengah kekeruhan yang merebak, keluasan hati Wija menjadi penutup manis kisah yang membawa damai dalam diri Dati.